The Mercy's: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 67:
=== 1971–1973: Hijrah ke Jakarta, perubahan formasi, instrumen musik, masuk rekaman dan meraih kesuksesan ===
Pada tahun 1972, The Mercy’s memutuskan hijrah ke [[Jakarta]]. Bermula dari datangnya dewa penolong dari ''tulang'' Herman Tobing (adik Ibu dari Erwin & Rinto Harahap). Ia menyurati mereka dan mengajak pindah ke Jakarta, berjanji akan mencarikan tempat wadah bermusiknya. Charles, Rizal, Erwin, dan Rinto memanfaatkan kesempatan tersebut pertama kali. Adjie bersama Reynold pun bergabung dengan formasi yang telah lebih dulu merintis manggung di Jakarta, karena harus menyelesaikan masalah administrasi di Medan. Pada mulanya di ibukota mereka masih tampil di beberapa kelab malam, membawakan lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri. Kemudian mereka mengisi serangkaian show secara berkala di empat tempat, seperti Tropicana, LCC, Paprica, dan Mini Discotique. Kesempatan baik ini dimanfaatkan betul oleh The mercy’s dengan memperkenalkan lagu ciptaan mereka seperti ‘''Untukmu'', ''Hidupku sunyi'', ''Love'' dll. Di tempat terakhir inilah, The Mercy's mampu menembus dominasi band asal kota-kota besar, seperti Jakarta dan [[Bandung]]. Mereka yang datang dari sebuah band lokal asal Medan menjadi band nasional sejajar dengan [[The Rollies]], [[Gipsy (grup muaik)|Gipsy]], dan The Pros. Setelah di Jakarta, pasang surut yang melanda blantika musik Indonesia juga dirasakan oleh The Mercy's hingga periode kesempatan memasuki dunia rekaman. Rizal Arsyad dan Adjie Bandy memutuskan untuk keluar dari The Mercy's, karena adanya ketidakcocokan dengan pihak management (bukan sesama personil). Keluarnya Rizal karena hendak meneruskan sekolahnya ke [[Jerman]] dan Adjie bergabung dengan Gipsy untuk menyimpan sebuah misteri. Tidak banyak orang tahu mengapa Rizal sekonyong-konyong menetapkan hati untuk dipecat dari band yang menikmati andilnya sejak pertama berdiri itu. Ternyata terjadi sebuah perselisihan internal, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan musik, antara Rizal dan personel The Mercy's lainnya. Riz marah besar karena menganggap kawan-kawannya di The Mercy's mencampuri urusan pribadinya. Suasana kalut, panas, jenuh, jemu. Meski sudah dibujuk, Rizal sudah tak dapat ditahan lagi untuk dipecat dari
Erwin, Rinto, Charles dan Reynold sudah hampir patah arang dan lempar handuk ke arena tarung industri musik Indonesia. Keluarnya Rizal dan Adjie merupakan cobaan yang amat berat sehingga keduanya hampir saja memutuskan untuk membubarkan Ungu dan membentuk berempat. Tapi lewat nalar yang jernih, mereka nekat untuk lanjut. Kepemimpinan The Mercy’s pada saat itu pun beralih kepada Erwin Harahap.
|