Pertempuran Surabaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Marfiadi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aikohashire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
}}
 
'''Pertempuran''' merupakan peristiwa [[sejarah]] [[perang]] antara [[Indonesia]] dan [[Belanda]]. Pada [[1 Maret]] [[1942]], [[tentara]] [[Jepang]] mendarat di [[Pulau Jawa]], dan tujuh hari kemudian, tepatnya, [[8 Maret]], pemerintah kolonial [[Belanda]] menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.
 
 
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di [[Hiroshima]] dan [[Nagasaki]]. Peristiwa itu terjadi pada [[Agustus]] 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada [[17 Agustus]] [[1945]]. Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di [[Jakarta]], kemudian mendarat di [[Surabaya]] pada 25 Oktober. Tentara [[Inggris]] didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. [[NICA]] (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.
=== '''Masuknya Tentara Jepang ke Indonesia''' ===
 
Pada [[1 Maret]] [[1942]], [[tentara]] [[Jepang]] mendarat di [[Pulau Jawa]], dan tujuh hari kemudian, tepatnya, [[8 Maret]], pemerintah kolonial [[Belanda]] menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.
 
==='''Proklamasi Kemerdekaan Indonesia'''===
 
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di [[Hiroshima]] dan [[Nagasaki]]. Peristiwa itu terjadi pada [[Agustus]] 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada [[17 Agustus]] [[1945]].
 
==='''Masuknya Tentara Inggris & Belanda'''===
 
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di [[Hiroshima]] dan [[Nagasaki]]. Peristiwa itu terjadi pada [[Agustus]] 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada [[17 Agustus]] [[1945]]. Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyatRakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di [[Jakarta]], kemudian mendarat di [[Surabaya]] pada 25 Oktober. Tentara [[Inggris]] didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. [[NICA]] (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.
 
==='''Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya'''===
 
Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Kemudian meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris pada 27 Oktober 1945. Serangan-serangan kecil itu ternyata dikemudian hari berubah menjadi serangan umum yang hampir membinasakan seluruh tentara Inggris, sebelum akhirnya Jenderal [[D.C. Hawthorn]] meminta bantuan Presiden [[Sukarno]] untuk meredakan situasi.
 
==='''Kematian Brigadir Jenderal Mallaby'''===
Setelah diadakannya gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Tetapi walau begitu tetap saja terjadi keributan antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal [[Mallaby]], (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945. Mobil [[Buick]] yang sedang ditumpangi Brigjen Mallaby dicegat oleh sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Karena terjadi salah paham, terjadi tembak menembak yang akhirnya membuat mobil jenderal Inggris itu meledak terkena tembakan. Mobil itu pun hangus.
 
[[Berkas:Mallaby-car-b1.jpg|right|thumb|Mobil Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio]]
 
Setelah diadakannya gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Tetapi walau begitu tetap saja terjadi keributan antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal [[Mallaby]], (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945. Mobil [[Buick]] yang sedang ditumpangi Brigjen Mallaby dicegat oleh sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Karena terjadi salah paham, terjadi tembak menembak yang akhirnya membuat mobil jenderal Inggris itu meledak terkena tembakan. Mobil itu pun hangus.
 
 
==='''Ultimatum 10 November 1945'''===
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal [[Mansergh]]) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.