A.P.T. Pranoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Baris 57:
Selain golongan pejuang, Pranoto juga tidak disukai oleh pihak militer, terutama [[Komando Daerah Militer VI/Mulawarman|Pangdam IX/Mulawarman]], Brigjen [[Soehario Padmodiwirio]] yang antifeodal dan dekat dengan golongan kiri. Menguatnya kekuatan politik PNI di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan keinginan Soehario agar Pranoto digantikan, berhasil membujuk [[Soekarno|Sukarno]] untuk menunjuk [[Abdoel Moeis Hassan|Abdul Muis Hassan]] sebagai pengganti Pranoto pada tahun 1961.{{sfn|Magenda|2010|p=81}}
 
Pada bulan Agustus 1964, Soehario mengirimkan pasukannya ke Tenggarong untuk menangkap beberapa tokoh, seperti mantan sultan Kutai, [[Aji Muhammad Parikesit]], Bupati Kutai [[Aji Raden Padmo]], Mansjursjah yang saat itu menjabat sebagai ketua [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara|DPRD Kutai]] dan anggota PNI, dan Pranoto sendiri. Mereka ditangkap atas tuduhan ingin kembali mendirikan daerah [[swapraja]]. Khusus untuk Pranoto, terdapat tuduhan lain yang dialamatkan padanya, yakni melakukan tindak korupsi terhadap [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah|APBD]] sebesar Rp 13 juta. Meskipun tuduhan kedua terbukti benar, namun yang sebenarnya dilakukan Pranoto adalah membagi-bagikan uang tersebut kepada kawan-kawan dan sekutunya yang benar-benar memerlukan uang. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya sejak masih menjadi pejabat kesultanan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pranoto tidak pernah memperkaya diri melalui uang tersebut.{{sfn|Magenda|2010|p=93-94}}
 
Akibatnya, Pranoto ditahan di markas [[Komando Daerah Militer VI/Mulawarman|Kodam Mulawarman]] di [[Kota Balikpapan|Balikpapan]], sebelum dipindahkan ke RTM (Rumah Tahanan Militer) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pranoto akhirnya meninggal pada tanggal 19 Juni 1976 sebagai tahanan akibat kondisi penjara yang buruk.{{sfn|Magenda|2010|p=93-94}} Adapun sumber lain menyebutkan bahwa Pranoto meninggal di kediaman anaknya di Samarinda.<ref name=":0" />