Antipaus Benediktus XIII: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
FelixJL111 (bicara | kontrib) k FelixJL111 memindahkan halaman Anti-Paus Benediktus XIII ke Antipaus Benediktus XIII |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 8:
== Pemilihan sebagai Paus Avignon ==
Pada tahun 1377 Pedro de Luna dan para kardinal lainnya kembali ke Roma dengan [[Paus Gregorius XI]], yang telah diyakinkan oleh [[Katarina dari Siena]] untuk meninggalkan kedudukan tahta kepausannya di Avignon. Setelah wafatnya [[Paus Gregorius XI]] pada tanggal 27 Maret 1378 rakyat Roma takut kalau para kardinal akan memilih seorang paus dari [[Prancis]] dan mengembalikan tahta kepausan ke Avignon. Akibatnya, mereka menimbulkan huru-hara dan menyekap para kardinal, memaksa mereka untuk memilih paus dari Italia. Konklaf, sesuai dengan aturan yang berlaku dan bukan atas paksaan langsung tersebut, memilih Bartholomeo Prignani, Uskup Agung Bari, sebagai [[Paus Urbanus VI]] pada tanggal 9 April 1377, tetapi sayangnya Sri Paus yang baru terbukti sangat keras kepala dalam perihal sikap permusuhannya terhadap para kardinal. Beberapa kardinal kemudian melakukan pertemuan lagi di Fondi di bulan September 1378, dan menyatakan bahwa pemilihan paus sebelumnya tidak sah dan memilih Robert dari Geneva sebagai paus baru mereka, menandai dimulainya [[Skisma Barat]]. Robert menerima keputusan itu dan menjadi Klemens VII, serta pindah kembali ke [[Avignon]].
De Luna, seorang pendukung Klemens VII sepanjang kepemimpinannya, terpilih secara bulat dalam sebiah konklaf yang dihadiri dua puluh empat kardinal di Avignon pada tanggal 28 September 1394, setelah wafatnya Klemens VII pada tanggal 16 September 1394. Konklaf ini terdiri atas sebelas kardinal Prancis, delapan kardinal Italia, empat kardinal Spanyol dan satu kardinal Savoy. Setelah wafatnya [[Paus Urbanus VI]] pada tahun 1389 Asosiasi Kardinal di Roma memilih [[Paus Bonifasius IX]]. Pemilihan Benediktus XIII ini meneruskan hidupnya Skisma Barat. Di awal masa kepemimpinannya, de Luna diterima sebagai Sri Paus oleh kerajaan-kerajaan Prancis, Skotlandia, Sisilia, Castile, Aragon, Navarre dan Portugal. Pada tahun 1396 Benediktus XIII mengirim Sanchez Muñoz, salah satu anggota Kuria Avignon yang paling setia, sebagai duta ke Uskup Valencia untuk meningkatkan dukungan atas [[Kepausan Avignon]] di Spanyol.
Baris 15:
Namun, pada tahun 1398 Prancis menarik kembali persekutuan mereka dengan [[Kepausan Avignon]]. Benediktus XIII lantas ditinggalkan oleh tujuh belas kardinalnya, hanya tersisa lima kardinal yang masih setia kepadanya. Sebuah pasukan dibawah pimpinan Geoffrey Boucicaut, saudara seorang panglima yang banyak pengalaman sukses dalam pertempuran, menduduki Avignon dan memulai pengepungan istana kepausan pada tahun 1398, yang berakhir ketika Benediktus XIII berhasil melarikan diri dari Avignon pada tanggal 12 Maret 1403 dan mencari perlindungan di daerah yang dikuasai oleh Louis II dari Anjou. Pada tahap ini, kekuasaan Benediktus XIII sudah tidak lagi dikenal di Prancis, Portugal dan Navarre, tetapi ia masih dianggap sebagai Sri Paus di Skotlandia, Sisilia, Aragon dan Castile.
Setelah Sri Paus Roma [[Paus Innosensius VII]] wafat pada tahun 1406, Sri Paus yang baru, [[Paus Gregorius XII]], memulai negosiasi dengan Benediktus XIII, menawarkan pilihan agar mereka berdua mengundurkan diri sehingga Sri Paus yang baru bisa terpilih untuk menyatukan kembali Gereja Katolik. Ketika pembicaraan ini berakhir di jalan buntu pada tahun 1408, Raja Prancis [[Charles VI]] menyatakan bahwa Prancis netral dalam urusan kepausan. Charles VI membantu mengadakan [[Konsili Pisa]] tahun 1409. Konsili ini semestinya mengatur cara bagi [[Paus Gregorius XII]] dan Benediktus XIII untuk mengundurkan diri bersama sehingga seorang paus baru yang diterima seluruh dunia bisa terpilih. Namun, semenjak Benediktus XIII dan [[Paus Gregorius XII]] menolak untuk turun tahta, satu-satunya hasil dalam konsili ini adalah kehadiran kandidat ketiga bagi [[Takhta Suci|Tahta Suci]]: Peter Philargi yang kemudian menjadi Aleksander V.
Sebagai bagian untuk meningkatkan dukungan atas tahta kepausannya yang semakin menurun, Benediktus XIII memulai [[Perseteruan Tortosa]] pada tahun 1413 yang berlangsung selama setahunan, yang menjadi perseteruan Kristen-Yahudi yang paling menonjol pada [[Abad Pertengahan]].
|