Plinthosol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rismamnwr (bicara | kontrib)
ejaan dan penempatan
Rismamnwr (bicara | kontrib)
penambahan pranala dalam
 
Baris 1:
'''Plinthosol''' adalah tanah yang mengandung bahan plinthit <ref>{{cite book|last1=Fiantis|first1=Dian|title=Morfologi dan Klasifikasi Tanah|location=Padang, Sumatera Barat|publisher=Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Andalas|access-date=31 Maret 2023}}</ref> Tanah ini termasuk ke dalam sepuluh set kelompok tanah referensi yang merupakan 30 kelompok tanah utama pada [[World Reference Base for Soil Resources|World Reference Base]] (WRB) tahun 1998. Plinthit merupakan bahan liat lapuk, kaya seskuioksida, miskin humus, biasanya berupa karatan-karatan merah di atas dasar kelabu atau dasar merah dengan karatan kelabu atau putih. Plinthit sendiri berbentuk poligonal atau berjaring-jaring dan memadat (irreversible). Ketika terjadi keadaan basah dan kering secara bergantian, bahan phinthit akan berubah menjadi keras serta membentuk lapisan padat (hardpan). Pada Plinthosol, plinthite hadir sebagai lapisan indurat pada kedalaman dangkal atau sebagai plinthite lunak. Secara internasional, tanah ini termasuk [[Tanah laterit|Tanah Laterit]] Air Tanah, "Lateritas Hydomorficas".
 
== Profil Tanah dan Penyebarannya ==
Baris 24:
 
== Karakteristik Kimia ==
Semua Plinthosol mempunyai kandungan besi dan/atau aluminium yang tinggi, dengan proporsi bervariasi lebih dari 80% oksida [[besi]] dengan sedikit [[aluminium]] hingga sekitar 40% masing-masing oksida besi. Kebanyakan plinthosol memiliki sifat pertukaran kation yang buruk dan saturasi basa yang rendah tetapi terdapat pengecualian misalnya unit tanah endokutrik.
 
== Genesis ==
Terbentuknya tanah plinthosol akibat dari keadaan iklim yang panas dan lembab. Selain itu curah hujan yang tinggi dengan musim kering yang singkat juga dapat memicu pembentukan tanah plinthosol. Sedangkan Plinthit sendiri terbentuk karena adanya pelindihan [[Kation|kation basa]] yang sangat intensif. Hal tersebut menyebabkan adanya penumukan bahan seskuioksida pada horison bawah, selain itu dapat memicu terbentuknya motling atau bercak besi oksida akibat proses reduksi dan oksidasi yang terjadi secara bergantian <ref>{{Cite web|title=Plinthosol {{!}} Organic Matter, Clay & Humus {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/science/Plinthosol|website=www.britannica.com|language=en|access-date=2024-03-31}}</ref>
 
== Referensi ==