Partai Nasional Indonesia Marhaenisme: Perbedaan antara revisi

Pada tanggal 26 Oktober 1995, mantan anggota Partai Nasional Indonesia [[Supeni]] membentuk Persatuan Nasional Indonesia (PNI).<ref name="PNI-Supeni">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 3: Partai Nasional Indonesia (PNI-Supeni) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/3pnis.htm |archive-date=20122017-0809-2515 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170915142954/http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/3pnis.htm |dead-url-status=yesdead}}</ref> Dengan jatuhnya [[Presiden Soeharto]] pada tahun 1998, muncul kesempatan untuk menghidupkan kembali Partai Nasional Indonesia. Pada sebuah pertemuan pada tanggal 20 Mei 1998 diputuskan untuk mengubah nama Serikat Nasional Indonesia, dan pada tanggal 17 Juni 1998, Partai Nasional Indonesia (PNI) diumumkan.<ref name="PNI-Supeni" /> Kemudian dikenal sebagai PNI-Supeni untuk membedakannya dari versi PNI lainnya, yang semuanya mengklaim sebagai keturunan partai tua, kemudian partai ini memperebutkan pemilihan legislatif tahun 1999 dengan nomor urut 3,<ref name="PNI-Supeni" /> memenangkan 0,36% suara, dan namun tidak memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.