Tionghoa Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Cun Cun (bicara | kontrib)
 
Baris 16:
 
Menurut catatan sejarah, para pedagang termasuk pedagang dari Tiongkok, selain ada yang tinggal dan berdagang secara permanen di ibukota Aceh, ada juga pedagang musiman. Pedagang itu datang dengan kapal layar. Kapal-kapal Tiongkok membawa beras ke Aceh. Mereka tinggal dalam perkampungan Tionghoa, di ujung kota dekat pelabuhan. Mereka menurunkan barangnya di pelabuhan untuk selanjutnya didistribusikan. Lokasi tempat menurunkan barang tersebut kini dikenal sebagai Peunayong.<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2017/12/29/190100127/diplomasi-toleransi-aceh-tionghoa-di-kampung-peunayong|title=Diplomasi Toleransi Aceh-Tionghoa di Kampung Peunayong|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-05-03|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made|first=Jalu Wisnu|last=Wirajati}}</ref>
 
[[Azmi Abubakar]] merupakan seorang Putra Aceh yang bahkan mendirikan [[Museum Pustaka Peranakan Tionghoa|Museum Pustaka Peranakan Tionghoa di Indonesia]].<ref>{{Cite web|url=https://alif.id/read/cs/azmi-abubakar-putera-aceh-pendiri-museum-pustaka-peranakan-tionghoa-b224283p/|title=Azmi Abubakar, Putra Aceh Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa|date=2019-11-08|website=Alif.ID|language=id-ID|access-date=2020-05-03}}</ref>
 
== Tempat Ibadah ==