Tamjidillah I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 128:
}}</ref>
 
Pangeran Tachmit putra mahkota Sultan Hamidullah sebagai [[Pewaris takhta]] belum genap berusia 18 tahun, sehingga dinyatakan belum layak dilantik sebagai [[Sultan]]. Pangeran Tachmit kemudian bergelar '''Pangeran Ratu Anum'''. Salah seorang saudara Sultan Tamjidillah yang bernama Pangeran Mas diangkat sebagai kepala daerah [[distrik Negara|Negara]].
 
Pada tahun [[1747]], Kyai Martajaya, seorang Banjar dilantik sebagai [[syahbandar]] (biasanya jabatan syahbandar dipegang oleh orang [[Gujarat]] atau [[Tionghoa]]). Kyai Martaraga dilantik menjadi penghulu (ulama keraton) tahun [[1752]]. [[Kyai Ingabehi Surengrana]] yang berasal dari Margasari memegang jabatan Puspawana (petugas yang mengurus ternak, padang perburuan, dan sungai untuk persediaan ikan bagi warga istana). Sepupu Tamjidillah yang bernama Pangeran Suryanata menjadi ketua Dewan Mahkota. Ia tinggal di Martapura dan meninggal tahun [[175]]0. Putera almarhum yang bernama Pangeran Prabukasuma menggantikan sebagai ketua Dewan Mahkota. Beberapa anggota Dewan Mahkota tinggal di luar [[Kayu Tangi]] yaitu Pangeran Marta dan Pangeran Ulahnegara yang tinggal di [[Distrik Margasari|Margasari]] dan Pangeran Wiranata tinggal di [[Distrik Benua Empat|Tapin]]<ref name="eprints.lib.ui.ac.id">http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf</ref>