Kaharuddin Datuk Rangkayo Basa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 59:
Selanjutnya setelah kemerdekaan Indonesia Kaharuddin menjabat Kepala Polisi Padang Luar Kota,<ref>https://books.google.co.id/books?id=r5_BFUym4K8C&q=Kaharuddin+Rangkayo+Basa&dq=Kaharuddin+Rangkayo+Basa&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiw4ZOwifb6AhXTV3wKHeIJDw04HhDoAXoECAsQAw#Kaharuddin%20Rangkayo%20Basa</ref> Kepala Polisi Keresidenan [[Riau]],<ref>https://books.google.co.id/books?id=Ab1wAAAAMAAJ&pg=PA11</ref> Kepala Polisi Kota Padang, dan Kepala Polisi Provinsi [[Sumatra Tengah]].
Pada bulan Desember 1956, sejumlah panglima militer daerah di [[Sumatera Tengah]] membentuk [[Dewan Banteng]], yang awalnya bertujuan untuk meningkatkan otonomi daerah. Pada titik ini, Kaharuddin telah menjadi kepala polisi provinsi tersebut, dan dia mendukung dewan tersebut.<ref>{{cite book |last1=Kahin |first1=Audrey |title=Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity, 1926-1998 |date=1999 |publisher=Amsterdam University Press |isbn=978-90-5356-395-3 |pages=188–190 |url=https://books.google.com/books?id=AlF14JYwA_wC |language=en}}</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=ICc-jde8A98C&pg=PA5</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=FphxAAAAMAAJ&pg=PA44</ref> Namun, ketika dewan mulai melakukan pemberontakan langsung terhadap pemerintah pusat Indonesia, Kaharuddin mulai menyuarakan keraguannya.{{sfn|Kahin|1999|p=209}} Ketika Dewan Banteng akhirnya mendeklarasikan pembentukan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) pada bulan Februari 1958, Kaharuddin menolak untuk berpartisipasi dan menjadi salah satu penentang utamanya bersama Letnan Kolonel [[Djamin Ginting]] (Sumatera Utara), Letnan Kolonel Sohar (Sumatera Selatan), dan Residen [[Nani Wartabone]] (Gorontalo).{{sfn|Kahin|1999|p=211}}<ref>https://books.google.co.id/books?id=-kQeAAAAMAAJ&pg=PA85</ref> Pada bulan April, pasukan pemerintah telah mendarat di Padang, dan Kaharuddin bergabung dengan pasukan pemerintah pusat. Pemimpin PRRI [[Sjafruddin Prawiranegara]] menulis bahwa tindakan Kaharuddin telah melumpuhkan kemampuan PRRI untuk melawan pemerintah pusat.{{sfn|Kahin|1999|pp=215–216}}
Kaharuddin diangkat sebagai koordinator sipil pemerintahan untuk provinsi [[Sumatera Barat]] yang baru dibentuk pada tanggal 7 Mei 1958, dan kemudian diangkat menjadi penjabat gubernur provinsi tersebut pada tanggal 17 Mei.<ref>{{cite book |last1=Bahar |first1=Saafroedin |title=Etnik, Elite, dan Integrasi Nasional: Minangkabau 1945-1984 dan Republik Indonesia 1985-2015 |date=2015 |publisher=Gre Publishing |page=263 |url=https://books.google.com/books?id=Tk1jDwAAQBAJ |language=id}}</ref> Sebagai gubernur pertama provinsi tersebut, ia secara resmi menjadikan Padang sebagai ibu kota provinsi pada tanggal 29 Mei.<ref>{{cite web |title=Sejarah Kota Padang |url=https://padang.go.id/sejarah-kota-padang |website=padang.go.id |access-date=19 February 2023 |language=id}}</ref> Ketika PRRI dikalahkan, Kaharuddin tetap menjabat sebagai gubernur definitif, meskipun kekuasaannya terbatas karena kewenangan yang signifikan dipegang oleh kekuatan militer yang dipertahankan di wilayah tersebut. Ia dicopot dari jabatannya dan ditugaskan kembali ke Jawa pada tanggal 5 Juli 1965, dan digantikan oleh [[Soepoetro Brotodihardjo]] sebagai penjabat gubernur.{{sfn|Kahin|1999|p=242}}
|