Misinformasi pemotongan kelamin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
jjll
isi artikel
Baris 1:
'''[https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/01/21/101730382/perbedaan-misinformasi-dan-disinformasi-serupa-tapi-tak-sama?page=all#google_vignette ''Misinformasi''] Pemotongan Kelamin''' adalah informasi keliru seputar pemotongan kelamin tetapi orang yang menyebarkan percaya bahwa informasi itu benar. Praktik '''Pemotongan alat kelamin''' inimencakup lazimsemua disebutprosedur Perlukaanyang danmelibatkan Pemotonganpengangkatan Genitalia Perempuan (P2GP)sebagian atau seluruh '''''femalealat genitalkelamin mutilation'''''bagian disingkatluar, FGMatau (dalamperlukaan bahasalain [[Bahasapada Inggris|Inggris]]:alat ),kelamin jugakarena dikenalalasan sebagainon-medis.<ref>{{Cite '''mutilasiweb|date=5 kelaminFebruari perempuan''',2024|title=Female '''sunatgenital perempuan''',mutilation|url=https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/female-genital-mutilation|website=WHO|access-date=16 danMaret '''khitan perempuan.'''2024}}</ref>
 
Faktanya, pemotongan alat kelamin pada masa kanak-kanak biasanya tidak hanya dibagi menjadi dua, tetapi tiga kategori terpisah: Pemotongan Genitalia untuk perempuan; “sunat” untuk laki-laki; dan operasi “normalisasi alat kelamin” untuk anak-anak interseks – mereka yang lahir dengan alat kelamin yang ambigu atau karakteristik jenis kelamin campuran.<ref>{{Cite web|date=15 Mei 2017|title=How different are female, male and intersex genital cutting?|url=https://theconversation.com/how-different-are-female-male-and-intersex-genital-cutting-77569|website=The Conversation|access-date=16 Maret 2024}}</ref>
 
Praktik Pemotongan kelamin ini lazim disebut Perlukaan dan Pemotongan Genitalia Perempuan (P2GP) atau ''female genital mutilation'' disingkat FGM (dalam bahasa [[Bahasa Inggris|Inggris]]: ), juga dikenal sebagai mutilasi kelamin perempuan, sunat perempuan, dan khitan perempuan'''.'''
 
Menurut [[Organisasi Kesehatan Dunia|WHO]], pemotongan alat kelamin perempuan bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia. Ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari sisi kesehatan, dampak P2GP dapat menimbulkan komplikasi kesehatan reproduksi khususnya membahayakan rahim termasuk infertilitas, masalah urinary, seksual dan masalah psikologis.
 
P2GP tidak ada manfaatnya kecuali melukai klitoris dan merusak sejumlah syaraf septic yang ada di ujung klitoris, yang berisiko pada infeksi saluran kemih, dan perdarahan yang berbahaya bahkan hingga kematian ([[Organisasi Kesehatan Dunia|WHO]], 2010).
 
Pemotongan dapat mengakibatkan masalah fisik seperti infeksi, kemandulan dan nyeri saat berhubungan seks dan melahirkan, serta masalah psikologis seperti kecemasan, depresi dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).