Puri Ageng Pemayun Kesiman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah gambar |
penambahan konten |
||
Baris 3:
== Sejarah ==
[[File:Kori Agung (pintu masuk) Merajan Suci Puri Ageng Pemayun Kesiman.jpg|jmpl|300px|Kori Agung (pintu masuk) Merajan Suci Puri Ageng Pemayun Kesiman]]
Diceritakan bahwa raja [[Puri Agung Pemecutan]] ketiga yakni
Dikisahkan kemudian, pada masa pemerintahan Puri Alang Badung dan Puri Agung Pemecutan, sering terjadi gangguan keamanan di sisi timur kerajaan seperti di Sumerta dan sekitarnya. Maka diperintahkanlah Kyai Agung Ngurah Pemayun untuk memimpin pasukan pengamanan di wilayah timur dengan upaya yang pertama melakukan perdamaian dengan Dalem Benculuk Tegeh Kuri (penguasa wilayah Tonja dan Sumerta saat itu) yang sering melakukan kekacauan di kawasan itu. Untuk keperluan tersebut, beliau diberikan sebilah keris pusaka yang bernama I Cekle, keris pemberian dari Prabu Pucangan kepada Kyai Ketut Bendesa setelah berhasil memangkas pohon beringin (karenanya beliau juga bernama Kyai Notor Wandira).<ref name=":6">{{Cite book|last=Imade Purna, Renggo Astuti, A.A. Gde Alit Geria, Fajria N. Manan|date=1994|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7605/1/BABAD%20ARYA%20TABANAN%20DAN%20RATU%20TABANAN.pdf|title=Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya|url-status=live}}</ref> Kenyataannya perdamaian tidak bisa dilakukan, sehingga pertempuran tidak bisa dihindari. Pertempuran sengit ini terjadi sekitar tahun 1689 M. Dalam pertempuran itu, Dalem Benculuk Tegeh Kuri kalah. Maka seluruh keturunannya diturunkan derajatnya menjadi orang biasa dengan panggilan Guru atau Bapa. Di samping itu Dalem Benculuk dan keturunannya mengalih berpencar ke tempat lain.<ref name=":1" /><ref name=":0" />
Kyai Agung Pemayun kemudian ditugaskan untuk mengamankan wilayah [[Kesiman, Denpasar Timur, Denpasar|desa Kesiman]], karena desa Kesiman merupakan daerah yang baru masuk ke dalam kekuasaan [[kerajaan Badung]], dan pada saat itu banyak mendapat ancaman dari luar, salah satunya dari wilayah [[Batubulan, Sukawati, Gianyar|Batubulan]]. Beliau kemudian membangun sebuah Jero di sebelah selatan Pura Dalem Kesiman (sekarang daerah Kuwum), namun karena sering terjadi wabah penyakit, akhirnya Jero yang terletak di sebelah selatan Pura Dalem Kesiman ditinggalkan, dan dengan bantuan Pekak Poleng membangun Jero disebelah barat [[Pura Pengrebongan]], dengan pintu gerbang yang menghadap ke barat, yang bernama Puri Agung Pemayun Kesiman. <ref name=":0">{{Cite web|title=Puri Ageng Pemayun Kesiman - Sejarah Puri Ageng Pemayun Kesiman|url=https://sites.google.com/view/puriagengpemayunkesiman/sejarah/sejarah-puri-ageng-pemayun-kesiman|website=sites.google.com|language=id|access-date=2023-05-26}}</ref>▼
▲Selanjutnya Kyai Agung Ngurah Pemayun
== Referensi ==
|