Ardini Pangastuti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adel puput (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Adel puput (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7:
 
=== Karier Kepengarangan ===
Karier kepengarangannya tumbuh sejak SMP.Ketika itu, ia memulai dengan menulis puisi. Waktu SMEA (1978-1979) menulis cerpen untuk media di Jakarta, di koran " Shimponi" dan Swadesi. Dua koran itu menyediakan dua rublik khusus untuk remaja. Ardini sering menulis di koran tersebut.. Namun,ia mengakui bahwa dirinya baru menekuni dunia karang-mengarang secara intens sejak tahun 1986. Pada waktu ituawalnya, ia secara iseng mengirimkan cerkaknya ke Jaya Baya, dan ternyata cerkaknya yang berjudul "Diary Biru" tersebut dimuat. Sehingga, ia terus mencoba dan mencoba lagi menulis.. Kegiatan mengarangnya semakin berkembang sekitar tahun 1992-1994 ketika ia menjadi redaktur majalah ''Jawa Anyar'' di Solo. Sejak tahun 1995, ia menjadi penulis lepas sampai sekarang. Karya-karyanya cukup beragam, yaitu berupa cerpen anak-anak, cerpen remaja, [[geguritan]], dan cerita bersambung (novel). Cerbung pertamanya berjudul ''"Isih Ana Dina Esuk"'' yang dimuat dalam ''Djaka Lodang (1988).'' Terkadang ia menggunakan nama samaran Eva rahmawati untuk karya-karyanya. Suatu ketika, sanggar triwida di Tulungagung mengadakan sarasehan dengan mengundang seluruh pengarang se-Jawa dalam rangka ulang tahunnya. Ardini hadir pada sarasehan tersebut sehingga ia dapat bertemu dengan banyak pengarang sastra Jawa, seperti [[Suparto Brata]] dan lainnya. Stelah sarasehan, Tiwiek S.A dan Tamsir A.S mengajaknya bergabung menjadi anggota sanggar. Ardini mengiyakan ajakan tersebut. Setelah menjadi anggota sanggar, ia lebih bersemangat dalam menulis.
 
Pada tahun 1989, ia pindah ke Yogyakarta dan bergabung dengan Suparto Brata, Tamsir A.S, dan [[J.F.X. Hoery|J.F.X Hoery]] untuk menerbitkan majalah ''Praba'' dengan format baru. Disini ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan belajar banyak hal, mulai dari belajar menulis berita, mengedit, menulis artikel, sampai tajuk. Dan bersamaan dengan itu, majalah Djaka Lodang yang berkantor pusat di Yogyakarta menawarinya untuk ikut bergabung. Namun, ia lebih memilih untuk mengikuti suaminya yang pindah kerja di Semarang. Ketika di Semarang, ia merasa asing karena tidak ada komunitas penulis sastra Jawa sehingga ia harus mondar-mandir Semarang-Jogja untuk bergabung dengan sanggar sastra Jawa di Jogja.
 
Tahun 2005, Ardini bersama kawan-kawan yang tergabung dalam komunitas ''Djawa Gandrung'' antara lain Sulebar M. Soekarman, Bondan Nusantara, Suryanto Sastroatmojo, Purwatmadi Admadipurwa, dll mendirikan majalah ''Djawa Nilakandhi '' dan Ardini ditunjuk sebagai pemimpin redaksi.. sayang, majalah itu hanya bisa bertahan dua tahun.
 
Pada tahun 2009-2013 Ardini bergabung dengan majalah Djaka Lodang sebagai redaksi di sana. Tahun 2018 masuk dalam tim redaksi Majalah Sempulur,sebuah majalah budaya yang diterbitkan oleh Kunda Kabudayan DIY. Tahun 2020 vakum dari keredaksian dan tahun 2021 masuk lagi sebagai tim redaksi sampai sekarang..
 
== Karya ==