Toraja Koro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Toposopamona (bicara | kontrib)
Perbaikan konten
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Toposopamona (bicara | kontrib)
→‎Sejarah: Perbaikan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 21:
Kruyt memperkenalkan istilah ''Toraja'' untuk menyebut para penduduk yang mendiami wilayah pedalaman di tengah Pulau Sulawesi. Kata ini digunakan untuk menggantikan istilah ''[[Alifuru]]'' yang diperkenalkan oleh Johann Gerard Friedrich Riedel—karena dinilai merendahkan.{{sfn|Schrauwers|2000|p=31}} Kruyt kemudian mengkategorikan Toraja menjadi 3 kelompok, yaitu [[Suku Toraja|Grup Sadang]] yang umumnya menetap di lembah Sadang, [[Suku Kaili|Grup Parigi-Kaili]] yang menghuni [[Kota Palu|Lembah Palu]] dan pesisir Teluk Tomini, serta [[Grup Poso-Tojo]] yang sebagian besar berdiam di wilayah sekitar sungai dan Danau Poso, dan juga di wilayah Tojo.{{sfnm|1a1=Kaudern|1y=1925a|1pp=26-27|2a1=Kaudern|2y=1925b|2p=1|3a1=Aizawa|3y=2014|3p=164}}
 
Untuk [[Grup Poso-Tojo]] terkenal sebuah [[Van Heiden Tot Christen|Legenda Pamona]] yang wajib diimani oleh semua [[Kekristenan di Poso]] secara turun temurun, Legenda Pamona yang menceritakan sejarah batu menhir [[Watu Mpogaa]] yang kini telah menjadi satu-satunya batu menhir milik umat [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Poso]], Legenda Pamona yaitu para tua-tua masyarakat desa Pamona (Dorp Pamona) berkumpul dan memutuskan untuk saling meninggalkan, karena mereka sudah tidak mempunyai kepala desa i dori lagi karena ditangkap [[Kerajaan Luwu]]. Di bawah pimpinan enam saudara laki-laki dan satu saudara perempuan, Toraja tersebut menyebar ke seluruh daerah aliran sungai Posso, setelah sebelumnya menanam tujuh buah batu '''[[Watu Mpogaa]]<ref>WATOE MPOGAA, De Bare'e-Sprekende de Toradja Van midden celebes jilid 1 halaman 5, [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918],</ref> ([[ejaan Van Ophuijsen]]: ''Watoe Mpoga'a''; artinya “batu pemisah”)''' yang mana di tahun 1912 tiga batunya tetap ada. Setiap batu kemungkinan berasal dari salah satu dari enam suku utama dari wilayah (yang berbudaya) [[Kerajaan Tojo|Bare'e-(Toraja)]], sedangkan To Napu yang berbudaya Sigi-(Toraja), dan penyebaran penduduk dari Bekas Desa Pamona yang bahasa asli sukunya lebih dekat ke [[Bahasa Bare'e|Bahasa Taa]] ini berimigrasi ke wilayah [[Wotu, Luwu Timur|Wotu]], dan kemudian menetap disana. Sesampainya mereka di [[Wotu, Luwu Timur|Wotu]], penduduk dari bekas Desa pamona ini barulah menamakan suku mereka dengan nama suatu suku yang amat sangat jauh berbeda budaya dan bahasa<ref>Sumber buku "POSSO" LIHAT & DOWNLOAD HALAMAN 151:
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), ''ingatlah Lazarus dengan bangsawan berbaju mewah(inodo)nya '' , [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1]</ref> nya dengan [[Suku Bare'e|suku bare'e]].
 
Labelisasi Kruyt bukannya tidak ditentang oleh para akademisi lainnya. [[Walter Kaudern]], seorang etnolog [[Swedia]], mengkritik penerapan istilah Toraja menjadi tiga wilayah oleh Kruyt.{{sfnm|Kaudern|1925b|1pp=2-3|Aragon|2000|2p=53}} adalah [[Walter Kaudern]] seorang etnolog [[Swedia]] yang mengkritik penerapan label Toraja menjadi tiga wilayah oleh Kruyt.{{sfnm|Kaudern|1925b|1pp=2-3|Aragon|2000|2p=53}} Karena sudah dibagi oleh Kruyt, Kaudern kemudian membagi lagi tiga kategori Toraja versi Kruyt menjadi empat kategori. Kaudern tetap mempertahankan kelompok [[Grup Poso-Tojo|Toraja Poso-Tojo]] (Timur) dan [[Suku Toraja|Toraja Sadang]] (Selatan) dan kemudian membagi [[Suku Kaili|Toraja Parigi-Kaili]] (Barat) menjadi kategori Toraja Palu dan Toraja Koro, karena di Toraja Koro khususnya di wilayah Lore Napu adalah wilayah Kerajaan Sigi, sementara wilayah Bada dan Behoa berada di bawah pengawasan [[Landschap Poso]].{{sfnm|Kaudern|1925b|1pp=2-3|Aragon|2000|2p=6}} Sementara di selatan orang [[Bugis]] [[Kerajaan Luwu|To Luwu]] menolak penerapan istilah Toraja bagi penduduk [[Sulawesi]] yang beragama [[Kristen]].{{sfn|Aragon|2000|p=4}}
 
=== Zaman Hindia Belanda ===