Ras dan kecerdasan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Pokok perbincangan mengenai ada tidaknya sangkut paut terhadap '''ras beserta tingkat kecerdasan''' pun sudah menghangat sejak permulaan abad ke-20 melalui [[Ilmu pengetahuan populer|karya ilmu pengetahuan tertulis]] dan [[penelitian|penelitian yang didasari bukti keterangan dalam suatu bidang ilmu pengetahuan]], bersamaan dengan [[Kecerdasan intelektual|kadar kecerdasan]] (''intelligence quotient'' atau ''IQ'') yang mulai gencar dimasyarakatkan secara mendunia. Hal demikian ditandai dengan membekasnya [[debat|sawala-sawala]] tentang adakah perbedaan tingkat kecerdasan pada berbagai belahan dunia dengan dilaksanakannya uji nilai angka kecerdasan serta sampai manakah pengujian seperti ini terus dijadikan cerminan bagi semacam kenyataan dan pengaruh yang berdampak pada lingkungan yang didiami orang-seorang, berhubung hal ini dipercayai baik dan layak dipertimbangkan untuk menjadi pengimbang bagi semacam kenyataan dan pengaruh yang berasal dari dampak pertalian kekeluargaan secara turun-temurun, atau genetik. Maka dari itu, dapatlah diartikan tentang "ras" dan "tingkat kecerdasan" serta bisakah atau tidakkah pokok perbincangan ini menghasilkan pengertian yang utuh. Sekarang ada bukti genetik langsung bahwa perbedaan rasial dalam kecerdasan memiliki komponen genetik.<ref>https://www.mdpi.com/2624-8611/1/1/5</ref><ref>https://psycnet.apa.org/record/2019-03287-001</ref><ref>https://gwern.net/doc/iq/2021-warne-2.pdf</ref>
Uji tingkat kecerdasan yang diadakan untuk pertama kalinya bagi seluruh lapisan masyarakat [[Amerika Serikat]] merupakan ujian pendaftaran calon anggota baru angkatan bersenjata Amerika Serikat ketika peristiwa [[Perang Dunia Pertama]]. Terdapat sekelompok orang berpengaruh yang berkeahlian dalam [[eugenika|perbaikan mutu kelahiran]] ketika tahun 1920-an yang berpendapat bahwa warga Amerika Serikat berdarah Afrika beserta sejumlah warga negara asing bisa dipandang tak begitu cerdas dibandingkan orang Anglo-Sakson lantaran pembawaan gaya hidup yang cukup tampak saling berbeda. Alasan ini dijadikan bentuk sanggahan oleh ras Anglo-Sakson hingga berlanjut dengan terjadinya pembedaan perlakuan antar masing-masing ras yang mendiami Amerika Serikat. Sesudah itu, diadakan kembali penelitian-penelitian lainnya lagi terhadap hal tersebut yang membuahkan kesimpulan tentang penyalahan keras oleh sejumlah orang terhadap pandangan tersebut dengan mengungkapkan pendapat bahwa uji tingkat kecerdasan untuk calon bagian angkatan bersenjata telah memicu perkara buruk, yaitu dengan menjalarnya masalah terhadap hal ihwal penyebab yang dipengaruhi dari lingkungan seperti perkara ketidaksetaraan antar ras di Amerika Serikat, khususnya antara orang berkulit gelap dan orang berkulit terang.
|