Manuskrip Sana'a: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Toonyf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Toonyf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan
Baris 1:
{{Short description|Early Quranic palimpsest}}
[[File:Sana'a1 Stanford '07 recto.jpg|thumb|right|upright=1.1|Sisi kanan [[Stanford University|Stanford]] '07 folio. Teks baru ini meliputi Quran {{transliteration|ar|al-Baqarah}}, ayat 265–271.]]
{{Bilah sisi Al-Qur'an}}
'''Palimpsest Sanaa''' (juga dikenal sebagai '''Ṣanʽā’ 1''' atau '''DAM 01-27.1''') atau Quran Sana'a adalah salah satu naskah Quran tertua yang telah ditemukan dan masih ada.{{sfn|Sadeghi|Goudarzi|2012|p=8}} Quran Sanaa ditemukan saat kegiatan restorasi [[Masjid Agung Sanaa]] pada tahun 1972 dengan ditandai ditemukannya sejumlah besar fragmen [[Quran|Al-Quran]] maupun non-Quran. Pada tahun 1981, manuskrip ini diidentifikasikan sebagai [[palimpsest]] Quran karena ditulis di atas perkamen bekas naskah tulisan lama yang lebih dahulu ada.
 
* Teks baru yang timbul dan terbaca sepenuhnya sesuai dengan [[Quran Utsmani|Abdullah bin Mas'ud]], baik dalam teksnya maupun urutan [[surah]].
* Teks lama di bagian bawah, yang dihapus untuk ditulis ulang dan ditimpa oleh teks baru, mengandung banyak variasi dari teks Quran standar yang ada. Urutan surahnya tidak sesuai dengan Quran yang dikenal. Teks bagian bawah atau teks lama ini masih bisa dibaca dengan bantuan cahaya ultraviolet dan pemrosesan komputer.
 
Baris 9 ⟶ 10:
 
==Sejarah==
=== Penemuan dan penelitian ===
Pada tahun 1972, pekerja bangunan yang merenovasi dinding di loteng Masjid Agung [[Sana'a]] di Yaman, menemukan sejumlah besar perkamenmanuskrip dan manuskripperkamen kunotua. MerekaBanyak diantaranya ditemukan dalam kondisi rusak. Karena tidak menyadari apapentingnya yangdokumen merekatersebut, temukanpara danpekerja mengumpulkan dokumen-dokumen tersebut, dan memasukkannyamengemasnya ke dalam sekitar 20 karung kentang, kemudiandan meninggalkannya di tangga salah satu tangga menara Masjidmasjid.<ref name=lester1999>{{cite journal |last = Lester |first = Toby |title = What Is The Koran |journal = The Atlantic Monthly |date = January 1999 |url = http://www.theatlantic.com/doc/prem/199901/koran |accessdate = 2008-12-02}}</ref>[5]
 
Presiden (saat itu) dari Otoritas Kepurbakalaan Yaman, Qadhi Isma'il Alal-Akwa' bin Ali, menyadariyang adanyasaat kemungkinanitu penemuanmenjabat inisebagai adalahpresiden penemuanOtoritas pentingPurbakala Yaman, menyadari pentingnya temuan tersebut. Al-Akwa' memintamencari bantuan internasional dalam memeriksa dan melestarikan serpihan-serpihanfragmen naskah itutersebut, dan pada tahun 1979 berhasil menarik perhatianminat seorang ilmuwansarjana GermanJerman yang berkunjung, yang kemudian membujuk pemerintah [[Jerman Barat]] kala itu untuk mengorganisirmengatur dan membiayaimendanai proyek restorasi.<ref[5] name=lester1999/>Fragmen yang diawetkan terdiri dari materi Alquran dan non-Quran.[6]
 
=== Proyek restorasi ===
Tes karbon-14 menunjukkan beberapa perkamen berasal dari tahun 645-690 sesudah masehi.<ref name="Carole Hillenbrand"> [[Carole Hillenbrand]], ''The New Cambridge Medieval History'', vol. 1, p.330</ref> Periode ini cukup panjang, terutama jika perkamen itu digunakan ulang, yang wajar dilakukan pada zaman dahulu. Sedangkan [[kaligrafi]]nya berasal dari tahun 710-715 sesudah masehi.<ref>{{cite web
Pemulihan fragmen perkamen tersebut dimulai pada tahun 1980 di bawah pengawasan Departemen Purbakala Yaman dan didanai oleh Bagian Kebudayaan Kementerian Luar Negeri Jerman. Temuan tersebut mencakup 12.000 pecahan perkamen Alquran. Semuanya, kecuali 1500–2000 fragmen, dimasukkan ke dalam 926 manuskrip Alquran yang berbeda pada tahun 1997. Tidak ada yang lengkap dan banyak di antaranya hanya berisi beberapa file saja. Albrecht Noth (Universitas Hamburg) adalah direktur proyek ini. Proyek pengerjaan di lapangan dimulai pada tahun 1981 dan berlanjut hingga akhir tahun 1989 saat proyek dihentikan seiring dengan berakhirnya pendanaan. [[Gerd R. Puin]] (Universitas Saarland) menjadi direkturnya mulai tahun 1981. Keterlibatannya berakhir pada tahun 1985, ketika [[Hans-Caspar Graf von Bothmer]] (Universitas Saarland) mengambil alih sebagai direktur lokal. Bothmer meninggalkan Ṣan'ā' pada tahun berikutnya, tetapi terus menjalankan proyek tersebut dari Jerman dan melakukan perjalanan ke lokasi tersebut hampir setiap tahun.
|last=Saifullah
|first=M S M
|coauthors = Ghali Adi & ?Abdullah David
|title= Radiocarbon (Carbon-14) Dating And The Qur'anic Manuscripts
|publisher= islamic-awareness.org
|date= 2008-11-08
|url= http://www.islamic-awareness.org/Quran/Text/Mss/radio.html
|accessdate=2008-12-08}}</ref>
Secara umum yang diketahui saat itu adalah "belum pernah ada manuskrip yang berasal dari sebelum abad ke 9."
<ref>{{Cite journal
| last = Leemhuis
| first = Fred
| author-link = Fred Leemhuis
| title = From Palm Leaves to the Internet
| journal = Cambridge Companion to the Qur'an
| pages = 146
| year = 2007 }}</ref>
 
Mulai tahun 1982, Ursula Dreibholz menjabat sebagai konservator untuk proyek ini, dan bekerja penuh waktu di Ṣan'ā' hingga akhir tahun 1989. Ia menyelesaikan restorasi manuskrip tersebut. Dia juga merancang tempat penyimpanan permanen, menyusun banyak potongan perkamen untuk mengidentifikasi manuskrip Alquran yang berbeda, dan mengarahkan staf Yaman dalam tugas yang sama. Naskah-naskah tersebut terletak di Rumah Naskah, Dār al-Makhṭūṭāt (DAM), di Ṣan'ā', Yaman. Setelah tahun 1989, Bothmer mengunjungi koleksi tersebut secara berkala. Pada musim dingin tahun 1996–197, dia memfilmkan semua fragmen perkamen yang telah dimasukkan ke dalam manuskrip Alquran yang berbeda. Dari 1500–2000 fragmen yang tersisa, ia memfilmkan 280 fragmen secara mikrofilm. Mikrofilm tersebut tersedia di Ṣan'ā' di House of Manuscripts. Sebanyak 651 gambar fragmen terpilih dari Sana'a - termasuk beberapa dari DAM 01-27.1, telah diterbitkan dalam CD-ROM melalui program 'Memory of the World' UNESCO.
== Proyek restorasi ==
 
Sana'a Palimpsest diberi nomor katalog DAM 01-27.1, yang menunjukkan sebuah manuskrip dengan baris-baris yang bervariasi pada halaman (maka ditulis '01'), panjang baris tertulis kira-kira. 27 cm (11"), dan dengan indikator urutan '1'. Pada tahun 2015, sekitar 38 lembar fragmen telah diidentifikasi kemungkinan besar berasal dari naskah khusus ini. Sejak tahun 2007, tim gabungan Italia-Prancis di bawah pimpinan [[Sergio Noja Noseda]] dan Christian Robin berusaha untuk menghasilkan gambar digital baru beresolusi tinggi dari DAM 01-27.1 (dan manuskrip terpilih lainnya yang disimpan dalam cache), di bawah cahaya alami dan ultra-violet, yang sejak itu telah menjalani pasca-pemrosesan komputerisasi ekstensif oleh Alba Fedeli untuk memisahkan teks bagian atas dan bawah. Gambar resolusi tinggi menjadi dasar untuk edisi Sadeghi dan Goudarzi, dan Asma Hilali.
Restorasi manuskrip ini diorganisir dan diawasi oleh seorang ahli kaligrafi arab dan paleografi Qur'an yang bernama [[Gerd R. Puin]] dari [[Saarland University]], di [[Saarbrücken]], Jerman. Puin telah memeriksa bagian-bagian perkamen yang ada dalam kumpulan ini secara menyeluruh, dan mendapatkan urutan ayat-ayat yang tidak biasa, perbedaan kecil dalam teks, dan orthografi serta hiasan-hiasan artistik dengan gaya yang langka ditemukan. Beberapa manuskrip juga merupakan contoh langka yang ditulis dalam bahasa [[Arab Hijazi]] awal. Walaupun bagian-bagian yang ditemukan ini berasal dari sebuah Qur'an tertua yang pernah ditemukan, bagian-bagian ini juga merupakan sebuah [[palimpsest]], dengan tulisan -tulisan baru yang menggantikan versi Qur'an yang bahkan lebih tua lagi.<ref name=lester1999/>
 
== Isi manuskrip ==
Sementara penggalian dilanjutkan, lebih banyak halaman yang ditemukan. Dari tahun 1983 hingga 1996, sekitar 15.000 dari 40.000 halaman telah dipulihkan, termasuk 12.000 pecahan yang berasal dari abad ke-8.<ref>{{cite journal
Naskahnya adalah [[palimpsest]], artinya perkamen itu ditulis lebih dari sekali. Teks asli (di bagian bawah) dihapus, dan ditulis untuk kedua kalinya (teks atas yang baru) dengan proses ini berpotensi diulang seiring waktu dengan perkamen yang sama.{{cn|date=July 2020}} Dalam palimpsest Sana'a, baik teks baru maupun lama adalah Al-Qur'an yang ditulis dengan [[aksara Hijazi]]. Teks atas atau teks baru tampaknya menyajikan teks Al-Qur'an yang lengkap, begitu pula teks lama di bawahnya, menurut rekonstruksi kodikologis oleh Éléonore Cellard (ini telah menjadi pertanyaan perdebatan ilmiah).<ref name="Cellard2021">{{cite journal |last1=Cellard |first1=Éléonore |date=2021 |title=The Ṣanʿāʾ Palimpsest: Materializing the Codices |url=https://www.academia.edu/68162838/ |journal=Journal of Near Eastern Studies |volume=80 |issue=1 |pages=1–30 |doi=10.1086/713473|s2cid=233228467 }}</ref> Dalam Al-Qur'an standar, surah-surah disajikan dalam urutan perkiraan yang panjangnya semakin berkurang; oleh karena itu, sebuah Al-Qur'an yang terpisah-pisah dan mengikuti urutan standar surah-surah secara umum dapat diasumsikan telah menyajikan teks yang lengkap, namun tidak demikian halnya. Rekonstruksi Cellard menemukan bahwa meskipun urutan surahnya berbeda, teks bawahnya juga mengikuti prinsip yang sama.
| last =
| first =
| title = Sana’a manuscripts: uncovering a treasure of words
| journal = UNESCO Courier
| date = May 2007
| url = http://portal0.unesco.org/en/ev.php-URL_ID=37916&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html
| accessdate = 2008-12-02
| archive-date = 2008-01-20
| archive-url = https://web.archive.org/web/20080120225349/http://portal0.unesco.org/en/ev.php-URL_ID%3D37916%26URL_DO%3DDO_TOPIC%26URL_SECTION%3D201.html
| dead-url = yes
}}</ref>
 
Namun naskah yang ditemukan belum lengkap. Ada sekitar 82 lembar telah diidentifikasi sebagai lembaran yang mungkin menyajikan teks bagian atas, 38 di antaranya berada di Dār al-Makhṭūṭāt (Rumah Naskah) Yaman{{sfn|Sadeghi|Goudarzi|2012}} dan empat lainnya milik koleksi pribadi (setelah sempat dilelang di luar negeri).{{sfn|Sadeghi|Bergmann|2010}} Selain itu pada tahun 2012, 40 lembar palimpsest yang disimpan di Perpustakaan Timur Masjidil Haram di Sana'a dan diterbitkan pada tahun 2004, dianggap kemungkinan merupakan lembaran terpisah dari teks atas DAM 01-27.1.{{sfn|Hamdoun|2004}} Banyak lembaran di Rumah Naskah yang secara fisik tidak lengkap dan hanya 28 lembar yang tulisan atasnya masih bisa terbaca (karena rusak),{{sfn|Sadeghi|Goudarzi|2012|p=37}} sedangkan lembaran milik pribadi[9] atau dipegang oleh Perpustakaan Timur umumnya dalam kondisi lebih baik.{{sfn|Hamdoun|2004}} 82 lembar palimsest ini mencakup sekitar setengah dari Al-Quran. Perkamen tersebut kualitasnya lebih rendah, dengan banyak lembaran berlubang di tempat teks baru dan lama ditulis. Namun secara jumlah keseluruhan lembaran berbahan kulit binatang itu tetap lengkap layaknya kualitas Al-Qur'an seperti [[Kodeks Parisino-petropolitanus]].
Pada tahun 1999, Editor eksekutif website [[The Atlantic|The Atlantic MOnthly]] Toby Lester, memberitakan penemuan Puin: "Beberapa perkamen yang ditemukan dari Yaman berasal dari abad ke-tujuh dan ke-delapan. Atau dua abad pertama agama Islam. Perkamen ini adalah Al Quran yang tua, mungkin yang paling tua yang pernah ada. Selain itu, sebagian serpihan ini menunjukan adanya perbedaan kecil (tapi mengganggu) dari teks Quran yang biasa. Perbedaan-perbedaan tersebut, walaupun tidak mengejutkan bagi ahli teks sejarah, bertentangan dengan keyakinan Muslim ortodoks bahwa Al Quran yang sekarang adalah kata-kata Tuhan yang sempurna, tidak pernah berubah, dan abadi."<ref name=lester1999 />
 
Sejarawan [[Michael Cook]], menyimpulkan pekerjaan awal pada fragmen Sana'a pada tahun 2000 sebagai berikut:
 
{{blockquote|Pertama, rentang variasi isi jauh lebih banyak dibanding sumber-sumber mapan pada umumnya, meski secara karakter variasi tidak tampak jauh berbeda dari apa yang telah dicatat oleh sumber-sumber lainnya.
 
Kedua, ortografi dari fragmen-fragmen awal ini dan lainnya berbeda dari yang kita kenal dalam satu hal yang cukup mencolok, yaitu seringnya kegagalan menandai ā yang panjang sebagai bagian dari kerangka konsonan dalam kata-kata seperti qāla, ' katanya' (ejaan ql yang muncul dalam fragmen ini dalam teks kita akan dibaca sebagai qul, artinya 'katakan!').
 
Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya, bagian-bagian yang menunjukkan akhir dari satu surah dan awal dari surah lainnya mengungkapkan beberapa penyimpangan yang jelas dari urutan standar surah; Penyimpangan-penyimpangan ini sebanding dengan yang dilaporkan oleh sumber-sumber sastra untuk beberapa versi yang digantikan oleh kodeks Utsman, namun penyimpangan-penyimpangan tersebut juga tidak selalu sejalan.<ref name="MCKVSI2000:120">[[#MCKVSI2000|Cook, ''The Koran'', 2000]]: p.120</ref>}}
 
=== Teks baru ===
Teks baru atau teks atas sepenuhnya sesuai dengan teks yang mendasari penggunaan Al-Qur'an modern, dan kemungkinan besar berasal dari akhir abad ke-7 dan awal abad ke-8 Masehi.{{sfn|Sadeghi|Goudarzi|2012|p=7}} Asma Hilali memberikan transkripsi lengkap teks bagian atas dari 26 lembar yang dapat dibaca di Rumah Naskah, dan menemukan 17 varian non-ortografik di halaman-halaman tersebut, yang bacaannya berbeda dengan teks Al-Qur'an "standar", seperti yang disajikan dalam edisi Kairo tahun 1924. Lima dari 17 varian di teks atas ini sesuai dengan bacaan Qira'at yang diketahui dalam tradisi varian Alquran.
 
Kepadatan penulisan teks bagian atas bervariasi dari halaman ke halaman, sehingga jumlah teks yang ditranskripsi pada setiap halaman bervariasi dari 18,5 baris edisi standar Kairo hingga sebanyak 37 baris. Setelah teks selesai, ditambahkan hiasan polikrom berupa pita pemisah surah, dan indikator pembagian 10, 50, dan 100 ayat dalam berbagai bentuk tertentu. Banyak dari dekorasi ini yang belum selesai. Selain itu, teks bagian atas sebelumnya menyertakan pemisah ayat tersendiri – ada yang sezaman dengan teks, ada pula yang disisipkan belakangan. Penghitungan ayat yang sesuai dengan indikator ayat polikrom tidak konsisten dengan penghitungan indikator ayat individual, yang menyiratkan bahwa indikator ayat tersebut disalin di Al-Qur'an lain.
 
=== Teks lama ===
Teks lama atau di bagian bawah yang masih ada dari 36 lembar di House of Manuscripts, bersama dengan teks bagian bawah dari yang dilelang di luar negeri, diterbitkan pada bulan Maret 2012 dalam sebuah esai panjang oleh [[Behnam Sadeghi]] (Profesor Studi Islam di Universitas Stanford) dan [[Mohsen Goudarzi]] ( mahasiswa PhD di Universitas Harvard).{{sfn|Sadeghi|Goudarzi|2012}} Sebelumnya, pada tahun 2010, Sadeghi telah menerbitkan studi ekstensif terhadap empat folio yang dilelang di luar negeri, dan menganalisis variannya menggunakan metode kritis tekstual.{{sfn|Sadeghi|Bergmann|2010}} Ilmuwan Jerman Elizabeth Puin (dosen di Universitas Saarland), yang suaminya adalah direktur lokal proyek restorasi hingga tahun 1985, juga telah menyalin teks lamadari beberapa folio dalam lima publikasi berturut-turut.{{sfn|Puin|2008}}{{sfn|Puin|2009}}{{sfn|Puin|2010}}{{sfn|Puin|2011}} Teks bagian bawah dari lembaran palimpsest di Perpustakaan Timur belum dipelajari atau diterbitkan, dan tidak diketahui berapa banyak dari lembaran-lembaran ini yang mungkin memiliki teks bagian bawah yang sama dengan yang ada di Rumah Naskah; namun, tampaknya empat folio yang dilelang (yang teks bawahnya telah dipelajari, dan tampaknya merupakan teks bawah yang sama) berasal dari bagian naskah ini, dan bukan dari DAM 01-27.1. Meskipun transkripsi dari foto-foto Hamdoun merupakan tantangan yang sangat sulit, Hythem Sidky telah berhasil mengidentifikasi urutan tekstual yang lebih rendah dari sebagian besar lembaran di Perpustakaan Timur.<ref name="Cellard2021" />
 
Teks bagian bawah memang telah dihapus dan ditulis ulang di atasnya, namun karena adanya kandungan logam di dalam tinta teks lama, teks bagian bawah ini muncul kembali, dan kini muncul dalam warna coklat muda, yang visibilitasnya dapat ditingkatkan menggunakan sinar ultra-violet.{{sfn|Sadeghi|Bergmann|2010}} Perkamen kala itu memang dikenal mahal dan tahan lama, sehingga merupakan praktik yang umum untuk mengikis tulisan dari teks yang tidak terpakai dan rusak agar dapat digunakan kembali. Namun meskipun terdapat beberapa contoh Al-Qur'an bekas yang digunakan kembali untuk teks-teks lain, hanya ada beberapa contoh Al-Qur'an baru yang ditulis menggunakan perkamen bekas, dan semua contoh ini diyakini berasal dari temuan Al-Qur'an di Sana'a. Penggunaan kembali dalam kasus ini mungkin semata-mata karena alasan ekonomi. Standarisasi teks Al-Quran dilakukan sekitar tahun 650 M oleh 'Utsmān yang mungkin telah menyebabkan teks yang dianggap tidak sesuai standar menjadi usang dan dihapus sesuai dengan instruksi resmi mengenai hal tersebut.{{sfn|Sadeghi|Goudarzi|2012|p=27}}
 
Di beberapa tempat, pembacaan individu pada teks bagian bawah tampaknya telah dikoreksi secara terpisah agar lebih sesuai dengan bacaan yang sesuai dalam standar Al-Qur'an. Elizabeth Puin mengusulkan agar koreksi ini dilakukan sebelum seluruh teks bawah dihapus atau dihilangkan oleh orang-orang tertentu yang melakukan koreksi sepihak.
 
Meskipun surah-surah di teks lama tidak mengikuti urutan kanonik, namun, dengan hanya dua pengecualian, dalam setiap surah, teks lama yang masih ada menyajikan ayat-ayat dalam urutan yang sama dengan Al-Qur'an standar – pengecualiannya ada di surah 20, di mana Sadeghi dan Goudarzi menemukan bahwa ayat 31 dan 32 tertukar, dan di surah 9, di mana Sadeghi dan Goudarzi menemukan bahwa keseluruhan ayat 85 tidak ada, yang ia jelaskan sebagai "perumpamaan, suatu bentuk kesalahan penulisan yang membuat mata melompat dari satu teks ke teks serupa".<ref>{{Cite book|title=Ṣan'ā' 1 and the Origins of the Qur'ān, Behnam Sadeghi & Mohsen Goudarzi|publisher=Walter de Gruyter|year=2012|quote=Another exception concerns verse 85 of sūra 9, which is missing. At sixteen words, this omission is found to be an outlier when compared to the sizes of other missing elements in C-1, which are much shorter. The anomaly may be explained by the common phenomenon of parablepsis, a form of scribal error in which the eye skips from one text to a similar text, in this case, from the instance of ūna followed by a verse separator and the morpheme wa at the end of verse 84 to the instance of ūna followed by a verse separator and the morpheme wa at the end of verse 85.}}</ref> Tak satu pun dari bagian teks bawah ini ada dalam lembaranyang menurut Asma Hilali dapat terbaca. Beberapa varian antara teks bawah dan Al-Qur'an standar dikemukakan oleh Sadeghi dan Goudarzi di bawah ini.{{sfn|Sadeghi|Goudarzi|2012|pp=41-129}} Terlihat jelas bahwa teks lama atau teks bawah ini memiliki banyak variasi kata dan frasa dibandingkan dengan teks Al-Qur'an standar saat ini, namun hal tersebut dirasa tidak menyimpang dari makna mendasar yang ingin disampaikan oleh teks tersebut.
 
== Sikap Yaman ==
Lebih dari 15.000 lembar teks Qur'an dari Yaman sudah diratakan, dibersihkan, diurutkan, dan ditata. Teks ini akan diteliti lebih lanjut di Perpustakaan manuskrip Yaman. Namun pemerintah seperti tidak mau mengizinkan. Puin mengatakan "Mereka tidak mau menarik banyak perhatian pada hal ini, sama seperti kami, walaupun dengan alasan yang berbeda."<ref name=lester1999 />
 
Puin dan koleganya Graf von Bothmer, seorang ahli sejarah Islam, telah mempublikasikan essayesai-essayesai pendek tentang penemuan ini. Von Bothmer pada tahun 1997 telah memfoto 35.000 gambar perkamen itu dengan microfilm, dan telah membawa gambar-gambar tersebut ke Jerman. Teks ini akan diteliti lebih lanjut dan hasil penelitiannya akan dipublikasi secara bebas. Puin menulis:

<blockquote>"Begitu banyak Muslim yang percaya bahwa semua yang tertulis di Qur'an adalah kata-kata Allah. Mereka sering mengutip teks ilmiah yang menunjukan bahwa Alkitab (kitab nasrani) mempunyai sejarah dan tidak turun dari langit, namun hingga sekarang Qur'an tidak pernah dianggap punya sejarah. Satu-satunya cara untuk menghancurkan dinding ini adalah dengan membuktikan bahwa Qur'an juga punya sejarah. Dokumen-dokumen Sana'a akan membantu kami dalam mencapai hal tersebut."{{sfn|Lester|1999}}<ref name=guardian/><ref name=lester1999 /blockquote>
 
== Komentar dan kesimpulan Puin ==
Baris 62 ⟶ 61:
 
== Respon ==
Pada tahun 2000, ''[[The Guardian]]'' mewawancara sejumlah akademisi untuk tanggapan mereka terhadap klaim Puin, termasuk Dr [[Tarif Khalidi]], dan Professor [[Allen Jones]], pengajar studi Qur'an di Universitax Oxford. Terhadap klaim Puin bahwa beberapa kata dan pengucapan di Qur'an tidak distandardisasi sampai abad ke sembilan, artikel tersebut menuliskan.<ref name=guardian/>{{sfn|Taher|2000}}
 
{{quote|Jones mengakui bahwa ada perubahan yang "tidak penting" pada revisi Uthman. Khalidi mengatakan kepercayaan Muslim tentang penulisan Qur'an masih kurang lebih betul. 'Saya belum melihat sesuatu yang bisa mengubah pandangan saya secara radikal,' katanya.
[Jones] meyakini bahwa Al-Qur'an Sana'a bisa saja merupakan salinan yang salah yang digunakan oleh orang-orang yang belum menggunakan teks Uthmanic. "Bukan hal yang tidak mungkin setelah penyeragaman ke teks Uthman, butuh waktu yang lama untuk penyaringan.'}}
Selain itu artikel tersebut juga menuliskan beberapa reaksi positif dari Muslim terhadap penelitian Puin. Salim Abdullah, direktur arsip Islami Jerman, ketika diberikan peringatan mengenai kontroversi yang bisa dihasilkan oleh penelitian Puin berkomentar, "Saya menantikan diskusi semacam ini untuk topik ini."<ref name=guardian/>{{sfn|Taher|2000}}
 
Teks palimpsest/Sana'a kuno adalah salah satu dari beberapa naskah Alquran paling awal yang disorot oleh media dalam beberapa tahun terakhir.
 
* Tanggalnya (diperkirakan antara 578 M dan 669 M dengan akurasi 95%);{{sfn|Sadeghi|Bergmann|2010|p=348}} bandingkan dengan
* manuskrip Alquran Birmingham (tanggal radiokarbon sedikit lebih awal -- antara tahun 568 dan 645 M dengan akurasi 95,4%),<ref>{{Cite web|url=https://uni-tuebingen.de/newsfullview-landingpage/article/raritaet-entdeckt-koranhandschrift-stammt-aus-der-fruehzeit-des-islam/|title=Rarität entdeckt: Koranhandschrift stammt aus der Frühzeit des Islam}}</ref> (649–675);<ref name=AsOld>{{cite news|author=Dan Bilefsky for ''[[The New York Times]]''|title=A Find in Britain: Quran Fragments Perhaps as Old as Islam|date=22 July 2015|url= https://www.nytimes.com/2015/07/23/world/europe/quran-fragments-university-birmingham.html?mcubz=0 |access-date=24 May 2021}}</ref> yang menjadi berita pada tahun 2015;
* sebuah manuskrip Al-Quran yang diteliti oleh Universitas Tübingen pada tahun 2014 diperkirakan lebih baru, berasal dari awal paruh kedua abad ke-7<ref>{{Cite web|url=https://uni-tuebingen.de/newsfullview-landingpage/article/raritaet-entdeckt-koranhandschrift-stammt-aus-der-fruehzeit-des-islam/|title=Rarität entdeckt: Koranhandschrift stammt aus der Frühzeit des Islam}}</ref> (649–675M);<ref>{{Cite book|title=La Transmission Écrite Du Coran Dans Les Débuts De L'Islam: Le Codex Parisino-Petropolitanus|last=Deroche|first=Francois|year=2009|page=177}}</ref>
* Codex Parisino-petropolitanus, juga berasal dari paruh kedua abad ke-7,[39] berisi 46% teks Alquran, dipelajari oleh François Déroche yang menjadi berita pada tahun 2009.<ref>{{Cite book|title=La Transmission Écrite Du Coran Dans Les Débuts De L'Islam: Le Codex Parisino-Petropolitanus|last=Deroche|first=Francois|page=172}}</ref>
 
Setelah berita naskah Al-Qur'an Birmingham tahun 2015, Gabriel Said Reynolds seorang profesor Studi Islam dan Teologi berkomentar tentang perbedaan salinan Al-Qur'an kuno yang masih ada ini dengan berspekulasi bahwa teks lama yang masih terlihat di palimpsest Sana'a tidak hanya "tidak sesuai dengan teks standar yang dibaca di seluruh dunia saat ini", namun juga memiliki varian yang "tidak cocok dengan varian yang dilaporkan dalam literatur abad pertengahan untuk naskah-naskah kuno yang disimpan oleh para sahabat" Muhammad, dan "memiliki begitu banyak varian yang mungkin membuat orang bayangkan itu adalah sisa-sisa versi kuno yang entah bagaimana dapat selamat dari aksi pembakaran semua versi Al-Qur'an yang dianggap tidak sesuai standar oleh Utsman kecuali versinya sendiri". Meskipun penanggalan radiokarbon menunjukkan tidak lebih tua dari Al-Qur'an Birmingham, Reynolds menegaskan bahwa "naskah Sanaa... hampir pasti merupakan naskah Al-Qur'an yang paling kuno."<ref>{{cite journal|url=https://www.academia.edu/25775465|title=Variant readings; The Birmingham Qur'an in the context of debate on Islamic origins|last=Reynolds|first=Gabriel Said|date=7 Aug 2015|website=academia.edu|publisher=Gabriel Said Reynolds|access-date=14 Feb 2018|quote="Among the manuscripts... discovered in 1972... of the Great Mosque of Sanaa in Yemen was a rare Qur’anic palimpsest – that is, a manuscript preserving an original Qur’an text that had been erased and written over with a new Qur’an text. This palimpsest has been analysed by... Gerd and Elisabeth Puin, by Asma Hilali of the [[Institute of Ismaili Studies]] in London, and later by Behnam Sadeghi of Stanford University... What all of these scholars have discovered is remarkable: the earlier text of the Qur’an contains numerous variants to the standard consonantal text of the Qur’an."}}</ref>
 
== Referensi ==