Buyumboyo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→To Lamusa: Menambahkan nama nama desa Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
→Sejarah: Perbaikan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 70:
Engelenberg segera meminta kepada komandan [[KNIL|pasukan Hindia Belanda]] di [[Donggala]], [[Kapten]] [[G.W. Mazee]], untuk mengirim pasukan ke Tambarana. Korban terus berjatuhan dan yang lainnya lari dan menyerahkan diri kepada Engelenberg serta bersedia melanjutkan untuk mengerjakan jalan sesuai dengan instruksi yang diberikannya.<ref name=BLND1>{{cite web|title=Koloniaal Verslag over het jaar|author=Hoofdstuk, C.|date=1906|access-date=29 November 2016}}</ref> Pada akhirnya, Engelenberg tidak menaati janji yang diberikan bahwa mereka yang menyerah dan telah membayar [[pajak]] akan dibebaskan dan dikembalikan pada posisinya.
Rakyat [[Suku Bare'e]] yang tidak terima dengan perlakuan [[Hindia Belanda]] melaporkan ke [[Kerajaan Tojo]] dan laporan diterima oleh Raja Tojo Lariu bahwa telah terjadi pemungutan Asele (Asele dari [[Orang Tojo|Bahasa Bare'e]]; artinya ''pajak'') dan Kerja Paksa [[Heerendiensten]] kepada rakyat [[Suku Bare'e]] di Tambarana. Setelah beberapa lama di [[Grup Poso-Tojo|Poso]], Pemerintah [[Hindia Belanda]] bertemu dengan penguasa wilayah [[Grup Poso-Tojo|Poso]] yaitu [[Kerajaan Tojo]], dan melakukan provokasi kepada Raja Tojo Lariu, dan juga Papa i Lila (Kolomboy) penerus Lariu, supaya mau bekerja sama dengan Pemerintah [[Hindia Belanda]], tetapi ditolak. Setelah itu pemerintah [[Hindia Belanda]] menduduki Buyumboyo atau yang sekarang dinamakan Kelurahan Bukit Bambu, dengan mengangkat Budak dari [[Kerajaan Tojo]] yaitu Tadjongga atau biasa dipanggil dengan nama Papa i Melempo dari pihak [[To Kadombuku]].<ref>AANRAKINGEN MET DEN DJENA VAN TODJO, Papa i Melempo adalah budak dari Kerajaan Tojo, De Bare'e-Sprekende de Toradja Van midden celebes jilid 1 halaman 139, [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref>
Itulah pemerintah [[Hindia Belanda]] yang berhasil mengatasi pihak [[Kerajaan Tojo]], dan berkat kerjasama misionaris [[Kristen]] [[Hindia Belanda]] yang konon katanya berhasil melepaskan wilayah Poso dari cengkeraman [[Kedatuan Luwu]] dengan mengadakan suatu taktik gerakan misionaris [[Kristen]] yang disebut Monangu Buaja<ref>Sumber buku "POSSO" LIHAT & DOWNLOAD HALAMAN 151: MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), menyatakan ''Monangu buaya yaitu budaya ciptaan Misionaris Belanda'' . [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1].</ref> (krokodilzwemmen). Sehingga menimbulkan pertanyaan siapakah pemilik [[To Lage]] poso sebenarnya, Karena tidak mungkin satu wilayah memiliki dua suku dan tidak mungkin juga satu wilayah dimiliki dua kerajaan yang berbeda yaitu [[Suku Bare'e]] di pihak [[Kerajaan Tojo]] dan [[Watu Mpogaa|Toraja]] (pamona) [[Kristen|kristen]] di pihak [[Kerajaan Luwu]], dan [[Kerajaan Luwu]] tidak memiliki bukti kepemilikan [[Kerajaan Tojo|Tana Poso]] seperti Arajang<ref>DERIJKSSIERADEN VAN TODJO, De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 halaman 75-83.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref> [[Kerajaan Tojo]].<ref>Buku POSSO, HALAMAN 151,
Baris 79:
=== Legenda dan Tradisi Bare'e ===
Di [[Grup Poso-Tojo|Poso]] tahun 1907, pemerintah [[Hindia Belanda]] mulai melakukan taktik [[Politik pecah belah]] wilayah [[Suku Bare'e]] yang sebelumnya hanya 4 wilayah yaitu : ToRato Bongka, ToLalaeyo, ToTora'u, dan ToLage, dipecah menjadi beberapa daerah baru seperti To Puumboto, To Onda'e, To Pebato, To Bancea, dll, dan setiap wilayah baru diangkat seorang pemimpin Landschap (wilayah bentukkan [[Hindia Belanda]]) yang berpangkat dalam [[Orang Tojo|Bahasa Bare'e]]: Mokole Bangke, dan dalam hal taktik [[Politik pecah belah]], pemerintah [[Hindia Belanda]] bekerjasama dengan [[Misionaris]] [[Kristen]] dari [[Belanda]].
Taktik [[Politik pecah belah]] oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] tersebut yaitu dengan melakukan beberapa tradisi dari umat [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Tana Poso]] untuk menyebarkan adat istiadat dan budaya [[Suku Bare'e]] yang mempengaruhi suku-suku di luar [[Suku Bare'e]] yaitu tradisi mengatakan bahwa "orang Sausu dan Parigi berasal dari daerah aliran sungai Poso setelah terjadi peristiwa [[Watu Mpogaa]]. Konon mereka membawa tanaman sinagoeri dari Danau Poso. Ceritanya, semak ini menjadi pohon. Pohon dari Danau Poso ini sekarang digunakan di Parigi sebagai tiang utama rumah kepala lanskap. Namun patut diduga bahwa Orang Parigi aslinya berasal dari [[Kerajaan Palu|Teluk Palu]], begitu pula dengan masyarakat Ampibabo yang tinggal di sebelah utara mereka, yang bahkan lebih murni memiliki ciri-ciri [[Suku Kaili|kelompok Parigi-Kaili]]".<ref>VERSPREIDING VAN DE POSSO’SCH-TODJO’SCHE GROEP, page 6.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref>
Begitu halnya dengan wilayah To Kulawi dengan mengatakan bahwa "To Kulawi memiliki [[Tadulako]] yang berasal dari Roh Anitu (roh perang)<ref>Chapter. TADOELAKO TO KOELAWI.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref> seperti halnya [[Suku Bare'e]] di [[Grup Poso-Tojo]]", padahal yang sebenarnya hanya [[Suku Bare'e]] lah yang percaya dan memiliki Roh Anitu, dan Roh Anitu<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 halaman 285, '' DE GEESTEN INDEN DORP STEMPEL'',[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref> berasal dari [[Orang Tojo|Bahasa Bare'e]], sementara To Kulawi yang memiliki adat istiadat dan budaya [[Suku Bare'e]] adalah To Kulawi bentukkan pemerintah [[Hindia Belanda]] yang seperti halnya orang-orang parigi yang dibawa pemerintah [[Hindia Belanda]] dari pulau Jawa dan beragama [[Kristen]]. Jadi seperti halnya tradisi "Tanaman sinagoeri dari danau poso" yang mempengaruhi orang Parigi supaya percaya bahwa orang parigi berasal dari Danau Poso ([[Suku Bare'e]]) bukan dari Teluk Palu yaitu tempatnya [[Suku Kaili]] berasal, seperti itulah [[Misionaris]] [[Kristen]] [[Belanda]] mempengaruhi dan mengajak suku-suku di [[Sulawesi Tengah]] untuk mengenal agama [[Kristen]], dan konon tradisi dan budaya dari [[Suku Bare'e]] ini jangkauan wilayahnya sampai ke wilayah [[Suku Mongondow]] di [[Sulawesi Utara]] terutama dalam hal [[Tari Moraego]], Tari Mokayori, Baju Kulit Kayu ([[Inodo]], Fuya), dll, hal tersebut bisa dibuktikan dengan peninggalan dokumen-dokumen di zaman [[Hindia Belanda]].
Tradisi dari umat [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Tana Poso]] mengenai sausu dan parigi dipraktekkan oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] yaitu mula-mula dengan membawa orang-orang dari pulau Jawa yang telah beragama [[Kristen]] ke wilayah [[Van Heiden Tot Christen|Poso-Tojo]] di [[Sulawesi]], setelah itu memaksakan suatu cerita Legenda atau tradisi dari [[Suku Bare'e]] kepada suku selain [[Suku Bare'e]], dan tahap akhir dari [[Misionaris]] [[Belanda]] di [[Sulawesi Tengah]] yaitu membawa orang-orang yang telah beragama [[Kristen]] yang telah terpengaruh tadi dari daerah asalnya ke wilayah Wotu, [[Luwu Timur]], dengan mengikuti Legenda Desa Pamona [[Watu Mpogaa]].<ref>LEGENDA DESA PAMONA (DORP PAMONA), halaman 5.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref>
|