Ikhwanul Muslimin Suriah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rip sbull (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Rip sbull (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 38:
Pernah menjadi cabang terpenting kedua Ikhwanul Muslimin, Ikhwan Suriah mempunyai dua sayap – sayap Damaskus yang relatif moderat dan sayap militan Aleppo. Menjadi lebih revolusioner dan radikal pada tahun 1960an dan 1970an, mereka bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan [[Ba'ath]] yang menguasai Suriah. Di Mesir, kelompok-kelompok sempalan yang terinspirasi oleh [[Sayyid Qutb]] tumbuh lebih kejam dan militan dibandingkan kelompok Ikhwanul Muslimin arus utama. Di Suriah, seluruh organisasi terkena dampaknya, karena kepemimpinan yang terpecah secara internal gagal membendung radikalisasi terhadap kelompok-kelompok sempalan. Meskipun para pemimpin secara terbuka menyangkal unsur-unsur radikal, mereka tidak mampu membendung radikalisasi kelompok tersebut karena sebagian besar mereka berada di pengasingan akibat kebrutalan dan penindasan yang kejam terhadap pemerintah Suriah.<ref>{{cite book |last=Pargeter |first=Alison |title=The Muslim Brotherhood: From Opposition to Power |publisher=Saqi Books}}</ref>
 
Ikhwanul Muslimin Suriah didirikan pada pertengahan tahun 1940-an oleh [[Mustafa al-Siba'i]] dan Muhammad al-Mubarak al-Tayyib, yang merupakan teman dan kolega pendiri Ikhwanul Muslimin Mesir, Hassan al-Banna. Pada tahun-tahun pertama kemerdekaan Suriah, Ikhwanul Muslimin Suriah menjadi bagian dari oposisi yang sah, dan pada [[Pemilihan parlemen Suriah tahun 1961|pemilihan parlemen tahun 1961]], Ikhwanul Muslimin Suriah memenangkan sepuluh kursi. Setelah kudeta tahun 1963 yang membawa [[Partai Ba'ath]], yang [[Sekularisme|sekuler]] dan [[pan-Arab]] berkuasa, partai ini dilarang.<ref name="autogenerated241"/> Ikhwanul Muslimin memainkan peran utama dalam gerakan perlawanan yang sebagian besar berbasis [[Sunni]] yang menentang Partai Ba'ath, (sejak tahun 1971 dominasi kekuasaan oleh keluarga [[Alawi]] [[Keluarga Al-Assad|Assad]], menambahkan unsur keagamaan dalam konfliknya dengan Ikhwanul Muslimin). Situasi ini berkembang menjadi konflik bersenjata pada akhir tahun 1970an yang mencapai puncaknya pada [[Pembantaian Hama 1982|pemberontakan Hama]] tahun 1982, ketika ribuan orang dibunuh oleh militer.<ref name="lexicorient1"/>
 
Keanggotaan Ikhwanul Suriah menjadi [[Hukuman mati|pelanggaran berat]] di Suriah pada tahun 1980 (berdasarkan Undang-Undang Darurat 49)<ref name="Wright, 2008, p.248"/> dan Ikhwanul Muslimin di bubarkan, meskipun Ikhwanul Muslimin tetap mempertahankan jaringan dukungan di negara tersebut, yang kekuatannya tidak diketahui, dan memiliki kantor pusat eksternal di London dan [[Siprus]]. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah meninggalkan kekerasan dan mengadopsi cara-cara [[Reformisme|reformis]], menyerukan pembentukan sistem politik demokratis dan pluralistik. Selama bertahun-tahun pemimpin Ikhwanul Muslimin Suriah adalah [[Ali Sadreddine Al-Bayanouni]], yang hidup sebagai pengungsi politik di London.