Lakilaponto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Andang Parsan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 49:
Ia menjadi Raja Buton karena mendengar kerajaan Buton sedang diserang oleh [[La Bolontio]] (Kapitan dari [[Banggai]], sebuah kabupaten kepulauan di [[Sulawesi Tengah]] sekarang).
 
Kedatangan Lakilaponto ke Buton karena mendapat informasi bahwa di Kerajaan Buton sedang diganggu oleh gerombolan perompak bernama La Bolontio dan Raja Buton saat itu La Mulae tidak mampu menaklukkannya. La Kilaponto mellihat ini merupakakn peluang untuk menguasai Buton tanpa perang dengan tetangganya itu. Ia cukup mengalahkan La Bolontio. Ia pun datang ke Buton setelah terlebih dahulu menyerhkan pimpinan kerajaan Muna ke adiknya, La Posasu.
Seorang warga negara Kerajaan Buton, maka wajib bahinya untuk mengabdi pada negerinya. Dari sumber sejarah [[Kabupaten Kepulauan Selayar|Selayar]] diketahui bahwa saat kedatangan La Bholontio, Lakilaponto sedang dalam masa pembuangan di wilayah Selayar akibat masalah internal keluarga. kedatangan Lakilaponto ke Buton atas permintaan Raja Mulae ([[Raja Buton V]]); dan selain La Kilaponto, turut pula membantu Opu Manjawari (Raja Selayar). Cerita rakyat menyebutkan bahwa [[La Bolontio]] hanya memiliki satu mata. Dalam sebuah pertarungan terbuka, La Kilaponto sempat terdesak dan jatuh ke tanah berpasir (diduga pertarungan itu dilakukan di pantai). Dalam situasi itu Lakilaponto kemudian menendang pasir langsung mengenai mata La Bolontio dan situasi kemudian berbalik, La Kilaponto akhirnya menguasai pertarungan dan berhasil membunuh La Bolontio. Karena keberhasilannya itu, Lakilaponto kemudian dinobatkan sebagai Raja [[Buton]] VI.
 
Seorang warga negara Kerajaan Buton, maka wajib bahinya untuk mengabdi pada negerinya. Dari sumber sejarah [[Kabupaten Kepulauan Selayar|Selayar]] diketahui bahwa saat kedatangan La Bholontio, Lakilaponto sedang dalam masa pembuangan di wilayah Selayar akibat masalah internal keluarga. kedatangan Lakilaponto ke Buton atas permintaan Raja Mulae ([[Raja Buton V]]); dan selain La Kilaponto, turut pula membantu Opu Manjawari (Raja Selayar). Cerita rakyat menyebutkan bahwa [[La Bolontio]] hanya memiliki satu mata. Dalam sebuah pertarungan terbuka, La Kilaponto sempat terdesak dan jatuh ke tanah berpasir (diduga pertarungan itu dilakukan di pantai). Dalam situasi itu Lakilaponto kemudian menendang pasir langsung mengenai mata La Bolontio dan situasi kemudian berbalik, La Kilaponto akhirnya menguasai pertarungan dan berhasil membunuh La Bolontio. Karena keberhasilannya itu, Lakilaponto kemudian dinobatkan sebagai Raja [[Buton]] VI.
Setelah menjadi Raja Buton, dengan pertimbangan para petinggi kerajaan Buton,dengan mempertimbangkan konsep pertahanan negara mirip perahu bercadik (sayap), maka dipertimbangkan untuk membuka wilayah militer dan perwakilan pemerintahan, maka dia memutuskan untuk mengakhiri masa pemerintahan Kino di Bombonawulu, dan membuka wilayah baru di wilayah lain Pulau Pancana, yaitu di wilayah Wuna (Moena), dan mengabadikan nama wilayah tersebut menjadi nama kerajaan baru, yakni Kerajaan Muna, dan menunjuk adiknya La Posasu menjadi pimpinan di wilayah tersebut sebagai Lakina (Raja Wilayah Federasi Kesultanan Buton)
 
Dengan matinya La Bolontio di tangannya, maka ia dengan mudah mendelegitimasi kepemimpinan Raja Buton La Mulae dan merebut kekuasaan darinya. Maka jadilah La Kilaponto sebagai Raja Buton ke - VI menggantikan La Mulae.
Di kemudian hari La Kilaponto kemudian menobatkan dirinya sebagai Sultan [[Buton]] I dengan gelar Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatl Khamis atau lebih dikenal dengan Sultan [[Murhum]] dan mengubah bentuk pemerintahan Buton menjadi Kesultanan setelah ia memeluk agama [[Islam]]. Sejak itu Islam berkembang pesat di [[Buton]].
 
Di kemudianbawah harikekuasaannya LaWilayah KilapontoPulau Buton berkembang pesat sehingga ia kemudian menobatkanberinisiatif mendirikan Kesultanan Buton dan ia dirinyadinobatkan sebagai Sultan [[Buton]] I dengan gelar Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatl Khamis atau lebih dikenal dengan Sultan [[Murhum]] dan mengubah bentuk pemerintahan Buton menjadi Kesultanan setelah ia memeluk agama [[Islam]]. Sejak itu Islam berkembang pesat di [[Buton]].
 
== Silsilah Lakilaponto ==