Kesultanan Gunung Tabur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 49:
Kesultanan Gunung Tabur didirikan karena pemisahan [[Kesultanan Berau]]. Perpecahan Kesultanan Berau melahirkan dua [[kesultanan]] baru yaitu [[Kesultanan Sambaliung]] dan Kesultanan Gunung Tabur.<ref>{{Cite book|last=Syahiddin, dkk.|date=2013|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/2461/1/Cerita%20Rakyat%20Pesar%20dan%20Berau.pdf|title=Cerita Rakyat Paser dan Berau|location=Samarinda|publisher=Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur|isbn=978-602-777-737-8|editor-last=Herawati, Y., dkk.|pages=344|url-status=live}}</ref>
 
Raja Berau ke-9kesembilan, Aji Dilayas, memiliki dua permaisuri, yang masing-masing dikaruniai seorang putra. Sepeninggal Aji Dilayas, kedua putranya, Pangeran Tua dan Pangeran Dipati, merasa berhak atas takhta kerajaan. Untuk menghindari konflik, keputusan bersama dibuat bahwa mereka harus memerintah secara bergantian.<ref name=":0">{{Cite web|last=BPCB Kaltim|date=2 Februari 2021|title=Istana Gunung Tabur|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/istana-gunung-tabur/|website=Indosiana Platform Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan|access-date=27 Oktober 2022}}</ref>
 
Sebagai putra sulung, pangeran tua itu berkesempatan memerintah kerajaan dari tahun 1673 hingga 1700. Adiknya Pangeran Dipati memerintah dari tahun 1700 hingga 1731. Situasi ini berlangsung hingga akhirnya perseteruan antara kedua dinasti tersebut tidak dapat diselesaikan. Pada tahun 1810, kerajaan Berau terbelah menjadi dua generasi.<ref name=":0" />