Lamoa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Toposopamona (bicara | kontrib)
→‎PueMpalaburu: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Toposopamona (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 31:
Praktik sembahyang Molamoa dengan gerakan Dero-nya dilakukan ketika pasukan dari sebuah Kampung (Kampu; Lipu; Wawo) pulang dari perang; dan para [[Tadulako]] dari [[Suku Bare'e]] pulang mengayau, pengayauan (penggal kepala). [[Tadulako]] melakukan pengayauan karena dorongan kepercayaan mereka dimana diajarkan apabila ada musibah seperti panen gagal atau ada anggota masyarakat yang meninggal maka mereka harus mencari tengkorak kepala orang sebagai penolak bala. Demikian lalu tengkorak kepala yang didapatkan dari hasil pengayauan kemudian di letakan di tengah [[Rumah Adat Lobo|Lobo]], lalu ditarikan oleh masyarakat [[Suku Bare'e|suku bare'e]] secara melingkar dengan gaya yang sama seperti yang kita kenal sekarang dengan nama "Dero"<ref>{{Cite book|last=Adriani|first=N.|date=1919|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB24:072383000:00001|title=Posso|publisher=Boekhandel van den Zendingsstudie-Raad|language=Nederlands}}</ref>, dan [[Modero]] adalah gerakan Tarian yang dilakukan oleh [[Suku Bare'e]] setelah pulang mengayau, dan tarian Dero atau Modero sudah menjadi istilah turun temurun.
 
Kepercayaan Lamoa dijaman [[Kerajaan Tojo]] tahun 1770 tetap dipertahankan bentuk keasliannya karena merupakan ciri khas dari [[Suku Bare'e]] yang merupakan suku asli yang tinggal di wilayah [[Kerajaan Tojo|Tananto Bare'e]], hanya saja [[Kerajaan Tojo|Pilewiti]] (Raja Pertama Kerajaan Tojo) yang bergelar Anreguru ri Tojo mengambil alih semua Adat istiadat dan Budaya Kepercayaan Lamoa, dan secara perlahan memasukkan semua [[Suku Bare'e]] ke Agama [[Islam]], karena itu [[Suku Bare'e]] yang hidup di abad ke-20 mengatakan "Ohaio !, [[Kerajaan Tojo|Orang Tojo]] kemana-mana selalu membawa [[Rumah adat Lobo|Lobo]]nya"<ref>OHAIO-LIEDEREN (LAGU OHIO !), RUMAH ADAT LOBO SEBAGAI SIMBOL ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA SUKU BARE'E, suku bare'e di tojo kemana-mana selalu membawa Lobo-nya, De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 3, halaman 593.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref>. Tetapi tidak demikian dengan '''Penjajah [[Hindia Belanda]] yang melarang semua bentuk kepercayaan Lamoa''' yang bertuhan kepada Pue Mpalaburu, dan membebaskan budaya dan adat yang tidak berhubungan dengan kepercayaan lamoa seperti [[Tari Moraego]], Tari Mokayori, dll.{{efn|Pemerintah [[Hindia Belanda]] menyebutkan bahwa semua orang [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Poso-Tojo]] harus menjauh dari semua hal yang berhubungan dengan [[Rumah adat Lobo|Lobo]], seperti yang [[Albertus Christiaan Kruyt]] jelaskan dalam buku [[Van Heiden Tot Christen]].}}
 
==Sejarah==