Kabupaten Dharmasraya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 52:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Negri-huis te Si Lago Padangse Bovenlanden Sumatra`s Westkust TMnr 60002707.jpg|jmpl|220px|ki|Balai [[nagari]] Silago pada tahun 1877-1879]]
Nama kabupaten ini diambil dari manuskrip yang terdapat pada [[Prasasti Padang Roco]],<ref>Muljana, Slamet, (1981), ''Kuntala, Sriwijaya Dan Suwarnabhumi'', Jakarta: Yayasan Idayu, hlm. 223.</ref> di mana pada prasasti itu disebutkan Dharmasraya sebagai ibu kota dari kerajaan [[Malayapura]] waktu itu. Kerajaan ini muncul setelah kejatuhan kerajaan [[Sriwijaya]] pada abad 13-14, di mana daerah kekuasaan kerajaan ini merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya sebelumnya, yaitu mulai dari [[Semenanjung Malaya]] hingga [[Sumatra]]. Hal ini dapat dibuktikan dari [[Prasasti Grahi]] di [[Chaiya]], selatan [[Thailand]] serta catatan dalam naskah [[Cina]] yang berjudul ''[[
Sejarawan zaman kolonial Belanda sudah banyak mempelajari sejarah tersebut, bahkan pada tahun 1930 memboyong [[arca Amoghapasa]] dan [[arca Bhairawa]] ke tempat yang sekarang disebut [[Museum Nasional Indonesia]] di Jakarta. Namun sayangnya kebanyakan masyarakat termasuk diantaranya pemuka adat Tuanku Rajo Dipati mengaku jika nama Dharmasraya sudah lama terlupakan oleh mereka. Nama Dharmasraya mencuat kembali di kalangan masyarakat saat proses pemekaran Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung dan akhirnya dipakai sebagai nama kabupaten baru.<ref>{{Cite news|url=https://www.jpnn.com/news/benarkah-ekspedisi-pamalayu-penaklukkan-jawa-atas-sumatera-ini-bukti-arkeologisnya|title=Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...|author=<!--Not stated-->|date=12-07-2019|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|access-date=|quote=|last=Wenri|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127153700/https://www.jpnn.com/news/benarkah-ekspedisi-pamalayu-penaklukkan-jawa-atas-sumatera-ini-bukti-arkeologisnya|dead-url=no}}</ref> Pemerintah Kabupaten Dharmasraya berusaha mengangkat sejarah ekspedisi Pamalayu yang terlupakan ini misalnya dengan mengadakan Festival Pamalayu di Museum Nasional bahkan mengungkapkan keinginan untuk memulangkan arca di Museum Nasional ke tempat asalnya.<ref>{{cite web|url=http://dharmasrayakab.go.id/berita/59/patung-terbesar-di-asia-akan-diboyong-ke-dharmasraya.html|title=Patung Terbesar Di Asia Akan Diboyong Ke Dharmasraya|author=<!--Not stated-->|date=26-07-2017|website=dharmasrayakab.go.id|publisher=Humas Kabupaten Dharmasraya|access-date=|quote=|archive-date=2019-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190912070608/http://dharmasrayakab.go.id/berita/59/patung-terbesar-di-asia-akan-diboyong-ke-dharmasraya.html|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/1009958/di-museum-nasional-pemkab-dharmasraya-luncurkan-festival-pamalayu|title=Di Museum Nasional, Pemkab Dharmasraya luncurkan Festival Pamalayu|author=<!--Not stated-->|date=|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|publisher=antaranews.com|access-date=14-08-2019|quote=|last=Nasution|first=Mario Sofia|editor-last=Atmoko|editor-first=M. Hari|archive-date=2019-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190814052143/https://www.antaranews.com/berita/1009958/di-museum-nasional-pemkab-dharmasraya-luncurkan-festival-pamalayu|dead-url=no}}</ref>
|