Kabupaten Kepulauan Meranti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pieselection77 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
MrKholishUmar (bicara | kontrib)
Baris 258:
[[Berkas:Hutan tanaman industri.jpg|300px|jmpl|ka|Peta Kawasan Hutan Tanaman Industri di Kabupaten Kepulauan Meranti]]
 
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi sumber daya alam, baik sektor Migas maupun Non Migas, di sektor Migas berupa [[minyak bumi]] dan [[gas alam]], yang terdapat di daerah kawasan pulau Padang. Di kawasan ini, telah beroperasi [[Kondur Petroleum S.A.|PT Kondur Petroleum S.A.]] di daerah Kurau desa Lukit (Kecamatan Merbau), yang mampu produksi 8500 barel/hari.Selain minyak bumi, juga ada gas bumi sebesar 12 MMSCFD (juta kubik kaki per hari) yang direncanakan penggunaannya dimulai 2011–2020.
 
Di sektor Non MIgasMigas, kabupatenpada 2006, Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi beberapa jenis perkebunan seperti [[rumbia|sagu(Metroxylon sp)]] dengan produksi 440.309 ton/tahun(2006), [[kelapa]]: 50.594,4 ton/tahun, [[karet]]: 17.470 ton/tahun, [[pinang]]: 1.720,4 ton/tahun, [[kopi]]: 1.685,25 ton/tahun. Hingga kini potensi perkebunan hanya diperdagangkan dalam bentuk bahan baku keluar daerah Riau dan belum dimaksimalkan menjadi industri hilir, sehingga belum membawa nilai tambah yang mendampak luas bagi kesejahteraan masyarakat lokal.
 
Sementara di sektor kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan: 2.206,8 ton/tahun. Selain itu masih ada potensi dibidang kehutanan, industri pariwisata, potensi tambang dan energi.
 
=== Perdagangan ===
[[Berkas:5645404241 f5e3e3b773 z.jpg|jmpl|200px|ka|[[Rumbia|Pohon Sagu / (Metroxylon sagosagu)]] Meranti merupakan daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia ]]
 
Survei potensi industri dan perdagangan pada sektor industri mikro kecil terakhir kali dilakukan pada kabupaten yang memiliki empat pulau besar itu yakni Pulau Padang, Pulau Merbau, Pulau Rangsang, dan Pulau Tebing Tinggi menyebutkan industri rumah tangga hampir merata terdapat disetiap kecamatan.
Baris 272:
 
=== Perikanan ===
Masyarakat Kepulauan Meranti, khususnya daerah pesisir pantai [[Rangsang, Kepulauan Meranti|Pulau Rangsang]] memiliki ketergantungan tinggi terharap produk produk perikanan hal itu sebagai produk yang diperdagangkan lokal sebagai sumber pemasukan pendapatan bagi masyarakat setempat.Setidaknya terdapat 47 spesies ikan yang telah dikenal sebagai ikan tangkapan masyarakat.Di antara ikan spesies yang dikenal ditangkapan masyarakat juga merupakan ikan komsumsi yang dikenal luas dan diperdagangan di restoran-restoran besar baik di Riau maupun Luar Riau,antara lain'' [[Baung]], [[Patin]], [[Selais]] dan [[Toman]]''.Ikan ikan tersebut sangat potensial untuk dibudidaya sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat Meranti khususnya masyarakat Pulau Rangsang.
 
=== Perkebunan dan Industri Sagu ===
Baris 310:
 
=== Budidaya Sarang Burung Walet ===
Sejak awal keberadaannya budidaya sarang burung [[walet]] menjadi primadona bagi masyarat Kabupaten Meranti, terutama daerah kawasan Kota Selatpanjang. Dalam Jangka 10 tahun dari tahun 2000 sampai sekarang telah menjamur ratusan penangkaran burung walet. hal tersebut dikarena permintaan komoditas sarang burung walet sangat tinggi. Dari tempat ini sarang burung walet diekspor ke ''[[SingaporeSingapura]] dan [[Hongkong]] ([[ChinaTiongkok]])''. Ditempat ini harga sarang burung walet untuk kualitas terbaik bisa mencapai 20 juta per kg, walaupun disinyalir pola perdagangan melalui ''Black Market''. Pedagang atau perantara biasa mendatangi langsung ke lokasi lokasi produsen sarang walet dan perkilonya dihargai cuma 9–12 juta per kg, Nilai itu jauh berbeda bila sarang burung walet dikelolah sendiri dan dijual langsung ke pusat perdagangan yang ada di SingaporeSingapura dan Hongkong.
 
Tempat atau rumah penangkaran burung walet di daerah kawasan kota Selatpanjang, pada umumnya dimiliki oleh masyarakat yang dimiliki kemampuan finansial yang mapan, karena untuk membangun satu rumah biasa (kayu) perlu dana sekitar 100 juta untuk ukuran 5x10x12 m. Biaya sebesar itu untuk komponen: Upah borongan tenaga kerja sekitar 25 juta, bahan baku kayu 17 juta, dan sisanya untuk perangkat budidaya itu sendiri. Pemelihara rumah walet tidak terlalu sulit kecuali pada saat awal dengan memasang perangkap suara buatan dan membuat sumber makanan walet dari nanas yanyang mulai membusuk.
 
== Pariwisata ==