The Coral Island: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mdnghtrn (bicara | kontrib)
Membuat artikel diterjemahkan dari The Coral Island dari Wikipedia bahasa Inggris
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
Mdnghtrn (bicara | kontrib)
tipo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 68:
Para kritikus modern mendapati nuansa yang lebih gelap dalam novel ini. Dalam sebuah esai yang terbit dalam ''[[College English]]'' pada tahun 2001, Martine Dutheil menyatakan bahwa ''The Coral Island'' dapat dianggap sebagai epitome perputaran dari "kepercayaan diri dan optimisme pendukung [[Imperium Britania|imperialisme Britania]] pada awal masa Victoria" menuju "kesadaran diri dan kegelisahan akan dominasi kolonial.{{Sfn|Dutheil|2001|p=106}} Ia menempatkan kegelisahan ini dalam apa yang ia sebut sebagai "retorika kelimpahan" yang tampil dalam deskripsi kanibalisme,{{Sfn|Dutheil|2001|p=111}} dan terutama dalam penuturan keganasan orang-orang Fiji yang disampaikan oleh Bloody Bill (paling menonjol ialah deskripsi pengorbanan bayi kepada dewa-dewa belut){{Sfn|Dutheil|2001|pp=116–117}} dan sang misionaris, seorang perwakilan [[London Missionary Society|Perhimpunan Misionaris London]], salah satu "tokoh fiksi kolonial yang simbolis".{{Sfn|Dutheil|2001|p=118–119}} Kritikus lain juga telah mengaitkan fiksi remaja laki-laki populer dengan imperialisme; ''Empire Boys''{{Nbsp}}(1991) karya [[Joseph Bristow]] mengeklaim menemukan {{"'}}kelaki-lakian imperialis', yang membentuk watak Britania ke arah imperium dan maskulinitas".{{Sfn|August|1993}} Penggambaran kebudayaan Pasifik dan dampak kolonisasi dianalisis dalam kajian-kajian layaknya ''The Savage in Literature: Representations of 'Primitive' Society in English Fiction''{{Nbsp}}(1975) karya [[Brian Street]]{{Sfn|Korg|1976}} dan ''Representing the South Pacific: Colonial Discourse from Cook to Gauguin''{{Nbsp}}(1998) karya Rod Edmond.{{Sfnm|1a1=Hanlon|1y=1999|2a1=Kitalong|2y=1999–2000}} Dominasi yang dipaksakan oleh "pemetaan geografis sebuah wilayah dan pengaturan para penduduk asli" merupakan tema yang penting dalam novel ini baik secara khusus maupun umum, dalam topografi pulau sebagaimana dipetakan oleh para bocah dan Pasifik Selatan yang "akhirnya tunduk serta memeluk kekristenan", sebuah topik yang berlanjut dalam ''Treasure Island'' karya Stevenson.{{Sfn|Mathison|2016|pp=178–179}}
 
Penjelajahan hubungan antara alam dan [[Evangelikalisme|kekristenan evangelikal]] adalah satu lagi tema tipikal dari zaman Victoria. Koral menghubunganmenghubungkan kedua gagasan. Kritikus sastra Katharine Anderson menjelaskan bahwa perhiasan koral, terkenal pada masanya, memiliki "signifikansi saleh".{{Sfn|Anderson|2008|p=51}}{{Efn|Cinta periode Victoria akan perhiasan koral mencapai puncaknya mulai tahun 1840{{Nbh}}an hingga 1850{{Nbh}}an, mungkin terpicu oleh ornamen koral yang dipersembahkan oleh pengantin pria kepada mempelai kerajaannya, sang [[Putri Maria Carolina dari Bourbon-Dua Sisilia (1822–1869)|Adipatni d'Aumale]], pada pernikahan mereka di [[Napoli]]{{Sfnm|Anderson|2008|1p=47|Flower|2002|2p=18}} pada tahun 1844.{{Sfn|''The Times''|1844}}}} "Taman ajaib" koral yang ketiga bocah temukan di dasar laguna pulau mereka menyiratkan "pertemuan misionaris dengan masyarakat Pulau Pasifik".{{Sfn|Anderson|2008|pp=50–51}} Dalam masyarakat masa Victoria, koral telah diberikan "pembingkaian evangelikal", dan "serangga koral" yang bertanggung jawab membangun terumbu karang{{Efn|"Serangga koral" merupakan istilah yang lazim digunakan pada masa Ballantyne untuk menyebut [[polip (cnidaria)|polip]] koral yang sisa-sisanya akan membentuk koral; mereka tidak secara harfiah dianggap sebagai serangga.{{Sfn|Elleray|2011|pp=224–225}}}} mencerminkan "kapasitas produktif dari sang pembaca anak sebagai penggalang dana untuk kausa misionaris";{{Sfn|Elleray|2011|p=224}} kritikus sastra Michelle Elleray mendiskusikan berbagai buku anak dari awal hingga pertengahan abad ke{{Nbh}}19, termasuk ''The Coral Island'', yang di dalamnya koral memainkan peran edukasional serupa.{{Sfn|Elleray|2011|p=223}}
 
Pelataran novel ini menyediakan latar belakang untuk meditasi dengan gaya [[Jean-Jacques Rousseau]], yang menganjurkan pelataran edukasional dengan pelajaran disediakan melalui interaksi langsung dengan dunia alam alih-alih oleh buku dan guru koersif.{{Sfn|Ornstein dkk.|2012|pp=102–105}} Minnie Singh menunjuk bahwa Rousseau, dalam ''[[Émile, ou De l'éducation]]''{{Nbsp}}(1762), mengedepankan pembacaan dan bahkan peniruan ''Robinson Crusoe'';{{Sfn|Singh|1997|p=207}} kritikus sastra Fiona McCulloch berargumen bahwa pengetahuan yang para karakter peroleh tanpa perantara di pulau koral mereka mirip dengan "bahasa langsung bagi anak" yang Rousseau anjurkan dalam ''Émile''.{{Sfn|McCulloch|2000|p=138}}
Baris 80:
Novel tahun 1882 ''[[Pulau Harta Karun|Treasure Island]]'' karya [[Robert Louis Stevenson]], seorang "penggemar setia" Ballantyne,{{Sfn|Burns|2009}} sebagian terinspirasi oleh ''The Coral Island'',{{Sfn|Brantlinger|2009|p=33}} begitu pula dengan karakter [[Peter and Wendy|Peter Pan]] ciptaan [[J. M. Barrie]]; baik Stevenson maupun Barrie merupakan "pembaca antusias" ''The Coral Island'' ketika kecil.{{Sfn|O'Sullivan|2010|p=37}} Novelis [[G. A. Henty]] juga terpengaruh oleh metode didaktisisme Ballantyne yang ramah audiens.{{Sfn|Singh|1997|p=207}}
 
''[[Lord of the Flies]]'', novel tahun 1954 karya [[William Golding]], ditulis sebagai titik bandingan (atau bahkan parodi{{Sfn|McNamara|1965|p=167}}) ''The Coral Island'',{{Sfn|Kundu|2006|p=219}} dan Golding secara tersurat mengilatkan novel ini. Sebagai contoh, pada akhir ''Lord of the Flies'', salah seorang petugas kelautan yang menyelamatkan para bocah menyebutkan buku Ballantyne, mengomentari pemburuan salah satu anggota mereka, Ralph, sebagai "pertunjukan yang menyenangkan. Seperti Pulau Koral".{{Sfn|Reiff|2010|p=93}} Jack juga muncul dalam ''Lord of the Flies'' sebagai Jack Merridew, mewakili sifat tak masuk akal dari para bocah. Memang, tiga karakter utama Golding{{Snd}} Ralph, Piggy, dan Jack{{Snd}} adalah karikatur terhadap para pahlawan Ballantyne.{{Sfnm|Reiff|2010|1pp=79, 92–93|Singh|1997|2p=207}} Walau menikmati ''The Coral Island'' berulang kali sewaktu kecil, Golding menentang pandangan yang didukung di dalamnya,{{Sfn|Kundu|2006|p=219}} dan kontras, ''Lord of the Flies'' menggambarkan para bocah Inggris sebagai para kanibal itu sendiri, yang lebih banyak melupakan daripada belajar, bertolak belakang dengan bocah-bocah Ballantyne.{{Sfn|Kermode|1962|pp=202–203}} Golding menggambarkan hubungan antara kedua buku dengan mengatakan bahwa ''The Coral Island'' telah "membusuk menjadi kompos" dalam pikriannyapikirannya, dan dalam kompos "mitos yang baru menyingkirkan akar-akar".{{Sfn|Kundu|2006|p=219}} Sifat ideal pulau koral Ballantyne juga tidak tampil dalam pulau harta karun Stevenson, yang tidak cocok untuk ditinggali, "tetapi ada hanya sebagai situs untuk menggali harta karun, suatu pandangan yang konsisten dengan misi imperial masa Victoria akhir" menurut Lisa Honaker.{{Sfn|Honaker|2004|p=40}}
 
''The Coral Island'' dialihwahanakan menjadi [[The Coral Island (seri televisi)|seri televisi anak-anak]] dalam sebuah kerja sama antara [[Thames Television]] dan [[Australian Broadcasting Corporation]] pada tahun 1980, pertama kali ditayangkan di televisi Australia dan Britania pada tahun 1983.{{Sfn|BFIa}} Novel ini kembali diadaptasi menjadi drama televisi anak-anak dalam empat bagian oleh [[Zenith Productions]], yang ditayangkan oleh [[ITV]] pada tahun 2000.{{Sfn|BFIb}}