Pakubuwana XII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Amangkubumi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 68:
Pada awal pemerintahannya, Pakubuwana XII dinilai gagal mengambil peran penting dan memanfaatkan situasi politik [[Republik Indonesia]], sehingga pamornya di mata rakyat kalah dibanding [[Hamengkubuwana IX]] di [[Yogyakarta]].
 
Sebenarnya Pakubuwana XII sudah berusaha untuk mengembalikan status [[Daerah Istimewa Surakarta]]. Pada [[15]] [[Januari]] [[1952]] Pakubuwana XII pernah memberi penjelasan tentang Wilayah [[Swapraja Surakarta]] secara panjang lebar pada Dewan Menteri di [[Jakarta]], dalam kesempatan ini ia menjelaskan bahwa Pemerintah Swapraja tidak mampu mengatasi gejolak dan rongrongan yang disertai ancaman bersenjata, sementara Pemerintah [[Swapraja]] sendiri tidak mempunyai alat kekuasaan. Namun usaha itu tersendat-sendat karena tak kunjung menemui titik temu. Pada tahun [[1954]], akhirnya Pakubuwana XII sendiri memutuskan untuk meninggalkan keraton guna menempuh pendidikan di [[Jakarta]]. Ia menunjuk KGPH. Kusumayudha, pamannya, sebagai wakil sementara di keraton.<ref name=royalark.net/>
 
Pada masa pemerintahannya, terjadi dua kali musibah yang melanda [[Keraton Surakarta]]. Pada tanggal [[19 November]] [[1954]], bangunan tertinggi di kompleks keraton, yaitu Panggung [[Sangga Buwana]], mengalami kebakaran yang menghancurkan sebagian besar bangunan termasuk atap dan hiasan di puncak bangunan. Selanjutnya pada tanggal [[31 Januari]] [[1985]], di malam Jumat Wage, kompleks inti keraton terbakar pada pukul 21.00 WIB. Kebakaran terjadi di bangunan Sasana Parasdya, Sasana Sewaka, Sasana Handrawina, Dalem Ageng Prabasuyasa, Dayinta, dan Paningrat. Seluruh bangunan termasuk segala isi dan perabotannya tersebut musnah dilalap api.<ref name=karatonsurakarta.com>{{Cite web |url=https://karatonsurakarta.com/?page_id=16 |title=Paku Buwono - Keraton Surakarta. |access-date=2020-04-13 |archive-date=2020-07-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200715031411/https://karatonsurakarta.com/?page_id=16 |dead-url=yes }}</ref>
 
Akhirnya, pada tanggal [[5 Februari]] [[1985]], Pakubuwana XII melapor kepada [[Soeharto|Presiden Soeharto]] atas musibah yang melanda [[Keraton Surakarta]]. [[Soeharto|Presiden Soeharto]] pun menindaklanjuti dengan membentuk Panitia 13 guna mengemban tugas untuk melaksanakan rehabilitasi keraton. [[K.R.T. Hardjonagoro|KRT. Harjanagara]], budayawan nasional sekaligus sahabat Pakubuwana XII, termasuk dalam jajaran Panitia 13 ini. [[Keraton Surakarta]] berhasil pulih setelah mendapat dana 4 miliar rupiah dari pemerintah pusat, dan pembangunan kembali kompleks inti keraton dapat diselesaikan dan diresmikan pada tahun [[1987]].
 
Pada [[26 September]] [[1995]], lima puluh tahun setelah kemerdekaan [[Indonesia]], berdasarkan SK No. 70/SKEP/IX/1995, Pakubuwana XII mendapat pemberian Penghargaan dan Medali Perjuangan Angkatan '45 dari pemerintah pusat. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada Pakubuwana XII yang pada masa awal kemerdekaan merupakan raja pertama di [[Indonesia]] yang menyatakan setia dan berdiri di belakang pemerintah republik. Pakubuwana XII juga secara sukarela menyumbangkan sebagian kekayaan pribadinya maupun kekayaan [[Keraton Surakarta]] kepada pemerintah pusat saat itu.
[[File:Medali Perjuangan Pakubuwana XII (3).jpg|thumb|Pakubuwana XII mendapat Medali Perjuangan Angkatan 45 oleh ketua Dewan Harian Angkatan 45 Jenderal TNI (Purn) Soerono pada 28 Oktober 1995]]
 
Meskipun pada awal pemerintahannya Pakubuwana XII dapat dikatakan kurang berhasil secara politik, tetapi Pakubuwana XII tetap menjadi sosok figur pelindung kebudayaan [[Jawa]]. Pada zaman [[reformasi]], para tokoh nasional, seperti [[Abdurrahman Wahid|Presiden Abdurrahman Wahid]], tetap menghormatinya sebagai salah satu sesepuh tanah [[Jawa]].<ref name=santrigusdur.com>[http://santrigusdur.com/2015/12/keraton-dan-perjalanan-budayanya/ Abdurrahman Wahid: Keraton dan Perjalanan Budayanya.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200714044651/http://santrigusdur.com/2015/12/keraton-dan-perjalanan-budayanya/ |date=2020-07-14 }} dari situs Santri Gus Dur - Komunitas Pemikiran Gusdur</ref>