Katedral Sibolga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lukemanaaja (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Lukemanaaja (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 20:
Pada tanggal 21 Mei 1930 datanglah 6 orang Suster dari Kongregasi Suster-Suster Cintakasih dari Maria Bunda yang berbelaskasih (SCMM) di Sibolga. Para suster ini menempati satu rumah yang agak besar di Heerenstaat yang dibeli oleh [[Reverendus Pater|R.P.]] [[Chrysologus Timmermans]], [[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M. Cap.]], pada tanggal 9 Mei 1930 dari perusahaan Nennemannen Co. Pada tahun ini para suster membuka H.C.S. (Holland Chinese School), sekolah rakyat untuk anak-anak Tionghoa, dengan bahasa pengantar adalah bahasa Belanda dan juga membuka sebuah TK.
 
Pada permulaan tahun 1932, [[Reverendus Pater|R.P.]] [[Chrysologus Timmermans]], [[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M. Cap.]], mulai menjejaki untuk membangun sebuah gedung Gereja untuk umat Katolik Sibolga yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya. Maka pada tanggal 23 Februari mulailah pembangun rumah pastor dan Gereja. Dalam musim kemarau, tanggal 11 September 1932, gedung gereja dan pastoran diberkati oleh Prefek Apostolik Padang, [[Monsinyur|Mgr]]. [[Mathias Leonardus Trudon Brans]], [[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M.Cap.]], dan pastoran mulai dipakai. Dengan demikian, diletakkanlah dasar bagi Gereja Katolik di Sibolga, yang kemudian menjadi titik pusat Prefektur Apostolik Sibolga. Pada saat ini, umat di kota Sibolga sudah berjumlah 223 orang, terdiri dari 125 orang Eropa, 84 orang China dan 14 orang Batak. Pada awal tahun 1942, sudah ada 603 orang umat Katolik di dalam kota Sibolga, terdiri dari 355 orang China, 191 orang Batak dan 57 orang EropahEropa.
[[File:Prasasti pendirian pastoran katedral Sibolga.jpg|jmpl|200px|Prasasti pendirian gedung Pastoran pada tanggal 23 Februari 1932 dalam Bahasa Belanda. Gedung Pastoran dan Gedung Gereja sampai saat ini masih dipakai dan bentuknya tidak berubah secara signifikan. ]]
 
[[Reverendus Pater|R.P.]] [[Chrysologus Timmermans]], [[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M. Cap.]], sangat berkeinginan untuk mengembangkan misi di luar kota Sibolga. Sejak kedatangannya pada tahun 1929, banyak orang Batak, baik yang beragama asli maupun yang sudah dibaptis ke dalam Gereja Protestan, selalu menghubunginya dan ingin menjadi Katolik. Pada tahun 1933, [[Reverendus Pater|R.P.]] [[Chrysologus Timmermans]], [[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M. Cap.]] mendapatkan ijin dari Pemerintah Kolonial Belanda di Jakarta, untuk bekerja di luar kota Sibolga. Maka mulailah [[Reverendus Pater|R.P.]] [[Chrysologus Timmermans]], [[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M. Cap.]] mengunjungi kampung-kampung orang Batak, mulai dari Pangaribuan sampai Purbatua di Tapanuli Selatan.