Pertempuran Jamal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~PL
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 42:
 
== Latar Belakang ==
Semenjak awal kematian [[Muhammad]], [[Ali]] yang merupakan anak dari pamannya Muhammad, [[Abu Thalib]] sudah merasa dirinya sebagai yang paling berhak menjadi penerus Muhammad dan [[Khalifah]]. Namun hal tersebut batal terjadi karena orang-orang justru berbai'at ke [[Abu Bakar]].<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n75/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 16|pages=51|url-status=live}}</ref> Sehari setelah wafatnyakematian Muhammad, [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] yang merupakan putri dari Muhammad dan istri dari Ali pun meminta kepada sang Khalifah, Abu Bakar sejumlah harta peninggalan Muhammad sebagai warisan untuknya. Harta yang dimaksud adalah ''Fa'i'' (harta yang diperoleh umat Muslim dari orang-orang [[kafir]] tanpa melalui perperangan) di Fadak dan [[Madinah]], dan sisa dari ''[[Khumus]]'' (jatah seperlima dari total harta yang dijarah oleh umat muslim dari orang-orang kafir yang diperuntukan khusus untuk Muhammad) yang diperoleh dari [[Khaibar]].<ref>{{Cite web|title=Musnad Ahmad 55 - Musnad Abu Bakr as-Siddiq (ra) - مُسْنَدُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ahmad:55|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2022-11-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20221115071539/https://sunnah.com/ahmad:55|dead-url=no}}</ref>
 
Di saat masih hidup, Muhammad, beberapa saat setelah berhasil menaklukkan Khaibar, berniat untuk mengusir orang-orang kafir yang tersisa di sana, namun orang-orang Khaibar pun memohon agar mereka diperbolehkan untuk tetap tinggal dan mengurus [[Kebun|kebun-kebun]] mereka dengan ganti separuh [[Hasil usaha tani|hasil panen-]]<nowiki/>nya akan diberikan untuk Muhammad. Muhammad pun setuju dan mereka dibiarkan tinggal.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3152 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3152|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2023-09-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230916231321/https://sunnah.com/bukhari:3152|dead-url=no}}</ref> Mendengar adanya pertumpahan darah yang terjadi di Khaibar, orang-orang kafir di Fadak pun ketakutan dan bersegera mendatangi Muhammad, mengajukan bahwa mereka akan memberikannya juga separuh dari hasil panen mereka sebagai ganti mereka tidak diserang dan diusir dari kampung halaman mereka. Muhammad pun sepakat dan pemasukan tersebut eksklusif hanya untuk Muhammad seorang.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/TabariVolume08/page/n153/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 8|pages=129|url-status=live}}</ref>
 
Permintaan Fatimah akan harta-harta yang didapat oleh Muhammad tersebut akan tetapi ditolak oleh Abu Bakar, karena dirinya mengaku mendengar Muhammad berkata bahwa beliau tidak menurunkan harta warisan kepada keluarganya melainkan harta peninggalannya hanya untuk ummat, yang berarti dikelola oleh Abu Bakar, sang Khalifah. Tidak percaya, Fatimah pun marah dan tidak lagi berbicara kepada Abu Bakar sampai Fatimah wafatmeninggal dunia di usia mudanya beberapa bulan ke depan. Peristiwa di atas diakui sebagai [[Hadits Shahih|shahih]] (benar/asli) di kalangan [[Suni|Sunni]].<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3092, 3093 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3092|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2023-09-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230916231409/https://sunnah.com/bukhari:3092|dead-url=no}}</ref>
 
Dalam riwayat yang terkenal di kalangan [[Syi'ah]]; Fatimah, setelah mendapatkan penolakan dari Abu Bakar tersebut lalu memberikan pidato di [[Masjid Nabawi]] mengklaim bahwa Abu Bakar telah melanggar [[Al-Qur'an]] dan [[Sunnah]] karena tidak mau memberikan dirinya harta warisan dari Muhammad, pidato ini kemudian terkenal sebagai [[Khotbah akan Fadak]].{{Sfn|Sajjadi|2021}}{{Sfn|Mavani|2013|pp=116-7}}{{Sfn|Qutbuddin|2006|p=249}} Dalam pidato itu Fatimah juga menganggap kekhalifahan Abu Bakar tidaklah sah, menyatakan bahwa suaminya, Ali lah yang seharusnya memegang jabatan tersebut dengan mengklaim kalau Muhammad sendiri lah yang menunjuknya.{{Sfn|Fedele|2018}}{{Sfn|Soufi|1997|p=107}} Rumor bahwa Muhammad menunjuk Ali sebagai khalifah juga terdapat pada [[hadits]] kalangan Sunni, namun rumor tersebut dibantah oleh [[Aisyah]], istri favorit Muhammad,<ref name=":62" /><ref name=":72" /> yang mengatakan bahwa dirinya lah yang mengasuh Muhammad di saat hari-hari terakhirnya, dan tidak pernah sekalipun dia mendengar hal tersebut keluar dari mulut Muhammad.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1636 - The Book of Wills - كتاب الوصية - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1636|website=sunnah.com|access-date=2022-07-25|archive-date=2023-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230131202530/https://sunnah.com/muslim:1636|dead-url=no}}</ref>
 
Ali, [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]], [[Zubair bin Awwam|Zubair]] dan sejumlah orang yang menolak kekhalifahan Abu Bakar<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 6830 - Limits and Punishments set by Allah (Hudood) - كتاب الحدود - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:6830|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2023-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230327141753/https://sunnah.com/bukhari:6830|dead-url=no}}</ref> pun berkumpul di rumah Fatimah. Namun ketika berita ini sampai ke telinga Abu Bakar dan [[Umar bin Khattab|Umar]], Umar pun bersegera ke sana untuk menangkap Ali dan memaksanya berbai'at,<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n202/mode/1up?view=theater|title=The History of Tabari - vol 9|pages=186-189|url-status=live}}</ref> yang dalam prosesnya ditenggarai telah menyebabkan Fatimah keguguran dan wafatmeninggal dunia pada usia muda beberapa bulan setelahnya.{{sfn|Buehler|2014|p=186}}{{sfn|Fedele|2018|p=56}}{{sfn|Abbas|2021|p=98}} Ali yang tidak memiliki pilihan lain pun terpaksa berbai'at kepada Abu Bakar.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4240, 4241 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4240|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2022-03-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220307123232/https://sunnah.com/bukhari:4240|dead-url=no}}</ref> Ia juga terpaksa memberikan putrinya, Ummu Khultsum binti Ali, untuk dinikahi oleh Umar.<ref>Ibn Saʿd, al-Ṭabaqāt al-kubrā, vol. 8, p. 463</ref> Umar terkenal akan sifat kerasnya, sebelumnya ia pernah melamar Fatimah, namun ditolak Muhammad dengan alasan kalau Fatimah masih terlalu muda.<ref>{{Cite web|title=Sunan an-Nasa'i 3221 - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/nasai:3221|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2023-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230928175751/https://sunnah.com/nasai:3221|dead-url=no}}</ref> Umar juga pernah melamar adik dari [[Aisyah]], Ummu Khultsum binti Abi Bakr, yang mana juga ditolak oleh Aisyah, karena takut adiknya akan dianiaya.<ref>Muhammad ibn Jarir al-Tabari. ''Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk''. Translated by Smith, G. R. (1994). ''Volume 14: The Conquest of Iran'', pp. 101-102. Albany: State University of New York Press.</ref>
 
Pasca kematian Abu Bakar wafat, dan Umar tewas dibunuh, Utsman pun menjabat sebagai Khalifah ke-3. Namun karena ketidak puasan terhadap pemerintahannya sejumlah pemberontakan oleh umat Muslim dari berbagai tempat pun bermunculan, yang berujung pada pembunuhan terhadap dirinya di tangan kelompok yang dipimpin [[Muhammad bin Abu Bakar]] yang merupakan putra dari [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] dan saudara seayahnya [[Aisyah]].<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://i.ibb.co/7Q0KXLV/uthman-s-end.jpg|title=The History of Tabari - vol 15|pages=190-191|archive-url=https://web.archive.org/web/20220726012434/https://i.ibb.co/7Q0KXLV/uthman-s-end.jpg|archive-date=2022-07-26|url-status=live|access-date=2022-07-25|dead-url=unfit}}</ref> Setelah Utsman tewas, kubu pemberontak pun sebagian besarnya beralih ke Ali untuk menjadikannya Khalifah, dan Ali pun menerimanya. Ali lalu mengumpulkan sahabat-sahabat yang terkemuka dari almarhum Muhammad untuk berbai'at kepadanya. Namun beberapanya menunda, termasuk Thalhah dan Zubair yang padahal sebelumnya mendukung Ali ketika Abu Bakar masih menjabat. Seorang kaki tangan Ali, [[Malik al-Asytar]] menghunuskan pedangnya dan mengancam akan memenggal mereka, sehingga mereka terpaksa berbai'at.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n29/mode/2up?view=theater|title=The History of Tabari - Vol 16|pages=5|url-status=live}}</ref>
 
Di saat Ali akan pulang ke rumahnya, Thalhah, Zubair dan sejumlah umat muslim lainnya meminta kepada Ali supaya para pemberontak dan pembunuh Utsman agar dihukum. Namun Ali berdalih bahwa para pemberontak itu lah yang lebih berkuasa pada saat itu, sehingga orang-orang mesti mengikuti apa kata mereka, termasuk menjadikan Ali sebagai [[Khalifah]]. Orang-orang mulai curiga bahwa Ali berkomplot atau mengayomi para pembunuh Utsman. Thalhah dan Zubair pun meninggalkan [[Madinah]] menuju [[Makkah]], di mana mereka menemukan sekutu yang kuat, yakni [[Aisyah]], yang permusuhannya terhadap Ali terdokumentasi dengan baik.<ref name=":0">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 157}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=106, 135, 136}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=25, 104}}. {{Harvtxt|Jafri|1979|p=27}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref>