Daftar Bupati Wonogiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Oddstreams (bicara | kontrib)
Amangkubumi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 23:
Setelah [[Mangkunegara I|Raden Mas Said]] meninggal dunia, kekuasaan trah [[Mangkunegara]]n diteruskan oleh putra-putra beliau. Ada beberapa perkembangan penting mengenai situasi dan kondisi daerah kekuasaan, serta sistem pemerintahan yang menyangkut nama penguasa wilayah [[Praja Mangkunegaran]] termasuk di wilayah [[Wonogiri]].
 
Wilayah Wonogiri merupakan daerah [[Kawedanan]] (''onderregent'') di bawah Praja Mangkunegaran, yang dipimpin oleh seseorang dengan jabatan sebagai WedonoWedana Gunung. Organisasi pemerintahan pada saat itu masih sangat sederhana, dengan titik berat bidang pemerintahan hanya dua urusan yaitu urusan dalam (''reh jero'') dan urusan luar (''reh njobo'').
 
=== WedonoWedana Gunung Wonogiri ===
Jabatan WedonoWedana Gunung Wonogiri pertama dijabat oleh Raden Ngabei Joyosudarso, sejak tahun 1847. Makam Wedono Gunung pertama ini terdapat di Dusun Ambarwangi, Desa [[Wonoharjo, Nguntoronadi, Wonogiri|Wonoharjo]], Kecamatan [[Nguntoronadi, Wonogiri|Nguntoronadi]].
 
Pada tahun 1875, atas permohonan R. Ng. Joyosudarso, Kawedanan Gunung Wonogiri dipecah menjadi dua yaitu Kawedanan Gunung Wonogiri dan Kawedanan Gunung Baturetno. Kawedanan Gunung Wonogiri meliputi wilayah Keduang, Honggobayan, dan Nglaroh, dengan jabatan Wedono Gunung yang dipegang oleh Raden Ngabei Djoyosaronto (putra tertua R. Ngabei Joyosudarso). Kawedanan Gunung Baturetno meliputi wilayah Wiroko, Sembuyan, dan Ngawen dengan jabatan Wedono Gunung yang dipegang oleh Raden Ngabei Djoyohandojo (Putra kedua R. Ng. Joyosudarso). Pada tahun 1892, terjadi penghapusan wilayah Kawedanan Gunung Baturetno dan digabungkan kembali dengan Kawedanan Gunung Wonogiri. Pejabat Wedono Gunung dipegang oleh Raden Mas Ngabei Tjitrodipuro hingga tahun 1900. Hingga pada tahun 1903, terjadi penghapusan jabatan Panekaring Wedono Gunung. RM. Ng. Tjitrodipuro sendiri kemudian diangkat sebagai Bupati Patih di Praja Mangkunegaran dan berganti nama Raden Mas Ngabei Brotodipuro. Jabatan yang ditinggalkannya diganti oleh Raden Mas Ngabei Haryokusumo (Eyang dari Ibu [[Siti Hartinah|Tien Soeharto]]) sampai tahun 1916. Kemudian jabatan Wedono Gunung Wonogiri dipegang oleh Raden Mas Tumenggung Warso Adiningrat.