Tamjidillah I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 158:
| url= https://books.google.co.id/books?id=Wc9wAAAAMAAJ&q=MOHAMMED+AMINOLLAH&dq=MOHAMMED+AMINOLLAH&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjDp-3zo53nAhUSg-YKHTLJBt0Q6AEIeTAI
| isbn=
}}</ref>Sebagai upaya merebut kekuasaan dari pamannya [[Tamjidillah I]], seminggu setelah Perjanjian Kayu Tangi (20 Oktober 1756), kemudian terjadi lagi Perjanjian Benteng Tatas 27 Oktober 1756 yang dibuat oleh '''Pangeran Ratu Anum Muhammad Illah Aliuddin Aminullah [[Muhammad dari Banjar]]''' bin Sultan [[Hamidullah dari Banjar]] gelar Tuan Almusyarafat [[Pangeran Ratu Anom]] adalah gelar dari , [[menantu]] Seri Sultan [[Tamjidillah I]] dan juga [[keponakan]] [[Sultan]]. Dengan [[Kompeni]] [[Belanda]] Perjanjian itu ditandatangani di [[benteng Tatas]] (sekarang lokasi [[Masjid Raya Sabilal Muhtadin]] yang terletak di [[Antasan Besar, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin|Antasan Besar]]). [[Perjanjian]] ini dibuat atas inisiatif sendiri dari ''Ratu Anom'' (artinya Putra Mahkota) dalam usahanya memperoleh [[tahta]] dari [[mertua]]nya, sesuai dengan perjanjian bahwa Seri Sultan [[Tamjidullah I]] sebetulnya hanya berfungsi sebagai wali, sementara [[Ratu Anom]] belum dewasa. Pasal yang kedua dari perjanjian yang dibuatnya, menjelaskan usahanya merebut [[kekuasaan]] dan juga kekuasaan yang sekarang dipegang oleh Seri Sultan [[Tamjidillah I]] adalah perbuatan seorang jahil yang hendak melenyapkan asal keturunan [[Sultan Banjar]] yang [[sah]].<ref name="Kerajaan Banjar"/> Sultan Tamjidillah I akhirnya menyerahkan tahta kepada Pangeran Ratu Anom pada tahun [[1759]] yang mengambil gelar Sultan '''Pangeran Ratu Anum Muhammad Illah Aliuddin Aminullah [[Muhammad dari Banjar]]''' bin Sultan [[Hamidullah dari Banjar]], sedangkan Pangeran Tamjidullah I sendiri turun tahta dan melepaskan gelar [[Sultan]] kemudian menyebut dirinya hanya sebagai [[Panembahan]] namun rakyat masih menyebutnya Sultan Sepuh, tetapi kemudian Sultan '''Pangeran Ratu Anum Muhammad Illah Aliuddin Aminullah [[Muhammad dari Banjar]]''' bin Sultan [[Hamidullah dari Banjar]] meninggal pada tanggal [[16 Januari]] [[1761]] dengan meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Kekuasaan kembali berada di tangan Pangeran [[Tamjidullah I]] kemudian ia menunjuk puteranya '''Pangeran Nata Dilaga''' (kelak di kemudian hari bergelar [[Sunan Nata Alam]]''') sebagai Wali Sultan ([[1761]]-[[1767]]) dengan gelar '''Panembahan Kaharuddin Khalilullah''' (kelak di kemudian hari bergelar [[Sunan Nata Alam]]''').<ref name="Kerajaan Banjar"/>Sedangkan Pangeran Mas dilantik sebagai [[Pangeran Mangkubumi]] dengan gelar '''[[Ratu Anum Kasuma Yuda]]''' dalam masa pemerintahan tersebut.<ref name="tutur candi"/>
 
== Perjanjian 18 Mei 1747 ==