Hubungan Anabaptis dengan Yudaisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 3:
== Anabaptis berpindah agama ke Yudaisme==
Pada awal tahun 1600-an, pasangan [[Mennonite]] bernama [[Hans Joostenszn]] (Abraham Abrahamsz) dan [[Sanne Thijsdochter]] (Sara Abrahamsz) berpindah agama ke Yudaisme. Meninggalkan komunitas Mennonite Emmerik di [[Republik Belanda]] (sekarang [[Jerman]]), mereka melakukan perjalanan ke seluruh [[Polandia]], [[Lituania]], dan [[Kekaisaran Ottoman]]. Belajar lebih banyak tentang Yudaisme di [[Gdańsk]], mereka berpindah agama ke Yudaisme di [[Konstantinopel]]. Mereka memilih Yudaisme rabi daripada Krayers (Karaites). Sementara orang Inggris yang membawanya ke Yudaisme tidak mengharuskannya menjalani sunat, Abraham memilih untuk menerima sunat di Konstantinopel Ottoman. Sekembalinya mereka ke Belanda , pasangan tersebut ditangkap dan diinterogasi oleh otoritas Kristen Belanda. Pasangan Yahudi tersebut berusaha membantah tuduhan murtad dengan menggarisbawahi bahwa keduanya belum pernah dibaptis dan bahwa kejahatan sunat yang dilakukan Abraham Abrahamsz terjadi di luar yurisdiksi hukum Belanda. Pasangan tersebut mengaku telah memiliki identitas Yahudi sejak remaja dan menganggap diri mereka sebagai orang Yahudi yang melarikan diri dari komunitas Mennonite dan bukannya murtad. Terinspirasi oleh teladan keluarga Abrahamsz, seorang Protestan Reformed bernama Jan Pieterszn juga berpindah agama ke Yudaisme. Pieterszn tidak berusaha mengalihkan tuduhan murtad selama persidangannya, dengan menyatakan bahwa itu adalah haknya untuk memilih agamanya. Bahkan setahun setelah persidangannya, dia tetap teguh dalam komitmennya terhadap Yudaisme dan bersedia mengorbankan nyawanya demi membela keyakinan agamanya dan membandingkan para penganiayanya dengan Inkuisitor [[Spanyol
== Referensi ==
|