Masjid Sulaimaniyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syurida (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Syurida (bicara | kontrib)
Menambahkan komplek Makam
Baris 26:
Masjid Raya Sulaimaniyah merupakan masjid peninggalan dari [[Kesultanan Serdang]]. Masjid ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu pintu masuk untuk melihat jejak sejarah kejayaan kesultanan Serdang. Masjid ini didirikan oleh Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah pada tahun 1901. Untuk pembangunan Masjid Sulaimaniyah sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1889. Sultan Syariful Alamsyah mendirikan Masjid Sulaimaniyah berbarengan dan seklaigus saat mendirikan [[Istana Darul Arif Serdang Bedagai|Istana Draul Arif]] di Kraton Kota Galuh.{{sfn|Ghandi Mohammad|2021}}
 
Pada perkebangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1939, Sultan Serdang memberikan seluruh kekuasaanya termasuk didalamnya Masjid Raya Sulaimaniyah kepada Tengku haji Yafizham selaku Ketua Majelis Syar’I kerajaan Serdang. Lalu setelah itu, Tengku haji Yafizham memberikan kuasa kepada T.Lukman Sinar, T. Abu Nawar Sinar, T. Abu Kasim Sinar, dan T.Ziwar pada tahun 1964.{{sfn|merdeka.com|2023}}
 
== Komplek makam ==
Dalam komplek Masjid Sulaimaniyah juga terdapat sebuah makam-makam para Sultan Serdang, yakninya makam Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah beserta keturunannya. Selain dari Sultan Serdang beserta keturunannya, juga terdapat makam Ketua Majelsi Syar'i Kesultanan Serdang yaitu T. Fachruddin dan Tuanku Haji Yafizham, makam pemangku adat Kesultan Serdang, T. Abu Nawar Sinar dan Tuanku Lukman Sinar Basarsah II. <ref>{{Cite web|date=2023-05-03|title=Berdiri Sejak 1901, Intip Masjid Raya Sulaimaniyah Peninggalan Kasultanan Serdang|url=https://www.merdeka.com/sumut/mengunjungi-masjid-raya-sulaimaniyah-bukti-peninggalan-kesultanan-serdang.html|website=merdeka.com|language=id|access-date=2024-03-26}}</ref>
 
==Arsitektur==