Semar Gugat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan by Rajasemar (bicara): Spamlink
Tag: Pembatalan
Ikbal zakariya (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
Baris 27:
| theatricalia_id =
}}
'''''Semar Gugat''''' adalah [[lakon panggung]] yang ditulis oleh [[Nano Riantiarno]] untuk grup sandiwara [[Teater Koma]]. Lakon ini mengisahkan tokoh [[wayang]] [[Semar]] yang mencoba dan gagal balas dendam terhadap [[Arjuna]] dan [[Srikandi]] karena telah mempermalukannya dengan memotong sejumput rambutnya saat mereka kesurupan ratu iblis [[Durga]]. Selesai ditulis pada pertengahan 1995, lakon ini terdiri dari 559 baris dialog yang terbagi menjadi 30 [[adegan (drama)|adegan]]. ''Semar Gugat'' dianggap sebagai kritik terhadap pemerintah [[Orde Baru]] pimpinan Presiden [[Soeharto]]. Lakon ini pertama kali dipentaskan tanggal 25 November 1995 setelah pemerintah menunda izinnya selama beberapa bulan. Setelah Teater Koma mementaskannya selama dua minggu, lakon ini diadopsi oleh berbagai grup sandiwara amatir. Pada tahun 1998, Riantiarno memenangkan [[S.E.A. Write Award]] atas karyanya yang satu ini.
 
== Alur ==
Baris 51:
Muhammad Ismail Nasution dari [[Universitas Negeri Padang]] juga berpendapat bahwa lakon ini adalah kritik terhadap pemerintahan Orde Baru. Ia menyebutkan bahwa dialog yang mengkritik realita sosial Indonesia era Orde Baru sering diutarakan oleh putra Semar dan menyindir praktik bisnis, [[pendidikan di Indonesia|kebijakan pendidikan]], nepotisme, dan ketidaksetaraan yang terjadi.{{sfn|Nasution|2009|pp=51–52}} Selain mengutip perkataan Semar yang mengabaikan dugaan anak-anaknya bahwa Semar memimpin unjuk rasa, Nasution juga menyebut lakon ini mengkritik kaum muda yang mau berdemonstrasi menentang Orde Baru. Lakon ini menggambarkan mereka sebagai kaum yang mudah dimanipulasi para ''[[Agent provocateur|agents provocateur]]'' dan sering kali menghancurkan properti tanpa sebab.{{sfn|Nasution|2009|pp=51–52}}
 
H. [[Sujiwo Tejo]] dari ''[[Kompas]]'' menulis bahwa lakon ini menggunakan teknik bercerita yang lebih modern dan melihat bahwa perubahan antar adegan lebih bergaya dan cepat ketimbang wayang tradisional. Ia juga menyebut adanya pengaruh tarian modern sehingga tampak berbeda dengan teater tradisional.{{sfn|Tejo 1995, Angin Litsus dari Semar}}
 
== Pementasan ==
Setelah Riantiarno selesai menulis ''Semar Gugat'', pemerintah [[Orde Baru]]—yang mengharuskan setiap lakon panggung memiliki izin pementasan—menghambat proses pementasannya. Prosedurnya dilaksanakan tanpa basa-basi, namun ada beberapa penulis lakon yang wajib memenuhi persyaratan yang lebih ketat.{{sfn|Bodden|2010|p=50}} Riantiarno, yang pernah mengkritik habis-habisan pemerintah dengan menampilkan pelacur, transeksual, dan pejabat korup di ''Opera Kecoa'',{{sfn|Brown|2007|p=1136}} adalah penulis yang terkena imbasnya seperti [[Rendra]] dan [[Guruh Sukarnoputra]].{{sfn|Bodden|2010|p=50}} Pemerintah hanya mengizinkan lakon ini dipentaskan pada 24 November 1995.{{sfn|Tejo 1995, Angin Litsus dari Semar}} Karena muncul perdebatan soal penyensoran lakon panggung oleh pemerintah, termasuk ''Semar Gugat'', pada tahun 1996 pemerintah secara resmi memperlonggar persyaratannya. Para pengkritik sosial tetap skeptis dengan tindakan tersebut.{{sfn|Bodden|2010|p=305}}
 
''Semar Gugat'' pertama kali dipentaskan oleh Teater Koma di Graha Bakti Budaya berkapasitas 800 orang di [[Taman Ismail Marzuki]], Jakarta, sehari setelah izin diberikan. Tiket untuk dua pertunjukan pertama, masing-masing berdurasi tiga jam, habis terjual sebelum pertunjukan dimulai. Tejo melihat bahwa sebagian besar penontonnya justru bukan penggemar teater. Pementasan awal selama dua minggu ini diproduseri istri Nano, ratna, sedangkan [[koreografi]]nya ditangani Sentot S. dan musiknya diarahkan oleh Idrus Madani. Semar diperankan oleh Budi Ros,{{sfn|Tejo 1995, Angin Litsus dari Semar}} sementara tokoh lainnya dimainkan oleh Dudung Hadi, O'han Adiputra, Budi Suryadi, [[Ratna Riantiarno]], Derias Pribadi, dan Asmin Timbil.{{sfn|Teater Koma 1995, Pamphlet}} Atas karyanya di ''Semar Gugat'', Nano Riantiarno memenangkan [[S.E.A. Write Award]] dari pemerintah Thailand pada tahun 1998.{{sfn|JCG, Nano Riantiarno}}
 
Versi bukunya diterbitkan bulan November 1995 oleh Bentang Budaya di [[Yogyakarta]]. Sampulnya didesain oleh Si Ong.{{sfn|Riantiarno|1995|p=iv}} Lakon ini terus dipentaskan oleh berbagai grup sandiwara amatir.