Kota Lubuklinggau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
agama
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 58:
| penduduktahun = 2022
| suku =
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
| agama = [[Islam]] 90,73%<br> [[Budha]] 5,03%<br> [[Kristen Katolik]] 2,31%<br> [[Kristen Protestan]] 1,92%<br> [[Hindu]] 0,01%<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sumsel.kemenag.go.id/artikel/view/39692/data-pemeluk-agama-2016|title=Data Pemeluk Agama di Sumatera Selatan 2016|last=|first=|website=www.sumsel.kemenag.go.id|accessdate=2 Agustus 2019|archive-date=2021-02-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20210203135204/https://sumsel.kemenag.go.id/artikel/view/39692/data-pemeluk-agama-2016|dead-url=yes}}</ref>
|97,25% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 1,76% [[Kekristenan]]
** 1,19% [[Protestan]]
** 0,57% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,98% [[Budha]]
| agama = [[Islam]] 900,7301%<br> [[Budha]] 5,03%<br> [[Kristen Katolik]] 2,31%<br> [[Kristen Protestan]] 1,92%<br> [[Hindu]] 0,01%<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sumselgis.kemenagdukcapil.kemendagri.go.id/artikelarcgis/viewapps/39692MapSeries/data-pemeluk-agama-2016|titleindex.html?appid=Dataa877346e9f0f4458897e549d88f972f6 Pemeluk Agama di Sumatera Selatan 2016|last=|first=|website=www.sumsel.kemenag.go.id|accessdate=2 Agustus 2019|archive-date=2021-02-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20210203135204/https://sumsel.kemenag.go.id/artikel/view/39692/data-pemeluk-agama-2016|dead-url=yes}}</ref>}}
| bahasa = [[Bahasa Indonesia]] <br> [[Bahasa Palembang]] <br> [[Bahasa Col]] <br> [[Bahasa Jawa]]
| zona = WIB
Baris 71 ⟶ 79:
| web = {{url|lubuklinggaukota.go.id}}
}}
'''Kota Lubuklinggau''' ([[Surat Ulu]] : '''ꤾꥈꤷꥈꤰ꥓ ꤾꥇꥏꤱꥌ''') adalah sebuah [[kota]] setingkat kabupaten paling barat di [[Sumatera Selatan]], [[Indonesia]]. Dengan jumlah Populasi tahun 2022 (240,238 ribu jiwa), yang terletak pada posisi antara 102 º 40' 0” - 103 º 0' 0” bujur timur dan 3 º 4' 10” - 3 º 22' 30” lintang selatan berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Rejang Lebong]], [[Bengkulu|Provinsi Bengkulu]]. Status "kota" untuk Lubuklinggau diberikan melalui UU No. 7 Tahun 2001 dan diresmikan pada [[17 Agustus]] [[2001]]. Kota ini merupakan pemekaran dari [[Kabupaten Musi Rawas]].<ref>{{id}}{{cite web|url=http://www.lubuklinggaukota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=147&Itemid=102|title=Lubuk Linggau|format=html|accessdate=2012-10-29|archive-date=2023-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230305165211/https://lubuklinggaukota.go.id/public/|dead-url=no}}</ref>
 
'''Kota Lubuklinggau''' dikenal dengan sebutan "Kota Durian" karena menajadi kota penghasil durian setiap musim durian tiba dan "Kota Transit Menuju Kota Metropolis" karena berada persis di persimpangan jalan[[Jalan Raya Lintas Sumatera|Jalan lintasLintas tengahTengah Sumatera]] antara Provinsi [[Jambi]], [[Lampung]] dan [[Bengkulu]]. Dalam perkembangannya, kota ini tumbuh menjadi pusat ekonomi, perdagangan, dan jasa. Dengan posisi yang strategis, kota ini diramaikan oleh mereka yang transit untuk beristirahat di tengah perjalanannya. Setelah perjalanan jauh melalui darat, misalnya dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] atau [[Lampung]], kerap kali orang akan beristirahat di Lubuklinggau. Begitu pula kalau dari arah utara, seperti dari [[Kota Medan]] atau [[Kota Padang]] via [[jalinteng]], juga akan menyempatkan berhenti di Lubuklinggau.
 
Pada masa Agresi Belanda II, 1947–1949, kota ini merupakan pusat komando tentara Indonesia yang tertinggi di Sumatera Bagian Selatan. Berslogan ”sebiduk, semare” yang berarti sewadah setujuan, kota ini memiliki visi “Terwujudnya Kota Lubuklinggau Menjadi Kota Metropolis Yang Madani”.