Asnawi Mangku Alam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→cleanup: - non-notable subject(s) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 34:
[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Haji (gelar)|H.]] '''Asnawi Mangku Alam'''<ref>https://tokoh.id/ensiklopedi/a/asnawi-alam/index.shtml{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> ({{lahirmati|Ulak Baru, [[Cempaka, Ogan Komering Ulu Timur]], [[Sumatera Selatan]]|27|4|1921|[[Jakarta]]|27|10|2001}}) adalah [[Gubernur Sumatera Selatan]] untuk periode 1968–1978. Periodenya dimulai pada saat transisi kepemimpinan menuju [[Orde Baru]]. Selama dua periode, Asnawi dianggap melakukan banyak perbaikan terutama di sektor infrastruktur dan pertanian.<ref>{{Cite web|title=Asnawi Mangku Alam|url=https://kabarserasan.com/2016/01/01/asnawi-mangku-alam/|language=id|access-date=2023-08-09}}</ref>
==
=== Pendidikan ===
Asnawi mengenyam pendidikan dasar di [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]] [[Baturaja]]. Selama bersekolah di HIS, ia juga bekerja membantu pekerjaan ayahnya sebagai pedangang serta menjadi pemungut bola tenis dengan gaji tiga gulden tiap bulannya. Kemudian ia menyelesaikan pendidikan [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] di [[Palembang]] tahun 1938.
Sebagai catatan, Asnawi adalah salah satu dari sedikit orang pribumi dari keluarga miskin yang bisa menyelesaikan sekolahnya hingga tahap MULO.<ref name="Pop">{{Cite web|title=Pemikiran dan Pengabdian Asnawi Mangku Alam|url=http://eprints.radenfatah.ac.id/3218/1/VIXKRI%20MUBAROQ%20%2814420083%29.pdf|language=id|access-date=2023-08-10}}</ref> Setelah itu, ia melanjutkan sekolahnya di Sekolah Dagang ''Bandungsche Handelschool'' atau BHS. Ijazahnya sempat tertahan karena ia belum melunasi pembayaran sekolahnya sehingga ia harus mencari pekerjaan untuk membayar biaya tersebut.<ref name="Pop"/>
Baris 40 ⟶ 42:
Pada kurun waktu 1941 hingga 1943, Asnawi muda kemudian menjadi guru di beberapa sekolah. Ia menjadi guru di Sekolah Islam ''Netherlandsche Islamitische School'' atau NIS (setara HIS) di [[Pendopo, Empat Lawang|Pendopo]], [[Empat Lawang]] serta mengajar di ''Particuliere Schakelschool'' sebuah sekolah swasta di Air Itam, daerah [[Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir|PALI]]. Selanjutnya ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Hewan di kota [[Bogor]] namun tidak selesai karena terlibat keributan dengan atasannya seorang Jepang yang bernama Iwamoto.<ref name="Pop"/>
=== Karier Militer ===
Saat penjajahan Jepang, Asnawi kemudian terjun ke dunia militer. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan ''Gunsei Gakko'', suatu sekolah militer bidang pegawai dan pertanian selama empat bulan di kota [[Batusangkar]]. Pada tahun 1945, ia masuk dalam susunan Tentara Republik Indonesia (TRI) dan menjabat sebagai Kepala Staf Batalyon TPKA Resimen XVII dengan pangkat [[letnan]]. Asnawi ikut terlibat dalam ''Perang Lima Hari Lima Malam'' pada tahun 1947 di kota Palembang saat pasukan Republik menghadapi [[NICA]]. Selanjutnya, ia terlibat dalam banyak perang gerilya bersama pasukannya melawan Belanda di daerah [[Kayu Agung, Ogan Komering Ilir|Kayu Agung]].
Setelah Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaannya, karier militer Asnawi meningkat dengan cepat. Awalnya, ia menjadi Kepala Dinas Angkutan Angkatan Darat (DAAD) dengan pangkat kapten, kemudian menjadi Wakil Direktur Angkutan Darat saat ia berpangkat kolonel sebelum namanya didaftarkan dalam pencalonan Gubernur Sumatera Selatan dari pihak militer.
=== Gubernur ===
Nama Asnawi dicalonkan ke DPRD Provinsi Sumsel bersama dengan [[AKBP]] Abdullah Kadir ([[Daftar Wali Kota Palembang|Wali Kota Palembang]]), [[Mayor]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Nurdin Pandji dan Mr. Makmun Sulaiman. Dalam pemilihan yang berlangsung di Gedung DPRD Tk. 1 pada bulan April 1967, Asnawi berada di posisi kedua di belakang Abdullah Kadir. Namun oleh Pemerintah Pusat, Asnawi tetap dipilih sebagai Gubernur Sumsel dikarenakan berbagai pertimbangan. Salah satunya karena figur militer sangat dibutuhkan dalam memulihkan keadaan dan ketertiban akibat peristiwa [[Gerakan 30 September]] dua tahun sebelumnya serta peralihan kekuasaan dari orde lama menuju orde baru. Pada tanggal 10 Januari 1968, Asnawi akhirnya diresmikan menjadi Gubernur Sumatera Selatan oleh [[Mendagri]] [[Basuki Rachmat]].
Baris 52 ⟶ 54:
Dalam bidang politik, Asnawi melakukan konsolidasi antar jajaran demi menciptakan stabilitas di Sumatera Selatan. Namun demonstrasi yang dilakukan kelompok mahasiswa masih tetap terjadi. Saat itu, Gubernur bekerja sama dengan Pangdam Sriwijaya, [[Brigjen]] [[Ishak Djuarsa]], Kapolda Sumsel Brigjen Sukarmin dan Jaksa Tinggi Harahap. Pemekaran wilayah juga disahkan di periode kepemimpinan Asnawi. [[Provinsi Bengkulu]] diresmikan pada tanggal 18 November 1968 lewat Peraturan Pemerintah no. 20 tahun 1968.
=== Pasca Gubernur ===
Setelah menyelesaikan tugasnya menjadi Gubernur Sumsel, Asnawi lantas menjadi pejabat rektor [[UIN Raden Fatah|IAIN Raden Patah]] Palembang selama beberapa tahun. Kemudian, pada tahun 1981 beliau diangkat menjadi [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Myanmar|Dubes RI untuk Birma dan Nepal]] dan menjabat selama empat tahun.
Baris 104 ⟶ 106:
{{s-off}}
{{Succession box|title=[[Gubernur Sumatera Selatan]]|before=[[Ali Amin]]|after=[[Sainan Sagiman]]|years=1967–1978}}
{{End}}{{Gubernur Sumatera Selatan}}{{DEFAULTSORT:Alam, Asnawi Mangku}}▼
▲{{DEFAULTSORT:Alam, Asnawi Mangku}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
Baris 120:
[[Kategori:Gubernur Sumatera Selatan]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]
|