Kukang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Baris 21:
Referensi:<ref name=Table2b>{{cite web|title=Table 2 b: taxonomic names and synonyms used by several authors: genus, species, subspecies, populations|url=http://www.loris-conservation.org/database/population_database/tables/02b-synonyms.pdf|work=Loris and potto conservation database|publisher=www.loris-conservation.org|accessdate=30 April 2013|page=3|format=PDF|date=4 February 2003}}</ref><ref>{{cite web|title=Synonyms of Slow Lorises (Nycticebus)|url=http://eol.org/pages/42022/names/synonyms|work=Encyclopedia of Life|publisher=eol.org|accessdate=30 April 2013}}</ref>
}}
'''JungnafKukang''' —kadang-kadang disebut pula '''malu-malu'''— adalah jenis [[primata]] yang gerakannya lambat. Warna rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung terdapat garis cokelat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuhnya berkisar antara 0,375-0,9&nbsp;kg, dan panjang tubuh hewan dewasa sekitar 19–30&nbsp;cm.
 
Dari delapan spesies kukang yang masih ada, enam di antaranya dapat ditemukan di [[Indonesia]], yakni di pulau-pulau [[Sumatra]], [[Jawa]] dan [[Kalimantan]]. Kukang (''Nycticebus'' spp.) memiliki penampilan yang lucu dan menggemaskan sehingga banyak masyarakat umum yang gemar menjadikan primata ini sebagai hewan peliharaan. Karenanya, semua jenis kukang ini telah terancam oleh kepunahan. Kukang telah dilindungi oleh hukum Indonesia, sehingga memperdagangkannya tergolong melanggar hukum (ilegal) dan kriminal.