Partai politik di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masa penjajahan Belanda: Paguyuban Pasundan
Masa pascaproklamasi kemerdekaan: penambah naskah dari artikel Daftar partai p I, dipisah sbg 4 bagian
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Baris 51:
Aktivitas partai politik dilarang selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kebebasan beraktivitas politik hanya diberikan kepada golongan Islam sehingga terbentuklah [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=Suryana, C., dkk.|date=Juli 2022|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/55035/1/Naskah%20Selayang%20Pandang%20Partai%20Politik.pdf|title=Selayang Pandang Partai Politik|location=Bandung|publisher=Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung|isbn=978-623-88132-8-5|editor-last=Setiawan|editor-first=Asep Iwan|pages=5-6|url-status=live}}</ref> Partai ini utamanya bergerak di bidang sosial. Hal ini bagian dari Jepang untuk menunjukkan bahwa mereka tidak anti pada Islam.
 
=== Masa pascaproklamasiOrde kemerdekaanLama ===
Setelah merdeka, Indonesia menganut [[sistem multipartai]] sehingga terbentuk banyak sekali partai politik. Pembentukan partai politik mendapat dukungan dari [[Pemerintah Indonesia]] setelah tiga bulan sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 3 November 1945, sebuah maklumat yang disebut Maklumat Nomor X diterbitkan setelah ditandatangani oleh Mohammad Hatta selaku Wakil Presiden Indonesia. Isi maklumat ini tentang anjuran pembentukan partai politik. Akhirnya terbentuklah berbagai macam partai politik yang memiliki latar belakang tertentu serta mengusung ideologi tertentu, utamanya yang bersifat nasionalis, sosialis, agamis dan komunis.<ref>{{Citecite book|last=Suryana, C., dkk.|dateyear=Juli 2022|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/55035/1/Naskah%20Selayang%20Pandang%20Partai%20Politik.pdf|title=Selayang Pandang Partai Politik|location=Bandung|publisher=Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung|isbn=978-623-88132-8-5|editor-last=Setiawan|editor-first=Asep Iwan|pagespage=6|url-status=live}}</ref>
 
Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar, yaitu: Partai Nasional Indonesia, [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi),<ref name="Noer">{{cite book |surname=Noer |given=Deliar |authorlink=Deliar Noer |title=Partai Islam di pentas nasional 1945–1965 |place=Jakarta |publisher=Pustaka Utama Grafiti |year=1987}}</ref><ref name="Ward">{{cite book |surname=Ward |given=Ken |title=The Foundation of the Partai Muslimin Indonesia |series=Modern Indonesia Project. Interim reports series |lang=en |place=Ithaca, NY |year=1970 |publisher=Cornell University Press |url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=coo.31924009136791&view=1up&seq=3}}</ref><ref>{{cite book |surname=Madinier |given=Rémy |translator=Jeremy Desmond |title=Islam and Politics in Indonesia: The Masyumi Party between Democracy and Integralism |place=Singapore |publisher=NUS Press |year=2015|lang=en |isbn=978-9971-69-843-0 |url=https://books.google.com/books?id=jxlxCgAAQBAJ}}</ref> [[Nahdlatul Ulama]]<ref name="Noer" /> dan [[Partai Komunis Indonesia]]. Masa tahun 1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai masa kejayaan partai politik, karena partai politik memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara melalui sistem parlementer. Sistem banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak dapat melaksanakan program kerjanya. Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik pula. Masa demokrasi parlementer diakhiri dengan Dekret 5 Juli 1959, yang mewakili masa masa demokrasi terpimpin.
Baris 58:
Pada masa demokrasi terpimpin ini peranan partai politik mulai dikurangi, sedangkan di pihak lain, peranan presiden sangat kuat. Partai politik pada saat ini dikenal dengan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang diwakili oleh NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi Terpimpin ini tampak sekali bahwa PKI memainkan peranan bertambah kuat, terutama melalui G 30 S/PKI akhir September 1965).
 
=== Masa Orde Baru ===
Setelah itu Indonesia memasuki masa [[Orde Baru]] (1965–1998) dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa dibanding dengan masa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada masa ini adalah munculnya organisasi kekuatan politik besar yaitu [[Golongan Karya]] (Golkar). Pada pemilihan umum tahun 1971 dengan cuma 10 partai-peserta,<ref>{{cite book |surname=Miaz |given=Yalvema |year=2012 |title=Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru dan Reformasi |pages=4–5 |url=http://repository.unp.ac.id/72/1/BUKU%202.pdf |place=Padang |publisher=UNP Press |isbn=978-602-8819-65-7}}</ref> Golkar muncul sebagai pemenang partai diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU, Parmusi (Persatuan Muslim Indonesia) serta PNI.
 
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik. Empat partai politik Islam, yaitu: NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) dan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) bergabung menjadi [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP). Lima partai lain yaitu PNI, Partai Kristen Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba dan Partai IPKI (ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) bergabung menjadi [[Partai Demokrasi Indonesia]]. Maka pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi keuatan politik Indonesia dan terus berlangsung hinga pada pemilu 1997.
 
=== Masa Reformasi (1998–2004) ===
Berakhirnya rezim Soeharto mengawali eramasa reformasi[[Reformasi Indonesia (1998–sekarang)|Reformasi]] di Indonesia yang ditandai dengan perkembangan sistem kepartaian di Indonesia yang lebih demokratis. Diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 oleh Presiden Habibie, telah menciptakan [[sistem multipartai]] dalam [[politik Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=Universitas Diponegoro dan Biro Pengkajian Setjen MPR|date=Oktober 2018|url=https://mail.mpr.go.id/pengkajian/HKBP_NA_Rancangan_Perubahan_UUD_NRI_Tahun_1945_Univ_Diponegoro.pdf|title=Naskah Akademik Rancangan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|publisher=Badan Pengkajian MPR RI|isbn=978-602-5676-18-5|pages=184|url-status=live}}</ref>
 
Alhasil, pada saat [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]] terdapat 48 partai politik yang tampil secara demokratis memperebutkan kursi legislatif, dibandingkan dengan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]] yang hanya diikuti dua partai politik dan [[Golongan Karya]].<ref name="wajah1-16">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 1–16 |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais1-16.htm |archive-date=2017-09-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170915142954/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais1-16.htm |url-status=dead}}</ref><ref name="wajah17-32">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 17–32 |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais17-32.htm |archive-date=2017-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170914055201/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais17-32.htm |url-status=dead}}</ref><ref name="wajah33-48">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 33–48 |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais33-48htm.htm |archive-date=2017-09-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170915142954/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais1-16.htm |url-status=dead}}</ref><ref name="Saptohutomo">{{cite web |editor-last=Saptohutomo |editor-first=Aryo Putranto |date=30 Mei 2022 |title=Hasil Pemilu 1999, dari Partai Politik Peserta hingga Pemenang |work=Kamus Pemilu |publisher=[[Kompas.com]] |url=https://nasional.kompas.com/read/2022/05/30/14292041/hasil-pemilu-1999-dari-partai-politik-peserta-hingga-pemenang |access-date=07-04-2024}}</ref>
Setelah merdeka, [[Indonesia]] menganut sistem Multi Partai sehingga terbentuk banyak sekali Partai Politik. Memasuki masa Orde Baru (1965 - 1998), Partai Politik di Indonesia hanya berjumlah 3 partai yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia. Pada masa Reformasi, Indonesia kembali menganut sistem multi partai.
 
Setelah memasuki masa Reformasi, PPP tetap berpartisipasi dalam pemilihan umum, meskipun eksistensinya menurun akibat sebagian besar anggotanya memilih keluar partai dan mendirikan partai baru. Begitupun dengan Golkar yang bertransformasi menjadi partai politik. PDI justru semakin terpuruk seusai pemerintah turun tangan dalam kepengurusan partai dan menggulingkan [[Megawati Soekarnoputri]] dari jabatan ketua umum yang menyebabkan menurunnya dukungan rakyat terhadap PDI pada Pemilu 1997. Suara pemilih yang sebelumnya memilih PDI beralih memilih partai baru pecahan PDI, [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDI-P) pimpinan Megawati pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]], sehingga PDI hanya memenangkan dua kursi legislatif dibandingkan dengan PDI-P yang meraih 153 kursi dan menjadi pemenang pemilihan umum. Setelah keterpurukan itu, PDI akhinya mengubah diri menjadi [[Partai Penegak Demokrasi Indonesia]] (PPDI).<ref>{{cite book |year=2004 |editor-surname=Setiawan |editor-given=Bambang |editor2-surname=Bestian |editor2-given=Nainggolan |title=Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004–2009 |place=Jakarta |publisher=[[Kompas Gramedia|Kompas]] |page=213 |isbn=979-709-121-X}}</ref>
Pada 2012, [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR-RI) melakukan revisi atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.<ref name=revisi />
 
Beberapa partai mengklaim sebagai penerus dari partai politik yang telah ada sebelum Orde Baru, sehingga partai-partai tersebut memiliki nama yang sama, tetapi dengan penambahaan [[frasa]] yang membedakan partai satu dengan partai lainnya. Seperti halnya [[Partai Politik Islam Indonesia Masyumi]] dan [[Partai Bulan Bintang]] yang masing-masing mengklaim sebagai penerus [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi),<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 21: Partai Politik Islam Indonesia Masyumi |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/21ppiim.htm |archive-date=2013-01-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130128091852/http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/21ppiim.htm |url-status=dead}}</ref> atau inkarnasi baru [[Partai Nasional Indonesia Marhaenisme|Partai Nasional Indonesia]] (PNI–Supeni),<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 3: Partai Nasional Indonesia (PNI-Supeni) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/3pnis.htm |archive-date=2017-09-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170915142954/http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/3pnis.htm |url-status=dead}}</ref> [[Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia]],<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 27: Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/27pipki.htm |archive-date=2017-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170914062350/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/27pipki.htm |url-status=dead}}</ref> dan [[Partai Musyawarah Rakyat Banyak]] (Murba).<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 31: Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/31pmrb.htm |archive-date=2023-04-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230415042432/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/31pmrb.htm |url-status=dead}}</ref>
 
Sebagian besar partai politik baru di Pemilu 1999 tidak berhasil memperoleh satu kursipun dikarenakan kurangnya pencapaian perolehan suara minimum.<ref>{{cite news |date=13 April 2021 |title=Pasang Surut Partai Gurem Pascapemilu |url=https://www.kompas.id/baca/riset/2021/04/13/pasang-surut-partai-gurem-pasca-pemilu |last=Afrianto |first=Dedy |website=Kompas.id |access-date=2023-06-09}}</ref> Setelah disahkannya undang-undang pemilihan umum, maka partai politik memiliki batas minimum atau [[ambang batas parlemen]] dalam pembagian dan penetapan kursi Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga beberapa partai mengubah nama hingga identitas partai di [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|Kemenkumham]] agar lolos verifikasi sebagai peserta [[Pemilu 2004]].<ref>{{cite web |url=https://nasional.tempo.co/read/4092/partai-partai-mulai-berganti-nama|title=Partai-partai Mulai Berganti Nama|date=25 July 2003|website=Tempo.co}}</ref>
 
=== Masa pascareformasi (2005–kini) ===
Pada tahun 2012, [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR-RI) melakukan revisi atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.<ref name=revisi />
 
== Peraturan ==