| caption2 = Antraks kutaneus dengan lesi kulit di leher (atas) dan lengan (bawah)}}
Antraks kutaneus terjadi saat spora ''B. anthracis'' masuk ke dalam kulit;, umumnya melalui kulit yang tergores atau tersayat. Ini merupakan bentuk antraks yang paling banyak ditemukan dan paling tidak berbahaya. Seseorang memperoleh antraks kutaneus setelah kulitnya bersentuhan dengan hewan atau produk hewan yang terkontaminasi spora bakteri, seperti jangat, rambut, atau wol.{{sfn|CDC|2020}} Meskipun demikian, spora tersebut juga dapat terbawa oleh serangga yang kemudian menggigit kulit dan menyebabkan antraks kutaneus.{{sfn|Bradaric|Punda-Polic|1992}}{{sfn|Fasanella dkk.|2013}} Lesi kulit primer umumnya muncul dalam tiga hingga lima hari setelah paparan berupa [[papula]] yang gatal dan tidak menimbulkan nyeri. Dalam 24 hingga 36 jam, terbentuk [[Kondisi kulit|vesikula]] yang mengalami [[nekrosis]] di bagian tengahnya dan kemudian mengering hingga membentuk [[eskar]] hitam (karakteristik penyakit ini) yang dikelilingi [[edema]] dan sejumlah vesikula keunguan. Meskipun spora yang menyebabkan antraks kutaneus dapat menjangkiti semua bagian tubuh, dapat terpapar sporaarea yang berujungpaling padasering antraks kutaneus,terkena tetapiadalah kepala, leher, dan [[ekstremitas]] merupakan area yang paling banyak dilaporkan mengalami antraks bentuk ini.{{sfn|Dixon dkk.|1999}}
Infeksi yang bersifat lokal akan mereda dalam tujuh hingga sepuluh hari setelah pemberian antibiotik. Kulit akan pulih dalam beberapa pekan, tergantung ukuran, lokasi, tingkat keparahan lesi. Proses penyembuhan ini tidak dapat dipercepat oleh pemberian obat-obatan. Komplikasi dapat terjadi pada sejumlah kasus. Demam serta eskar yang nyeri dan bernanah merupakan ciri terjadinya infeksi sekunder, sedangkan edema dan [[eritema]] yang meluas merupakan tanda antraks kutaneus yang berat.{{sfn|Dixon dkk.|1999}}{{sfn|Doganay dkk.|2010}}