Soebandrio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syah7 (bicara | kontrib)
Wanda 772 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 69:
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Air Force.svg|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
}}
[[Marsekal (Indonesia)|Marsekal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] [[Purnawirawan|(Purn.)]] [[Tituler|(Tit.)]] [[Dokter|dr.]] '''Soebandrio,''' ([[Ejaan Republik]]: '''Subrandrio''') ({{lahirmati|[[Kepanjen, Malang|Kepanjen]], [[Jawa Timur]]|15|9|1914|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|3|7|2004}}) adalah [[politikus]] [[bangsa Indonesia|Indonesia]] yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]]. Lulusan [[Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta]] (GHS) ini pernah menjadi [[Kedutaan Besar Republik Indonesia di London|Duta Besar Republik Indonesia di London]], [[Britania Raya]], pada tahun 1950–1954 dan [[Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskwa|Moskwa]], [[Uni Soviet]], pada tahun 1954–1956.
 
==Awal karier==
Baris 79:
 
==Kabinet kepresidenan==
Pada tahun 1956, Presiden Soekarno memanggil Soebandrio pulang ke Jakarta untuk diangkat menjadi Sekretaris Jenderal [[Kementerian Luar Negeri Indonesia|Kementerian Luar Negeri]].{{Butuh rujukan}} Soebandrio kemudian menjabat sebagai [[Menteri Luar Negeri]] pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.<ref>{{Cite book|last=Situmorang, N., dan Sudibyo, R. S.|date=2017|url=https://www.anri.go.id/download/naskah-sumber-arsip-seri-adam-malik-menembus-empat-zaman-1586395974|title=Adam Malik Menembus Empat Zaman: Memperingati 100 Tahun Adam Malik|location=Jakarta Selatan|publisher=Arsip Nasional Republik Indonesia|isbn=978-602-6503-10-7|pages=5|url-status=live}}</ref> Pada November 1959, Soebandrio selaku Menteri Luar Negeri Indonesia mendirikan Badan Pusat Intelijen sekaligus menjadi pemimpin pertamanya.<ref>{{Cite book|date=2018|url=http://www.penerbit.lipi.go.id/data/naskah1552980693.pdf|title=Intelijen dan Politik Era Soekarno|location=Jakarta|publisher=LIPI Press|isbn=978-602-496-028-5|editor-last=Bhakti, I. N., Mengko, D. M., dan Siregar, S. N.|pages=7|url-status=live}}</ref> Berikutnya, pada tahun [[1960]], ia ditunjuk sebagai [[Wakil Perdana Menteri Indonesia|Wakil Perdana Menteri]] pada [[Kabinet Dwikora I]] dan sebagai Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri pada tahun [[1962]].{{Butuh rujukan}} Soebandrio dengan demikian merangkap ketiga jabatan tersebut sekaligus.<ref>{{Cite book|last=Roosa|first=John|date=2008|url=https://www.sejarahsosial.org/issi_pdf/DalihPembunuhanMassal.pdf|title=Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto|location=Jakarta|publisher=Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Hasta Mitra|isbn=978-979-17579-0-4|pages=184|url-status=live}}</ref> Hingga tahun 1966, Soebandrio masih menjadi ketua dari [[Badan Pusat Intelijen]]. Selain itu, sebagai anggota dari [[Komando Operasi Tertinggi]] dalam [[Operasi Dwikora]] dan [[Operasi Trikora|Trikora]], ia juga menyandang pangkat [[Marsekal|Laksamana Udara]] tituler di [[TNI Angkatan Udara]].
 
Pada periode ini, Soebandrio dikenal sebagai arsitek sayap kiri politik luar negeri Indonesia. Ia terlibat pada persekutuan Indonesia–[[Tiongkok|Republik Rakyat China]] dan [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]], yang menciptakan kebencian antara Indonesia dan barat, terlebih [[Amerika Serikat]] dan [[Britania Raya]]. Dia juga terlibat dengan [[Krisis Selat Sunda]] pada tahun 1964, saat HMS ''Victorious'' yang merupakan kapal Induk Britania Raya melewati perairan Indonesia tanpa izin.<ref>{{Cite book|title=Britain and the Confrontation with Indonesia, 1960–66.|last=Easter|first=Davis|publisher=I.B. Tauris|year=2012|isbn=9780857721150|pages=100}}</ref>
 
==Kejatuhan Sukarno==
Pasca-[[Gerakan 30 September]], Soebandrio divonis [[hukuman mati]] oleh [[Mahkamah Militer Luar Biasa]] dengan dakwaan terlibat dalam gerakan tersebut yang menunjukkan pengetahuan atau keterlibatannya.<ref>* Hughes, John. 2002. ''The End of Sukarno – A Coup that Misfired: A Purge that Ran Wild''. Archipelago Press, hlm. 19, ISBN 981-4068-65-9.</ref> Akan tetapi, vonis dikurangi menjadi [[hukuman seumur hidup]] setelah adanya intervensi dari Ratu [[Elizabeth II]] & Presiden Amerika Serikat saat itu [[Lyndon Baines Johnson]] yang menolak vonis [[hukum mati]] Soebandrio. Pada tahun 1995, ia dibebaskan karena alasan kesehatan hingga wafat pada tahun 2004.
 
== Tanda Kehormatan ==