Tag: PengembalianSuntingan perangkat selulerSuntingan peramban selulerSuntingan seluler lanjutan
Baris 26:
|}}
'''Sultan Hussain Muazzam Syah bin Al-Marhumalmarhum Sultan Mahmud III Syah Alam'''<ref>Bastin, Winks, ''Malaysia: Selected Historical Readings'', pg 130</ref> (1776 – 5 September 1835)<ref>Marcus Scott-Ross, ''See Historical Malacca in One Day'', pg 22</ref> adalah Sultan [[Kesultanan Johor]] ke-18. Beliau dikenang sebagai Sultan yang menandatangani dua perjanjian dengan Inggris yang menjadi cikal bakal pendirian [[Singapura modern]]. Beliau menerima pengakuan sebagai Sultan Johor dan Singapura pada tahun 1819 dan Sultan Johor pada tahun 1824.<ref>British-American Claims Arbitral Tribunal, ''American and British Claims Arbitration'', pg 6 ''(Sultan Ali adalah keturunan dari Sultan Johor. Ayahnya, Husain, telah diakui sebagai Sultan Johor oleh Inggris pada tahun 1824)''.</ref> Namun, Sultan Husain dianggap sebagai seorang penguasa boneka Inggris sepanjang beberapa tahun pertama pemerintahannya. Menjelang tahun-tahun terakhir pemerintahannya hingga paruh pertama pemerintahan anaknya sebagai Sultan Johor, pengakuan terbatas diberikan oleh sebagian raja-raja dan bangsawan [[Melayu]].<ref>Aruna Gopinath, ''Pahang, 1880-1933: A Political History'', pg 23 ''(Bendahara Ali adalah salah satu dari beberapa penguasa pertama untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru dan memberi pengakuan nya pada Sultan Husain dari Singapura ...)''</ref> Sepanjang masa pemerintahannya dianggap lebih banyak memberi peluang bagi kepentingan politik dan ekonomi [[Britania Raya]]