Soebandrio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Baris 73:
==Awal karier==
[[Berkas:Subandrio 1963.jpg|jmpl|kiri|Soebandrio pada upacara yang menandai penyerahan Papua Barat ke tangan Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963]]
Soebandrio lahir di [[Kepanjen, Malang|Kepanjen]], [[Kabupaten Malang|Malang]], dan bersekolahmenempuh pendidikan di [[Geneeskundige Hoogeschool te Batavia]] (GHS) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, dia aktif dalam gerakan kemerdekaan. Pada masaSelama [[Perang Dunia II]], diasambil berpraktik kedokteran, ia bekerja untukdengan [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|pasukan perlawanan anti-Jepang]]. pendudukanIstrinya, Jepang[[Hurustiati Subandrio]], sebagaijuga seorang dokter yang aktif praktisisecara medispolitik. Setelah perang usai, diaia diangkat menjadi sekretaris jenderal kementerian informasipenerangan.
 
Setelah tahun 1945, Soebandrio merupakanmenjadi pendukung [[Soekarno]],pemimpin dannasionalis pernahSukarno dan dikirim ke [[Eropa]] sebagai utusan khusus oleh Soekarno untukdi [[Eropa]], mendirikan kantor informasi di [[London]] pada tahun 1947. Dari tahun 1954 hingga 1956, ia menjadi duta besar untuk [[Uni Soviet]]. Selama masa ini, ia mengembangkan pandangan sayap kiri yang kuat, meskipun ia tidak pernah menjadi seorang Komunis seperti yang dituduhkan belakangan.
 
Pada tahun 1954 hingga 1956, dia ditunjuk sebagai duta besar Indonesia untuk [[Uni Soviet]]. Dalam masa-masa ini dia tertarik dengan pandangan kiri, meskipun Soebandrio tidak pernah dianggap sebagai komunis.
 
==Menteri kabinet==
Baris 85 ⟶ 83:
 
==Jatuhnya Soekarno==
Pada tanggal 30 September 1965, sekelompok perwira Angkatan Darat, yang diduga didukung oleh [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) yang berkuasa, menyerang bagian dari kepemimpinan Angkatan Darat yang diduga berencana untuk menggulingkan Soekarno. Enam jenderal Angkatan Darat terbunuh tetapi "upaya kudeta" yang diduga gagal. Dalam reaksi [[Sejarah Indonesia (1965–1966)|reaksi anti-komunis]] yang terjadi, Jenderal [[Soeharto]] yang anti-komunis mengambil alih pemerintahan. Soekarno berusaha mempertahankan Subandrio di kabinet, namun pada tahun 1966 ia terpaksa menyetujui pemecatannya.
 
Soebandrio dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Militer Luar Biasa dengan tuduhan terlibat dalam "[[Gerakan 30 September]]", meskipun tidak ada bukti nyata bahwa Soebandrio mengetahui rencana tersebut sebelumnya atau memainkan peran apa pun di dalamnya (dia berada di [[Sumatra]] pada saat itu<ref>* Hughes, John (2002), ''The End of Sukarno – A Coup that Misfired: A Purge that Ran Wild'', Archipelago Press, p.19, {{ISBN|981-4068-65-9}}</ref>). Hukuman ini kemudian dikurangi menjadi hukuman penjara seumur hidup atas permintaan pemerintah Britania Raya atas nama [[Elizabeth II dari Britania Raya|Ratu Elizabeth II]], karena mengingat bahwa Soebandrio adalah duta besar pertama Indonesia untuk [[Britania Raya]]. Ia meninggal di Jakarta pada tahun 2004.