Arkeologi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sarajepo (bicara | kontrib)
Mengembangkan artikel Arkeologi Indonesia
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Gunkarta (bicara | kontrib)
Sejarah: pengayaan, terjemahan dari wikienglish
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext pranala ke halaman disambiguasi
Baris 13:
 
Contoh lain: kompleks Candi [[Prambanan]] dan [[Sewu]] dihubungkan dengan legenda [[suku Jawa|Jawa]] [[Roro Jonggrang]]; cerita rakyat yang menakjubkan tentang banyak jin yang membangun hampir seribu candi, dan seorang pangeran yang mengutuk seorang putri yang cantik namun licik menjadi sebuah patung batu.<ref>{{Cite web|url=http://ceritarakyatnusantara.com/en/folklore/82-rara-jonggrang-the-legend-of-prambanan-temple|title=Rara Jonggrang: The Legend of Prambanan Temple, Yogyakarta – Indonesia|website=ceritarakyatnusantara.com|access-date=2017-12-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20171228053936/http://ceritarakyatnusantara.com/en/folklore/82-rara-jonggrang-the-legend-of-prambanan-temple|archive-date=2017-12-28|dead-url=no|df=}}</ref> Meskipun demikian, beberapa Keraton Jawa mengumpulkan artefak-artefak arkeologis, termasuk arca-arca Hindu-Budha. Sebagai contoh, [[Keraton Surakarta]], [[Keraton Yogyakarta]], dan [[Praja Mangkunegaran]] mengumpulkan artefak-artefak arkeologis dalam museum-museum istana mereka.<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/mengenal-sejarah-seni-dan-tradisi-solo-di-museum-keraton-surakarta|title=Mengenal Sejarah, Seni, dan Tradisi Solo di Museum Keraton Surakarta {{!}} IndonesiaKaya.com – Eksplorasi Budaya di Zamrud Khatulistiwa|last=Kaya|first=Indonesia|website=IndonesiaKaya|language=id|access-date=2017-12-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20171228000653/https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/mengenal-sejarah-seni-dan-tradisi-solo-di-museum-keraton-surakarta|archive-date=2017-12-28|dead-url=no|df=}}</ref> Di daerah-daerah di mana kepercayaan Hindu bertahan, khususnya [[Bali]], situs-situs arkeologi seperti cagar alam [[Goa Gajah]] masih menjalankan fungsi keagamaan yang awalnya sebagai tempat suci peribadatan.<ref>{{cite web|author=Budi Utomo|first=Bambang|date=2 November 2018|title=Tokoh Peletak Dasar - Dasar Arkeologi Indonesia|url=https://arkenas.kemdikbud.go.id/page/profile/perintis-arkeologi#gsc.tab=0|website=|publisher=Pusat Penelitian Arkeologi Nasional|accessdate=14 Oktober 2023}}</ref>
 
===Zaman Hindia Belanda===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Beelden in het museum van het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Batavia TMnr 60025173.jpg|jmpl|kiri|Koleksi arca Hindu-Buddha di ''[[Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen]]'' (kini [[Museum Nasional Indonesia]]), Batavia, sekitar 1896]]
Studi arkeologi secara formal di Indonesia dimulai pada abad ke-18 di [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]], ketika sekelompok intelektual Belanda mendirikan lembaga ilmiah bernama ''Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen'', ([[Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen|Perkumpulan Seni dan Sains Batavia]]) pada 24{{nbsp}}April 1778.<ref>{{cite book | last =Rosi | first =Adele | title =Museum Nasional Guide Book| publisher=PT Indo Multi Media, Museum Nasional and Indonesian Heritage Society |year=1998 | location =Jakarta | pages =4 }}</ref> Badan swasta ini mempunyai tujuan untuk memajukan penelitian di bidang seni dan ilmu pengetahuan, khususnya sejarah, [[arkeologi]], [[etnografi]] dan [[fisika]],dan mempublikasikan berbagai temuannya.
 
Sir [[Thomas Stamford Raffles]], Gubernur Jenderal [[Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda|Jawa Britania]] (1811 sampai 1816) memiliki ketertarikan pribadi terhadap sejarah, budaya, dan masa lalu Jawa kuno, dan menulis ''[[Sejarah Pulau Jawa|The History of Java]]'', yang diterbitkan pada 1817.<ref>Sir Thomas Stamford Raffles: ''[[Sejarah Pulau Jawa|The History of Java]]''; Black, Parbury and Allen for the Hon. East India Company 1817; reprinted in the Cambridge Library Collection, 2010</ref> Pada masa pemerintahannya, reruntuhan candi kuno [[Borobudur]], [[Prambanan]] dan [[Trowulan]] terungkap. Hal ini memicu minat yang lebih luas terhadap arkeologi Jawa. Sejumlah [[Candi|temple ruins]]disurvei, dicatat dan dikatalogkan secara sistematis untuk pertama kalinya. Namun, pada abad ke-19, lonjakan minat terhadap seni rupa Jawa kuno menyebabkan penjarahan situs arkeologi oleh "pemburu suvenir" dan pencuri. Periode ini menyaksikan pemenggalan kepala Buddha di Borobudur. Dari 504 arca Buddha kuno asli di Borobudur, lebih dari 300 diantaranya rusak (kebanyakan tanpa kepala), dan 43 hilang. Kepala Buddha Borobudur yang dijarah sebagian besar dijual ke luar negeri, berakhir di koleksi pribadi atau dibeli dan menjadi koleksi museum Barat.<ref>{{cite journal| title=Acquisition |journal=Critical Inquiry |author=Hiram W. Woodward Jr. |volume=6 |issue=2 |year=1979 |pages=291–303| doi=10.1086/448048|s2cid=224792217 }}</ref> such as the [[Tropenmuseum]] in [[Amsterdam]] and [[The British Museum]] in [[London]].<ref>{{cite web
|url = http://www.bbc.co.uk/ahistoryoftheworld/objects/CPbWMMoFSnmUlSHF3dkf5A#
|title = Borobudur Buddha head
|publisher = BBC
|access-date = 2 August 2014
|quote = A History of The World, [[The British Museum]]
|archive-url = https://web.archive.org/web/20140812144441/http://www.bbc.co.uk/ahistoryoftheworld/objects/CPbWMMoFSnmUlSHF3dkf5A
|archive-date = 2014-08-12
|url-status = live
}}</ref>
 
Pada tahun 1901, pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] mendirikan ''Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek van Java en Madoera'', yang dipimpin oleh [[:nl:Jan Laurens Andries Brandes|Dr J. L. A. Brandes]].<ref name="Arkenas"/>Secara resmi diakui pada 14{{nbsp}}Juni 1913, dengan pembentukan ''Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indië'' (Dinas Arkeologi Hindia Belanda), sering disingkan sebagai "OD", di bawah Profesor Dr. N.J. Kromm.<ref name="Soejono"/>{{rp|page=5}} Kromm dianggap berjasa sebagai perintis yang mendirikan landasan organisasi studi arkeologi di Hindia Belanda. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap penemuan, eksplorasi, dan studi arkeologi dilakukan dan dicatat dengan benar dan sesuai dengan pendekatan ilmiah arkeologi modern. Selama kepemimpinan Kromm, sejumlah jurnal, buku, dan katalog disusun dan diterbitkan yang secara sistematis mencatat temuan arkeologis di koloni tersebut. Beberapa pekerjaan pemugaran awal di [[Candi|reruntuhan candi]] di Jawe juga dilakukan pada periode ini.<ref name="Soejono"/>{{rp|page=5}}
 
== Tokoh Arkeologi Indonesia ==