Wangsa Goparana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
[[Berkas:Pintu Masuk Komplek Makam Aria Wangsa Goparana.jpg|al=|jmpl|261x261px|Makam Dalem Wangsa Goparana di Subang]]
[[Berkas:Pintu Masuk Makam Aria Wangsa Goparana.jpg|al=|jmpl|239x239px|Pintu masuk makam Rd. Aria Wangsa Goparana]]
[[Dalem Wangsa Goparana]] atau Raden Aria Wangsa Goparana (Sunan Sagalaherang) adalah putra [[Sunan Wanaperih]] yang merupakan
Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji kemudian digantikan oleh puteranya, Apun Surawijaya, yang memindahkan pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya yang menikah dengan putri Cirebon bernama Ratu Raja Kertadiningrat yang merupakan saudari dari Panembahan Sultan Sepuh III Cirebon. Pangeran Surawijaya dianungrahi 6 orang anak yaitu: Dipati Suwarga, Mangunjaya, Jaya Wirya, Dipati Kusumayuda, Mangun Nagara, dan Ratu Tilarnagara. Ratu Tilarnagara menikah dengan Bupati Panjalu ([[Kerajaan Panjalu Ciamis]]) yang bernama Pangeran Arya Sacanata yang masih keturunan Prabu Haur Kuning. Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga yang menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu: Pangeran Dipati Wiranata dan Pangeran Secadilaga atau Pangeran Raji. Pangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran Secanata. Pada masa pemerintahan Pangeran Secanata pengaruh kekuatan V.O.C. sudah sangat terasa hingga pada tahun-tahun berikutnya pemerintahan di Talaga diharuskan pindah oleh [[VOC|V.O.C.]] ke Majalengka, hal ini menyebabkan penolakan dari rakyat Talaga yang kemudian melakukan perlawanan. Peninggalan masa tersebut berupa senjata dan pusaka masih terdapat di Museum Talaga hingga saat ini.
|