Pahonjean, Majenang, Cilacap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sistem Penulisan Desa Pahonjean: Perbaikan tata bahasa Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
→Demografi: tambahan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 71:
Hal itu bedasarkan jumlah populasi dari pahonjean, Harap dicatat bahwa persentase tersebut dihitung berdasarkan data yang diberikan dan dapat berubah jika data populasi diperbarui atau jika terdapat kategori lain yang harus dipertimbangkan dalam perhitungan.
== Kebudayaan asli ==
*Tarian
1. Tari Ebeg Pahonjean:
Deskripsi: Tari Ebeg Pahonjean adalah tarian tradisional yang menggambarkan semangat dan keberanian seorang suku Sunda yang mendiami tanah Pahonjean sebelum kedatangan orang Jawa. Tarian ini menampilkan gerakan energik dan dramatis yang melibatkan penari-penari yang mengenakan kostum kuda-kudaan dan alat musik tradisional seperti kendang, gong, dan angklung. Properti yang digunakan dalam tari ini meliputi kain kuda-kudaan, pedang, perisai, serta atribut lain yang melambangkan keberanian dan kekuatan.
2.Tari Sintren:
Deskripsi: Tari Sintren adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Cirebon namun juga dilestarikan di pahonjean. Tarian ini menggambarkan seorang penyanyi utama atau "sintren" yang berhasil memukau dan menghibur penonton dengan suara dan gerakan mereka. Tari Sintren melibatkan gerakan tarian yang lemah gemulai dan ekspresif, dengan penekanan khusus pada gerakan tangan dan ekspresi wajah. Properti yang digunakan dalam tarian ini adalah kostum tradisional yang indah, seperti kain batik, selendang, dan hiasan kepala yang mencerminkan budaya dan tradisi Pahonjean.
3. Tari Kawasiling Bangbungsiling
Deskripsi: Tari Kawasiling Bangbungsiling adalah tarian yang menggambarkan kedatangan orang-orang Jawa ke Pahonjean saat masih merupakan tanah yang dikuasai oleh suku Sunda. Tarian ini menggabungkan gerakan dan elemen budaya dari kedua suku tersebut. Penari dalam tarian ini mengenakan pakaian tradisional yang menggabungkan motif dan nuansa Sunda dan Jawa. Properti yang digunakan dalam tari ini bisa termasuk payung, kipas, selendang, dan atribut lain yang mencerminkan pertemuan antara kedua budaya.
*Upacara adat ritual
1. Upacara udan nyawalan
Deskripsi: Ritual Hujan Syawal dilakukan setiap bulan Syawal di Pahonjean. Pada hujan pertama bulan Syawal, warga mengenakan kebaya putih dan berkumpul di luar rumah atau di tempat tertentu. Jika hujan turun, mereka melakukan hujan-hujanan sebagai bentuk kesyukuran dan doa untuk berkah dan rejeki di bulan yang baru. Jika tidak turun hujan, warga bersama-sama membagikan makanan atau sumbangan sebagai tanda solidaritas dan kebaikan atas berkah yang diberikan dalam bulan Syawal.
2.Upacara Nyanyi bengi
Deskripsi: Ritual Sinden Pahonjean adalah ritual yang dilakukan oleh warga Pahonjean pada tengah malam, tepat pukul 00.00. Warga berkumpul di tempat nyanyian yang telah ditentukan sambil membawa sesaji dan makanan. Mereka menyanyikan lagu-lagu tradisional Sindhen (jenis nyanyian Jawa) untuk menghormati leluhur dan sebagai ungkapan rasa syukur. Sinden adalah seorang penyanyi utama yang memimpin nyanyian dengan suara merdu dan penuh penghayatan. Ritual ini juga menjadi ajang sosialisasi dan kebersamaan warga, di mana mereka berbagi makanan dan menguatkan hubungan sosial dalam komunitas.
*Makanan tradisional
1.Sego Udang Tio Pakusadewo
Deskripsi: Makanan ini merupakan campuran mi Tio Pakusadewo, udang kecil sawah, serta ditambahkan krupuk Inul sebagai variasi tekstur. Di atasnya, terdapat sebuah toping khas orang Sunda yang memberikan rasa kaya dan kompleks, sementara adonan ala Tiongkok dan Jawa memberikan sentuhan unik dan beragam cita rasa.
2. Sup Buleleng
Deskripsi:
Sup ini merupakan hidangan lezat yang terdiri dari campuran daging sapi atau daging babi yang direbus dengan bahan bunga pare. Bahan-bahan ini memberikan karakteristik unik pada cita rasa makanan ini. Daging sapi atau babi memberikan kelezatan dan kekayaan rasa, sedangkan bunga pare menambahkan sentuhan pahit yang khas. Dalam sup ini juga terdapat sayuran hijau lainnya yang akan memberikan keharmonisan dan kelezatan lebih lanjut. Rasa sup ini memiliki perpaduan yang seimbang antara gurih, segar, dan sedikit pahit yang memberikan sensasi yang memuaskan bagi penikmatnya.
{{Majenang, Cilacap}}
{{Authority control}}
|