Kekaisaran Romawi Suci: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan |
Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
Baris 308:
===== Pemberlakuan hukum Romawi =====
[[File:Maximilian I watching an execution during Philip and Joanna betrothal.jpg|thumb|upright=1.15|right|Maximilian I lebih tertarik menonton pelaksanaan hukuman mati ketimbang menyaksikan upacara pertunangan putranya, [[Philipp I dari Kastilia|Pangeran Filips Rupawan]], dengan [[Juana dari Kastilia|Putri Juana Gila]]. Di sudut kanan atas tampak [[Kain dan Habel
Pada sidang Permusyawaratan Negara tahun 1495 di Worms, pemberlakuan hukum Romawi dipercepat dan diundangkan. Hukum Romawi dijadikan ketentuan yang bersifat mengikat di pengadilan-pengadilan Jerman, kecuali jika bertentangan dengan anggaran dasar praja.<ref>{{Cite book |last=Burdick |first=William Livesey |url=https://books.google.com/books?id=IRkMm73NCEUC&pg=PA19 |title=The Principles of Roman Law and Their Relation to Modern Law |date=2004 |publisher=The Lawbook Exchange, Ltd. |isbn=978-1-5847-7253-8 |pages=19, 20 |language=en |access-date=19 November 2021}}</ref> Pada praktiknya, hukum Romawi menjadi hukum asasi di seluruh negeri Jerman, menggeser banyak sekali hukum asli Jermani, meskipun hukum Jermani masih dipakai di pengadilan-pengadilan tingkat bawah.<ref>{{Cite book |last=Lee |first=Daniel |url=https://books.google.com/books?id=3jfcCwAAQBAJ&pg=PA243 |title=Popular Sovereignty in Early Modern Constitutional Thought |date=19 February 2016 |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-1910-6244-5 |page=243 |language=en |access-date=20 November 2021}}</ref><ref>{{Cite book |last=Thornhill |first=Chris |url=https://books.google.com/books?id=3JuU_MfVTbAC&pg=PA12 |title=German Political Philosophy: The Metaphysics of Law |date=24 January 2007 |publisher=Routledge |isbn=978-1-1343-8280-4 |page=12 |language=en |access-date=20 November 2021}}</ref><ref>{{Cite book |last=Haivry |first=Ofir |url=https://books.google.com/books?id=KNvFDgAAQBAJ&pg=PA118 |title=John Selden and the Western Political Tradition |date=29 June 2017 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-1-1070-1134-2 |page=118 |language=en |access-date=20 November 2021}}</ref><ref>{{Cite book |last=Mousourakis |first=George |url=https://books.google.com/books?id=n6tBDgAAQBAJ&pg=PT435 |title=The Historical and Institutional Context of Roman Law |date=2 March 2017 |publisher=Routledge |isbn=978-1-3518-8840-0 |page=435 |language=en |access-date=20 November 2021}}</ref> Selain demi mewujudkan niat untuk mencapai kesatuan hukum dan berbagai faktor lain, pemberlakuan hukum Romawi juga dilakukan demi menonjolkan kesinambungan Kekaisaran Romawi Suci dengan kemaharajaan bangsa Romawi tempo dulu.<ref>{{Cite book |last=Zoller |first=Élisabeth |url=https://books.google.com/books?id=m1zfs2VcJs0C&pg=PA64 |title=Introduction to Public Law: A Comparative Study |date=2008 |publisher=BRILL |isbn=978-9-0041-6147-4 |page=64 |language=en |access-date=20 November 2021}}</ref> Guna mewujudnyatakan keputusannya untuk merombak dan menyatukan tatanan hukum, Kaisar Maximilian kerap langsung turun tangan menuntaskan perkara-perkara hukum di tingkat praja, dengan melangkahi piagam-piagam maupun adat-istiadat praja. Sikap semacam itu tidak jarang menuai sindiran maupun kecaman dari dewan-dewan pemerintahan praja yang hendak menjaga kelanggengan undang-undang asli praja.{{Sfn|Hodnet|2018|pp=79–81}}
===== Budaya politik kebangsaan =====
|