Mooryati Soedibyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = [[Doktor|Dr.]] [[Hajjah|Hj.]] B.R.A.
| honorific-suffix = [[Sarjana|S.S.]], [[Magister|M.Hum.]]
| name = {{PAGENAME}}
| image = Mooryati-Soedibyo 2007.jpg
Baris 21:
| party =
| spouse = {{marriage|Soedibyo Purbo Hadiningrat|1956|1998}}
| nationality =
| relatives = [[Pakubuwana X]] (kakek)
| children = 5, termasuk ([[Putri Kuswisnu Wardani]])
| residence = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| father = [[Ariya Purnama Hadiningrat|K.R.M.T.A. Poernomo Hadiningrat]]
Baris 33:
| occupation = {{hlist|[[Politikus]]|[[Kecantikan|Pakar kecantikan]]|[[Pengusaha]]}}
}}
[[Doktor|Dr.]] [[HajjahHaji (gelar)|Hj.]] [[Gelar kebangsawanan Jawa#Gelar Keturunan Raja untuk Perempuan di Kerajaan Surakarta Berdasarkan Peraturan Sunan Amangkurat II|B.R.A.]] '''Mooryati Soedibyo''', [[Sarjana|S.S.]], [[Magister|M.Hum.]] ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Surakarta]]|5|1|1928||24|4|2024}})<ref>{{Cite news|date=24 April 2024|title=Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Wafat di Usia 96 Tahun|url=https://www.inews.id/finance/bisnis/profil-mooryati-soedibyo-pendiri-mustika-ratu-yang-wafat-di-usia-96-tahun|work=iNews}}</ref><ref name="jamupolitik">{{cite news
|last =Sartono
|first =Frans
Baris 84:
Cucu [[Pakubuwana X|Sri Susuhunan Pakoe Boewono X]] [[Keraton Surakarta]] ini terkenal dengan segala hal yang berkaitan dengan kecantikan, [[jamu]] tradisional, dan lingkungan [[keraton]]. Sejak usia 3 tahun ia tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan [[Jawa]]. Di keraton itu, ia mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya.
 
Tahun [[1973]], hobi minum jamu Soedibyo yang dilakukan sejak masih belia, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha. Ramuan jamu resep Keraton Surakarta yang semula diberikan kepada teman-temannya, akhirnya berubah menjadi bisnis. Produknya mulai diekspor ke kurang lebih 20 negara, diantaranya [[Rusia]], [[Belanda]], [[Jepang]], [[Afrika Selatan]], [[Timur Tengah]], [[Malaysia]] dan [[Brunei]].<ref name="kabarindonesia" /> Produknya juga berkembang menjadi 800 buah produk, mulai dari balita, umum, super, dan premium.<ref name="empujamu" /> Diawali dengan produk untuk orang tua sampai dengan remaja puterinya.
 
Tahun [[1992]] ia meluncurkan ajang [[Puteri Indonesia]], yang dikembangkannya setelah menyaksikan acara [[Miss Universe]] di [[Bangkok]] pada bulan Mei 1992. Soedibyo yang sering berkunjung ke luar negeri untuk mengadakan seminar, pameran mau pun sendiri mulai ingin membuat ajang Puteri Indonesia. Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia internasional. Hal ini sebelumnya telah dipelopori oleh Andi Nurhayati yang semenjak tahun 70-an hingga 80-an awal menjadi pemegang franchise pengiriman Miss-miss-an kelas internasional, begitu pula nama majalah Femina yang sudah bertahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan pemilihan Putri Remaja Indonesia, yang menghasilkan gadis-gadis paling enerjik, cerdas dan modern se Indonesia. Kini Soedibyo, berupaya menggabungkan kesemua itu dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia (PPI/PI).
 
Lalu ia mengeluarkan ide tersebut ke [[Badan Pengembangan Ekspor Nasional]], dan disetujui. Soedibyo akhirnya membentuk Yayasan Puteri Indonesia dan menjadi Ketua Umum. Tapi ajang Pemilihan Puteri Indonesia tak sepenuhnya disetujui masyarakat. Bahkan menjadi polemik sampai sekarang. Soedibyo sendiri telah berhasil mengadakan ajang Pemilihan Puteri Indonesia sampai yang ke-enam kalinya. Dan pernah vakum selama 3 tahun (1997,1998,1999) dan pada tahun 2021 karena kondisi dan situasi negara yang tidak memungkinkan; yaitu krisis moneter dan COVID-19.