Al-Kindi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 14:
Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang [[bilangan]], [[harmoni]], [[geometri]] dan [[astronomi]].<ref>{{Cite book|first=Mahasiswa Tadris Matematika Angkatan 2018 IAIN Pekalongan|date=Januari 2021|url=https://books.google.co.id/books?id=5pcXEAAAQBAJ&pg=PA78&lpg=PA78&dq=seseorang+untuk+mencapai+keahlian+dalam+filsafat+tanpa+terlebih+dulu+menguasai+matematika&source=bl&ots=gs4dDcdfOn&sig=ACfU3U13z7lcflr0P31q2or3jUkgSt6K1w&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwixq6ualZX4AhVVkNgFHWRjDGwQ6AF6BAg7EAM#v=onepage&q=seseorang%20untuk%20mencapai%20keahlian%20dalam%20filsafat%20tanpa%20terlebih%20dulu%20menguasai%20matematika&f=false|title=Matematika Islam Relasi Harmonis|location=Pekalongan|publisher=NEM|isbn=978-623-6906-36-1|pages=78|url-status=live}}</ref>
 
Yang paling utamaterutama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau [[aritmetika]] karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Al-Kindi membagi daya [[jiwa]] menjadi tiga: daya bernafsu (''appetitive''), daya pemarah (''irascible''), dan daya berpikir (''cognitive'' atau ''rational''). Sebagaimana [[Plato]], ia membandingkan ketiga kekuatan jiwa ini dengan mengibaratkan daya berpikir sebagai sais kereta dan dua kekuatan lainnya (pemarah dan nafsu) sebagai dua ekor kuda yang menarik kereta tersebut. Jika [[akal budi]] dapat berkembang dengan baik, maka dua daya jiwa lainnya dapat dikendalikan dengan baik pula. Orang yang hidupnya dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu birahi dan amarah diibaratkan al-Kindi seperti anjing dan babi, sedang bagi mereka yang menjadikan akal budi sebagai tuannya, mereka diibaratkan sebagai raja.<ref name=":0" />