Pascastrukturalisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Ginjiharja (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 7:
[[Jacques Derrida]] adalah tokoh pascastrukturalis yang sangat berpengaruh. Ia menamai metodenya dengan [[dekonstruksi]] (ia sendiri menyebutnya dengan istilah "Praksis").
 
Bila strukturalis melihat keteraturan dan stabilitas dalam sistem bahasa, maka Jacques Derrida, tokoh utama pendekatan pascastrukturalisme melihat bahasa tak teratur dan tak stabil. Derrida menurunkan peran bahasa yang menurutnya hanya sekadar “tulisan” yang tidak memaksa penggunanya, dia juga melihat bahwa [[lembaga sosial]] tak lain hanya sebagai tulisan, karena itu tak mampu memaksa orang. Konteks yang berlainan memberikan kata-kata dengan arti yang berlainan pula. Akibatnya sistem bahasa tak mempunyai kekuatan memaksa terhadap orang, yang menurut pandangan teoritisi strukturalis justru memaksa. Karena itu menurut Derrida mustahil bagi ilmuwan untuk menemukan hukum umum yang mendasari bahasa. Ia mengkritik masyarakat pada umumnya yang diperbudak oleh [[logosentrisme]] (pencarian sistem berpikir universal yang mengungkapkan apa yang benar, tepat, indah dan seterusnya).<ref>George Ritzer–Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Kencana 2004. 607-608.</ref>
 
Pascastrukturalisme mengandung pengertian kritik maupun penyerapan. Menyerap berbagai aspek linguistik struktural sambil menjadikannya sebagai kritik yang dianggap mampu melampaui strukturalisme. Singkatnya, pascastrukturalisme menolak ide tentang struktur stabil yang melandasi makna melalui pasangan [[biner]] (hitam-putih, baik-buruk). Makna adalah sesuatu yang tidak stabil, yang selalu tergelincir dalam prosesnya, tidak hanya dibatasi pada kata, kalimat atau teks tertentu yang bersifat tunggal, namun hasil hubungan antar teks. Sama seperti pendahulunya, bersifat antihumanis dalam upayanya meminggirkan subjek manusia yang terpadu dan koheren sebagai asal muasal makna stabil.<ref>Chris Barker. Cultural Studies . Kreasi Wacana 2004. 20.</ref>
Baris 16:
Dalam upaya meninjau kembali teori tentang subjektivitas yang diturunkan dari karya Sigmund Freud, Lacan membaca ulang Freud untuk memperjelas dan menghidupkan sekumpulan konsep, khususnya konsep ketidak sadaran.<ref>John Lechte., 50 filsuf kontemporer: dari strukturalisme sampai postmodernitas, Yogyakarta: Kanisius, 2001, Hal. 114-120</ref> Teori tentang ego dalam diri manusia yang memunculkan ketidaksadaran manusia itu meluas ke berbagai bidang sosial dan kemanusiaan. Di Amerika dan negara berbahasa Inggris lainnya berkembang pesat di bawah pengaruh [[Heinze Hartman]]. Pada masa setelah perang besar, gerakan [[humanisme]] menjadi penting, dan muncul pemahaman betapa pentingnya kesadaran manusia, suatu keyakinan bahwa ego itu, baik maupun buruk- berada di pusat kehidupan psikis manusia.
 
Dengan penekanan strukturalis pada bahasa sebagai suatu sistem perbedaan tanpa pengertian positif, Lacan menonjolkan pentingnya bahasa dalam karya Freud. Akan tetapi sebelum pendekatan strukturalis menjadi populer, pada tahun 1936 Lacan telah mengembangkan teori bayangan cermin yang bicara tentang kemampuan bayi berumur 6-18 bulan (belum punya suara), dapat mengenali bayangannya sendiri di cermin.<ref>Ibid.</ref> Tindak pengenalan diri tidak menjadi jelas dengan sendirinya, ini karena sang bayi akan melihat gambaran tersebut baik sebagai dirinya sendiri maupun bukan dirinya (hanya imaji yang terpantul).<ref>Ibid.</ref> Pada usia itu, bayi belum memiliki konsep kesadaran diri, kemudian pada usia setelahnya -setelah ia mulai berbahasa, disebut sebagai penanda adanya kesadaran diri.<ref>Ibid.</ref> Dengan demikian, pembentukan ego terjadi, itulah pusat kesadaran.<ref>Ibid.</ref> Pada tahun 1953, Lacan dalam [[Diskursus]] Roma mengatakan, "Manusia berbicara,.... tetapi simbollah yang membuatnya menjadi manusia."<ref>Ibid.</ref>
 
=== Michel Foucault ===
Baris 58:
* [[J. A. Cuddon|Cuddon, J. A.]] ''Dictionary of Literary Terms & Literary Theory''. London: Penguin, 1998.
* Eagleton, T. ''Literary theory: an introduction'' Basil Blackwell, Oxford,1983.
* Matthews, E. ''Twentieth-Century French Philosophy''. [[Oxford University Press]], Oxford, 1996.
* Ryan, M. ''Literary theory: a practical introduction''. Blackwell Publishers Inc, Massachusetts,1999.
* Wolfreys, J & Baker, W (eds). ''Literary theories: a case study in critical performance''. Macmillan Press, Hong Kong,1996.