Paleontologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
minor fix
mengembangkan
Baris 5:
Paleontologi merupakan ilmu yang sangat berkaitan dengan [[biologi]] dan [[geologi]], tetapi berbeda dengan [[arkeologi]] karena paleontologi tidak memasukkan kebudayaan manusia modern di dalam studinya. Paleontologi kini mendayagunakan berbagai metode ilmiah dalam sains, mencakup [[biokimia]], [[matematika]], dan [[teknik]]. Penggunaan berbagai metode ini memungkinkan paleontologi untuk menemukan [[sejarah evolusioner kehidupan]], yaitu ketika [[bumi]] menjadi mampu mendukung terciptanya kehidupan, hampir 4&nbsp;miliar tahun yang lalu.<ref>{{cite journal |last1=Doolittle |first1=W. Ford |last2=Worm |first2=Boris |url=http://shiva.msu.montana.edu/courses/mb437_537_2005_fall/docs/uprooting.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20110715111244/http://shiva.msu.montana.edu/courses/mb437_537_2005_fall/docs/uprooting.pdf |archive-date=July 15, 2011 |title=Uprooting the tree of life |journal=Scientific American |date=February 2000 |volume=282 |issue=6 |pages=90–95 |doi=10.1038/scientificamerican0200-90 |pmid=10710791 |url-status=dead |bibcode=2000SciAm.282b..90D}}</ref> Dengan pengetahuan yang terus meningkat, paleontologi kini memiliki subdivisi yang terspesialisasi, beberapa fokus pada jenis fosil tertentu, yang lain mempelajari sejarah lingkungan dalam [[paleoekologi]], dan yang lain mempelajari [[iklim]] purba dalam [[paleoklimatologi]].
 
{{Ilmu|expanded=false}}
 
Fosil tubuh dan [[fosil jejak]] adalah jenis-jenis bukti utama mengenai kehidupan purbakala. Sementara itu, bukti [[geokimia]] membantu untuk mempelajari evolusi kehidupan sebelum organisme berevolusi cukup besar untuk meninggalkan fosil tubuh. Memperkirakan usai dari bukti-bukti tersebut merupakan hal yang penting, namun sulit: terkadang batu yang bersebalahan memungkinkan [[penanggalan radiometrik]], yang memberi [[Penanggalan absolut|waktu absolut]] yang akurat hingga 0.5%, namun paleontolog lebih sering mengandalkan penanggalan relatif dengan menyusun dan memahami "potongan ''puzzle''" dari [[biostratigrafi]] (susunan lapisan batuan dari yang paling muda hingga paling tua) setempat. Mengklasifikasikan organisme purba juga sulit, karena banyak dari mereka tidak cocok dengan baik pada metode [[Taksonomi Linnaeus]], membuat paleontolog umumnya lebih sering menggunakan [[kladistika]]. [[Filogenetika molekuler]] belakangan ini juga digunakan untuk menentukan usia kapan suatu spesies muncul dan berpisah dengan membandingkan kesamaan [[DNA]] pada genom hewan. Namun ada kontroversi mengenai keandalan dari [[jam molekuler]], karena estimasinya yang beragam.
 
== Ringkasan ==
Definisi paling sederhana dari "paleontologi" adalah "studi mengenai kehidupan kuno".<ref name="CowenHistLifeEd3Pxi">{{Cite book|author=Cowen, R.|date=2000|title=History of Life|publisher=Blackwell Science|isbn=0-632-04444-6|edition=3rd|pages=xi, 47–50, 61}}</ref> Cabang ilmu ini mencari informasi mengenai beberapa aspek organisme-organisme di masa lampau: "asal-usul dan identitasnya, lingkungan dan evolusinya, dan apa yang mereka dapat memberitahu kita mengenai masa lalu organik dan anorganik Bumi".<ref>{{Cite journal|author=Laporte, L.F.|date=October 1988|title=What, after All, Is Paleontology?|journal=[[PALAIOS]]|volume=3|issue=5|page=453|bibcode=1988Palai...3..453L|doi=10.2307/3514718|jstor=3514718}}</ref>
 
=== Ilmu sejarah ===
[[File:Europasaurus_Praeparation.JPG|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Europasaurus_Praeparation.JPG|kiri|jmpl|Persiapan fosil ''[[Europasaurus]] holgeri'']]
[[William Whewell]] (1794–1866) mengklasifikasikan paleontologi sebagai salah satu ilmu sejarah, bersamaan dengan [[arkeologi]], [[geologi]], [[astronomi]], [[kosmologi]] [[filologi]] dan sejarah itu sendiri:<ref>{{Cite book|author=Laudan, R.|date=1992|title=History and Evolution|publisher=SUNY Press|isbn=0-7914-1211-3|editor=Nitecki, M.H.|page=58|chapter=What's so Special about the Past?|quote=To structure my discussion of the historical sciences, I shall borrow a way of analyzing them from the great Victorian philosopher of science, William Whewell [...]. [...] while his analysis of the historical sciences (or as Whewell termed them, the palaetiological sciences) will doubtless need to be modified, it provides a good starting point. Among them he numbered geology, paleontology, cosmogony, philology, and what we would term archaeology and history.|editor2=Nitecki, D.V.|chapter-url=https://books.google.com/books?id=kyLRtsvLS2AC&pg=PA55}}</ref> Paleontologi bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena di masa lalu untuk merekontruksi penyebab-penyebabnya.<ref name="Cleland2002MethodologicalAndEpistemicDifferences">{{Cite journal|author=Cleland, C.E.|author-link=Carol Cleland|date=September 2002|title=Methodological and Epistemic Differences between Historical Science and Experimental Science|url=http://spot.colorado.edu/~cleland/articles/Cleland.PS.Pdf|journal=Philosophy of Science|volume=69|issue=3|pages=474–96|doi=10.1086/342453|archive-url=https://web.archive.org/web/20081003221929/http://spot.colorado.edu/~cleland/articles/Cleland.PS.Pdf|archive-date=October 3, 2008|access-date=September 17, 2008|url-status=dead|s2cid=224835750}}</ref> Oleh karena itu, ilmu inin memiliki tiga elemen utama: deskripsi fenomena-fenomena di masa lalu; mengembangkan sebuah teori umum mengenai penyebab berbagai jenis perubahan; dan mengaplikasikan teori-teori tersebut untuk suatu fakta yang spesifik.<ref>{{Cite book|author=Laudan, R.|date=1992|title=History and Evolution|publisher=SUNY Press|isbn=0-7914-1211-3|editor=Nitecki, M.H.|page=58|chapter=What's so Special about the Past?|quote=[Whewell] distinguished three tasks for such a historical science (1837 [...]): ' the Description of the facts and phenomena; – the general Theory of the causes of change appropriate to the case; – and the Application of the theory to the facts.'|editor2=Nitecki, D.V.|chapter-url=https://books.google.com/books?id=kyLRtsvLS2AC&pg=PA55}}</ref> Saat mencoba menjelaskan masa lalu, paleontolog dan ahli ilmu sejarah lainnya biasanya membangun satu atau lebih [[hipotesis]] mengenai penyebab-penyebabnya, lalu mencari sebuah "[[tembakan berasap]]" ("''smoking gun''"), yaitu sebuah bukti yang mendukung suatu hipotesis dengan kuat daripada hipotesis lainnya.<ref>{{cite book|last1=Perreault|first1=Charles|date=2019|url=https://books.google.com/books?id=TwyiDwAAQBAJ|title=The Quality of the Archaeological Record|location=Chicago|publisher=University of Chicago Press|isbn=978-0226631011|page=5|chapter=The Search for Smoking Guns|quote=Historical scientists successfully learn about the past by employing a 'smoking-gun' approach. They start by formulating multiple, mutually exclusive hypotheses and then search for a "smoking gun" that discriminates between these hypotheses [...].|access-date=January 9, 2020}}</ref> Terkadang, peneliti menemukan "tembakan berasap" ini secara keberuntungan yang tidak disengaha saat penelitian mengenai hal yang lain. Sebagai contoh, penemuan [[iridum]], sebuah logam yang biasanya berasal dari luar Bumi, pada lapisan perbatasan [[Kapur (zaman)|Kapur]]-[[Paleogen]] oleh [[Luis Walter Alvarez|Luis]] dan [[Walter Alvarez]] pada 1980 membuat [[Peristiwa tumbukan|tumbukan asteroid]] menjadi penjelasan [[Peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen]] yang paling disukai (meski masih terdapat debat yang berlangung mengenai [[Deccan Traps|kontribusi dari vulkanisme]]).<ref name="Cleland2002MethodologicalAndEpistemicDifferences" />
 
Sebuah pendekatan komplementer untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, yaitu [[Percobaan|sains percobaan]],<ref>{{cite web|date=October 25, 2019|title='Historical science' vs. 'experimental science'|url=https://ncse.ngo/creationism/analysis/historical-science-vs-experimental-science|publisher=National Center for Science Education|access-date=January 9, 2020|quote=Philosophers of science draw a distinction between research directed towards identifying laws and research which seeks to determine how particular historical events occurred. They do not claim, however, that the line between these sorts of science can be drawn neatly, and certainly do not agree that historical claims are any less empirically verifiable than other sorts of claims. [...] 'we can separate their two enterprises by distinguishing means from ends. The astronomer's problem is a historical one because the goal is to infer the properties of a particular object; the astronomer uses laws only as a means. Particle physics, on the other hand, is a nomothetic discipline because the goal is to infer general laws; descriptions of particular objects are only relevant as a means.'}}</ref> disebut-sebut{{by whom|date=January 2020}} bekerja dengan melaksanakan eksperimen untuk ''membantah'' hipotesis-hipotesis mengani cara kerja dan penyebab sebuah fenomena alami. Pendekatan ini tidak bisa membuktikan sebuah hipotesis, karena beberapa eksperimen yang dilakukan belakangan dapat membantahnya, namun penumpukan kegagalan untuk membantah biasanya dapat menjadi bukti kuat untuk mendukung suatu hipotesis yang lainnya. Namun, saat dihadapkan dengan fenomena yang sama sekali tidak terduga, seperti pada bukti pertama [[radiasi]] tak terlihat, ahli ilmu percobaan biasanya menggunakan pendekatan yang sama dengan ahli ilmu sejarah: membangun serangkaian hipotesis mengenai penyebab, lalu menjadi "tembakan berasap"nya.<ref name="Cleland2002MethodologicalAndEpistemicDifferences" />
 
== Catatan kaki ==