Hinduisme dan Yudaisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: kemungkinan perlu dirapikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 24:
Bernard Jackson menunjukkan sejauh mana peraturan hukum, adat istiadat, dan peraturan kerajaan di Halakha dalam tradisi Yahudi dan Dharmaśāstra di kalangan umat Hindu mengikat anggota masyarakatnya masing-masing. Jackson menambahkan bahwa hukum Yahudi dan Hindu menunjukkan kepekaan yang besar terhadap interaksi antara adat setempat dan hukum yang berwenang. Ia mengatakan bahwa dalam kedua agama tersebut, penulisan kumpulan norma tidak berarti bahwa semua atau bahkan sebagian besar norma dimaksudkan untuk ditegakkan, dan bahwa undang-undang yang berkaitan dengan kekuasaan kerajaan belum tentu merupakan undang-undang. Wendy Doniger menyatakan bahwa Hinduisme dan Yudaisme memiliki kecenderungan yang sama terhadap ortopraksi daripada ortodoksi.<ref>{{cite book|title = Between Jerusalem and Benares: Comparative Studies in Judaism and Hinduism|author = Hananya Goodman|date = January 1994|page = 16|isbn = 9780791417157|publisher = SUNY Press}}</ref>
==Hubungan==
===Historis===
Perdagangan kuno dan komunikasi budaya antara India dan Levant didokumentasikan dalam Periplus Laut Erythraean dan catatan seputar Ratu Sheba dalam Alkitab Ibrani.
Bhavishya Purana dianggap oleh sejumlah ulama telah meramalkan nabi Yudaisme, Musa, dan persamaan serupa ditemukan dalam Weda.<ref>"God-fleshed: a chronicle of the comings of Christ", p. 66, by Roy Abraham Varghese, Rachel Varghese, Mary Varghese, url = [https://books.google.com/books?id=1iMRAQAAIAAJ&q=moses] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140105050352/http://books.google.com/books?ei=-5WkUuaDEoaOrQeM94HIBA&id=1iMRAQAAIAAJ&dq=moses&focus=searchwithinvolume&q=moses|date=2014-01-05}}</ref>
Hubungan perdagangan kedua komunitas dapat ditelusuri kembali ke 1.000 SM dan sebelumnya pada masa peradaban Lembah Indus di anak benua India dan budaya Babilonia di Timur Tengah. Sebuah cerita Buddhis menggambarkan pedagang India mengunjungi Baveru (Babilonia)<ref>{{cite book|title = The Wiley-Blackwell Companion to Inter-Religious Dialogue|author=Catherine Cornille|page=417|publisher=Wiley}}</ref> dan menjual burung merak untuk dipamerkan di depan umum. Hal serupa juga terjadi pada cerita sebelumnya yang menggambarkan monyet-monyet yang dipamerkan ke publik. [20]
== Referensi ==
|