Allah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memberontag (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 25488030 oleh Nyilvoskt (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Memberontag (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15:
 
=== Kristen ===
Sebagian Kristen Arab saat ini tidak memilikimenggunakan kata lain untuk "Tuhan" selain daridengan kata "Allah".<ref name="Cambridge">{{cite book|author1=Lewis, Bernard|author2=Holt, P. M.|author3=Holt, Peter R.|author4=Lambton, Ann Katherine Swynford|year=1977|title=The Cambridge history of Islam|location=Cambridge, Eng|publisher=University Press|isbn=978-0-521-29135-4|page=32}}</ref> Kata Allah dalam tradisi Kristen Asyria (''[[Church of the East|Church of the east]]'') di Mesopotamia (sekarang Iraq) juga digunakan daalam liturgi berbahasa Arab. Demikian juga Gereja Syria dan Koptik Mesir yang sama-sama telah menyebar sejak abad 1, semenjak Yesus mengutus para murid-Nya ke berbagai daerah. Bahkan keturunan bahasa Arab yang berbahasa Malta,<ref>{{cite book|title=Maltese|url=https://archive.org/details/maltese0000borg|author1=Borg and Azzopardi-Alexander, 1997|date=1997|publisher=[[Routledge]]|isbn=978-0-415-02243-9|page=xiii|quote=In fact, Maltese displays some areal traits typical of Maghrebine Arabic, although over the past 800 years of independent evolution it has drifted apart from Tunisian Arabic}}</ref><ref>{{cite book|url=http://macmillandictionaries.com/MED-Magazine/February2005/27-LI-Maltese.htm|title=Maltese - an unusual formula|author1=Brincat, 2005|quote=Originally Maltese was an Arabic dialect but it was immediately exposed to Latinisation because the Normans conquered the islands in 1090, while Christianisation, which was complete by 1250, cut off the dialect from contact with Classical Arabic. Consequently Maltese developed on its own, slowly but steadily absorbing new words from Sicilian and Italian according to the needs of the developing community.|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151208063739/http://macmillandictionaries.com/MED-Magazine/February2005/27-LI-Maltese.htm|archivedate=2015-12-08|df=|deadurl=no}}</ref> menggunakan kata Allah untuk "Tuhan" meskipun hampir seluruh populasi Malta adalah pemeluk agama Katolik Roma.
 
Orang Kristen Arab, menggunakan istilah Allāh al-ab (الله الأب) untuk Allah Bapa, Allāh al-ibn (الله الابن) untuk Allah Anak, dan Allāh al-rūḥ al-quds (الله الروح القدس) bagi Allah Roh Kudus di dalam banyak ritual Tradisi Gereja. Contoh tradisi Tanda Salib berdoa, memasuki ruang ibadah, dan juga pembaptisan.<ref>Matius 28:19 TB LAI "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus"</ref> mereka juga menciptakan ''bismillāh'' mereka sendiri di awal abad ke-8 di mana Islam mengadopsi ''bismillāh'' <ref name="Thomas">Thomas E. Burman, ''Religious Polemic and the Intellectual History of the Mozarabs'', [[Brill Publishers|Brill]], 1994, p. 103</ref> berbunyi: "Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Sedangkan ''Bismillāh'' Trinitias berbunyi: "Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Satu Tuhan." Doa Syria, Latin, dan Yunani tidak memiliki kata "Satu Tuhan" di akhir. Penambahan ini dibuat untuk menekankan aspek monoteistik dari keyakinan Trinitarian dan juga untuk membuatnya lebih familiar di kalangan Muslim.<ref name="Thomas" />
Baris 21:
Beberapa temuan arkeologi telah mengarah pada penemuan prasasti pra-Islam kuno dan makam yang dibuat oleh orang Kristen Arab di reruntuhan gereja di Umm el-Jimal di Yordania Utara, yang berisi referensi kata-kata Allah. Beberapa kuburan berisi nama-nama seperti "Abd Allah" yang berarti "hamba/pelayan Allah".<ref>James Bellamy, "Two Pre-Islamic Arabic Inscriptions Revised: Jabal Ramm and Umm al-Jimal", ''Journal of the American Oriental Society'', 108/3 (1988)</ref><ref>Enno Littmann, Arabic Inscriptions (Leiden, 1949)</ref> Nama Allah dapat ditemukan berkali-kali dalam laporan dan daftar nama-nama para martir Kristen di Arab Selatan, seperti yang dilaporkan oleh dokumen-dokumen Syriac antik tentang nama-nama para martir dari era kerajaan Himyarite dan Aksumite.<ref>Ignatius Ya`qub III, The Arab Himyarite Martyrs in the Syriac Documents (1966), Pages: 9-65-66-89</ref> Seorang pemimpin Kristen bernama Abd Allah ibn Abu Bakar bin Muhammad menjadi martir di Najran pada tahun 523, karena ia mengenakan cincin yang mengatakan "Allah adalah Pemilikku".<ref>Alfred Guillaume& Muhammad Ibn Ishaq, (2002 [1955]). The Life of Muhammad: A Translation of Isḥāq's Sīrat Rasūl Allāh with Introduction and Notes. Karachi and New York: Oxford University Press, page 18.</ref> Dalam sebuah prasasti martyrion Kristen pada tahun 512 M, referensi untuk Allah dapat ditemukan dalam bahasa Arab dan Aram, yang memanggilnya "Allah" dan "''Alaha''", dan tulisan dimulai dengan pernyataan "Dengan Pertolongan Allah".<ref>Adolf Grohmann, Arabische Paläographie II: Das Schriftwesen und die Lapidarschrift (1971), Wien: Hermann Böhlaus Nochfolger, Page: 6-8</ref><ref>Beatrice Gruendler, The Development of the Arabic Scripts: From the Nabatean Era to the First Islamic Century according to Dated Texts (1993), Atlanta: Scholars Press, Page:</ref>
 
Dalam Injil pra-IslamKristen, namakata yang digunakan untuk Tuhan adalah "Allah", sebagaimana dibuktikan oleh beberapa versi bahasa Arab Perjanjian Baru yang ditemukan oleh orang-orang Kristen Arab selama era pra-Islam di Arabia Utara dan Selatan.<ref>Frederick Winnett V, Allah before Islam-The Moslem World (1938), Pages: 239–248</ref> Namun demikian dalam penelitian terbaru di area Study Islam ini, contohnya oleh Sydney Griffith (2013), David D. Grafton (2014), Clair Wilde (2014) & ML Hjälm dan lainnya (2016 & 2017) menyatakan bahwa: "yang bisa dikatakan tentang kemungkinan Injil Kristen dalam bahasa Arab adalah bahwa belum ada tanda-tanda keberadaannya atau sebenarnya kata ini belum muncul".<ref>''Sidney H Griffith, "The Gospel In Arabic: An Enquiry Into Its Appearance In The First Abbasid Century", Oriens Christianus, Volume 69, Hal. 166. "All one can say about the possibility of a pre-Islamic, Christian version of the Gospel in Arabic is that no sure sign of its actual existence has yet emerged''.</ref><ref>Grafton, David D (2014). ''The identity and witness of Arab pre-Islamic Arab Christianity: The Arabic language and the Bible''. <q>Christianity [...] did not penetrate into the lives of the Arabs primarily because the monks did not translate the Bible into the vernacular and inculcate Arab culture with biblical values and tradition. Trimingham's argument serves as an example of the Western Protestant assumptions outlined in the introduction of this article. It is clear that the earliest Arabic biblical texts can only be dated to the 9th</q></ref><ref>''Sidney H. Griffith, The Bible in Arabic: The Scriptures of the 'People of the Book' in the Language of Islam. Jews, Christians and Muslims from the Ancient to the Modern World, Princeton University Press,'' 2013, Hal ''242- 247''</ref><ref>''The Arabic Bible before Islam–Clare Wilde on Sidney H. Griffith's The Bible in Arabic''. June 2014.</ref><ref>Hjälm, ML (2017). ''Senses of Scripture, Treasures of Tradition: The Bible in Arabic Among Jews, Christians and Muslims''. Brill. ISBN <bdi>9789004347168</bdi>.</ref>
 
Orang-orang Kristen Arab pra-Islam dilaporkan telah meneriakkan pekikan "''Ya La Ibad Allah''" (Wahai hamba-hamba Allah) untuk saling mengundang sesama dalam sebuah pertempuran.<ref>Irfan Shahîd, Byzantium and the Arabs in the Fourth Century, Dumbarton Oaks Trustees for Harvard University-Washington DC, page 418.</ref> "Allah" juga disebutkan dalam puisi Kristen pra-Islam oleh beberapa penyair Ghassanid dan Tanukhid di Suriah dan Arabia Utara.<ref>Irfan Shahîd, Byzantium and the Arabs in the Fourth Century, Dumbarton Oaks Trustees for Harvard University-Washington DC, Page: 452</ref><ref>A. Amin and A. Harun, Sharh Diwan Al-Hamasa (Cairo, 1951), Vol. 1, Pages: 478-480</ref><ref>Al-Marzubani, Mu'jam Ash-Shu'araa, Page: 302</ref> Selain itu ML Hjälm dalam penelitian terbarunya (2017) menyatakan bahwa "manuskrip yang berisi terjemahan Injil ditemukan paling awal tahun 873"<ref>Hjälm, ML (2017). ''Senses of Scripture, Treasures of Tradition, The Bible in Arabic among Jews, Christians and Muslims (Biblia Arabica) (English and Arabic Edition)''. Brill. ISBN <bdi>900434716X</bdi>. <q>By contrast, manuscripts containing translations of the gospels are encountered no earlier then the year 873 (Ms. Sinai. N.F. parch. 14 & 16)</q></ref>
Baris 33:
Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (''[[tauhid]]'').<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.88</ref> Dia itu ''wahid'' dan Esa (''ahad''), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.<ref name="Britannica"/> “Sesungguhnya aku Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali aku. Maka sembahlah aku dan dirikan shalat untuk mengingatku”. (Q.S Thoha 14). Menurut [[Al-Qur'an|Al-Quran]] terdapat [[99 Nama Allah]] (''[[Asmaulhusna|asma'ul husna]]'' artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda.<ref name="EncMMENA"/><ref name="Bentley, David 1999">Bentley, David (1999). ''The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book''. William Carey Library. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/0-87808-299-9|0-87808-299-9]].</ref> Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas.<ref>Annemarie Schimmel,''The Tao of Islam: A Sourcebook on Gender Relationships in Islamic'', SUNY Press, Hal.206</ref> Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (''ar-rahman'') dan "Maha Penyayang" (''ar-rahim'').<ref name="EncMMENA"/><ref name="Bentley, David 1999"/>
 
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatiankemurahan hati yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesanke-esa-an-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun.<ref>Britannica Encyclopedia, ''Islam'', Hal. 3</ref> Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." ([[Surah Al-An'am|Al-'An'am]] 6:103).<ref name="John L. Esposito 1998">John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22.</ref>
 
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada [[urat nadi]] manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”<ref name="John L. Esposito 1998"/> Islam mengajarkanmeyakini bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok [[agama Abrahamik]] lainnya seperti [[KristenYudaisme]], [[Samaria]] dan [[YahudiKristen]].<ref>"...dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (Surah Al-'Ankabut 29:46)</ref><ref>F.E. Peters, ''Islam'', p.4, Princeton University Press, 2003.</ref>.
 
== Penggunaan sebagai kata serapan ==