Krabuku selayar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Envapid (bicara | kontrib)
Tarsius di Pulau Belitung: tidak sesuai judul
Baris 71:
 
''Tarsius tarsier'' tampaknya memanfaatkan cahaya bulan saat mencari makan. Ini adalah perilaku yang tidak biasa, karena kebanyakan mamalia nokturnal kecil menunjukkan fobia lunar sebagai mekanisme penghindaran predator. Krabuku mengatasi peningkatan risiko predasi ini dengan mencari makan dalam kelompok.
 
== Tarsius di Pulau Belitung ==
'''Tarsius Bancanus Saltator''' atau dalam bahasa local Belitung dikenal dengan “pelilean” adalah salah satu jenis krabuku yang baru ditemukan dan masuk dalam daftar appendix dunia melengkapi dari beberapa jenis Tarsius lainnya yang sudah lebih dahulu teridentifikasi.<ref name=":0">{{Cite web |url=http://www.travel.belitungku.com/2014/09/tarsius-bancanus-saltator-pelilean.html |title=www.travel.belitungku.com {{!}} Portal Informasi Wisata pulau Belitung |access-date=2014-09-17 |archive-date=2014-09-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140920231118/http://www.travel.belitungku.com/2014/09/tarsius-bancanus-saltator-pelilean.html |dead-url=yes }}</ref> Variasi speciesnya ditemukan juga di Sumatra, Borneo, Sulawesi (Indonesia) serta pulau Bohor, Samar, Mindanau, dan Leyte (Philipina). Matanya yang bulat lebar dan hidungnya yang lucu sangat menarik untuk dilihat sementara ukurannya yang kecil pas banget bila berada di genggaman tangan kita. Hewan mirip monyet ini memakan serangga yang sering keluar dari kayu bekas terbakar atau arang kayu.
 
'''Tarsius Bancanus Saltator''' ini adalah hewan yang sangat aktif dan menarik dengan ciri-cirinya yang khas. Meski tubuhnya dibalut dengan bulu warna abu-abu, ekornya yang sepanjang kira-kira 232mm hampir tidak berbulu alias gundul. Dari kepala hingga ekor panjangnya antara 118-149mm dengan berat 113-142 gram. Yang mengesankan dari hewan ini adalah mata besarnya yang menonjol yang sepertinya tidak pas dibandingkan dengan tubuh mungilnya. Ukuran rongga matanya hingga melebihi ukuran tempurung otak dan perutnya.<ref name=":0" />
 
Tangan dan kakinya mempunyai jari-jari yang mirip dengan manusia yang digunakannya untuk bertengger di pohon dan ekornya digunakan untuk keseimbangan. Anda bisa melihat saat jari tengahnya mulur dan tulang pergelangannya yang panjang bekerja seperti shock absorber. Hal ini membantunya melompat dari dahan yang satu ke dahan yang lainnya dengan mudah. Kepalanya sangat mirip dengan kepala burung hantu karena bentuknya dan pertemuan yang unik di tengah-tengah sinus dan tengkoraknya membuatnya mampu memutar kepalanya 180 derajat. Tarsier juga memiliki gigi-gigi yang tajam untuk membantunya memangsa serangga selama berburu di malam hari.
 
Krabuku lebih suka tinggal di lubang-lubang di pohon atau akar-akar bambu meski masih mungkin menemukannya di tempat lain. Hewan ini banyak melakukan aktivitasnya di malam hari, meski sekali-kali Anda bisa memergokinya di siang hari.
 
Saat ini krabuku di Belitung semakin terancam keberadaannya akibat kerusakan di habitat hutan alamnya. Pembukaan lahan hutan dengan dibakar, perkebunan besar dan illegal logging menjadi biang keladi menurunnya jumlah tarsius. Untuk itu kami bekerjasama dengan GEF dan UNEP serta Pemkab Beitung berupaya untuk melakukan upaya konservasi terhadap Tarsius yang mana saat ini difokuskan di tempat Wisata Alam terpadu Batu Mentas,<ref>{{Cite web |url=http://www.travel.belitungku.com/2014/09/batu-mentas-belitung-island.html |title=Batu Mentas, Kelekak Datuk, Badau, Belitung |access-date=2014-09-17 |archive-date=2014-09-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140920211447/http://www.travel.belitungku.com/2014/09/batu-mentas-belitung-island.html |dead-url=yes }}</ref> HL Gunung Tajam, Kecamatan Badau.
 
== Referensi ==